Jalan-jalan di Kota Singapura

Setelah dari USS, kami memang berniat akan city sightseeing menggunakan bus hop and off.

Wisata Budaya di Singapura

Masih di Singapura dan berencana melihat budaya yang ada di negeri singa ini.

Hari Terakhir di Singapura

Hari terakhir di Singapura kami sangat santai dan tidak ada target.

Cerita Pemula ke Singapura

Bulan Agustus lalu saya dan suami jalan-jalan ke Singapura dan Malaysia. Kami berdua bukanlah traveller sejati. Hehe kami jalan-jalan tetap mencari budget rendah dan browsing sana-sini. Tapi, kami jalan-jalan santai jadi mungkin ada beberapa tempat yang tidak kami kunjungi.

Jalan-jalan Hemat ke TMII

Taman Mini Indonesia Indah merupakan miniatur dari Indonesia.

TMII adalah  tempat wisata yang sangat komplit karena ada berbagai wahana permainan dan edukasi di sana. TMII terdiri dari rumah adat yang ada di Indonesia dan wahana yang seru terutama untuk anak-anak. Di TMII pula kita bisa mengenalkan budaya yang ada di Indonesia kepada anak-anak.

Di dalam TMII ada beberapa wahana yang gratis, murah dan mahal. Untuk rumah-rumah adat yang ada di sana semua gratis. Sedangkan beberapa wahana seperti istana anak, museum transportasi, museum filateli, snow bay, dll harus bayar. Harga tiketnya bervariasi dari dua ribu sampai ratusan ribu. Jika kita pergi secara rombongan dan tidak diatur mau masuk ke wahana mana saja, bisa-bisa tekor. Belum lagi kalau membeli makanan dan minuman yang harganya lebih mahal dibandingkan harga di luar TMII.

Salah Satu Rumah Adat di TMII

Nah, berdasarkan pengalaman saya, sebaiknya kalau mau ke TMII direncanakan dulu mau masuk ke wahana apa saja. Sebagai perkiraan, harga tiket masuk mobil Rp.10.000,-. Setiap orang di atas 3 tahun dikenakan biaya masuk Rp.10.000,-. Nah, kalikan saja berapa orangnya dan tiket masuk mobilnya, sudah banyak kan?

Sewaktu ke sana awal Desember lalu, rombongan terdiri dari 5 orang dewasa dan 1 anak usia 3th, kami membawa mobil. Berarti tiket masuknya saja sudah Rp.60.000,- ( 5 orang + tiket mobil). Kalau musim liburan, biasanya harga tiket masuk ke TMII akan naik dari harga semula. Harga tiket di beberapa wahana saat hari kerja dan weekend atau liburan juga berbeda. Biasanya tiket di hari libur atau weekend lebih mahal.

Nah, biar tidak tekor-tekor amat, berikut tips untuk jalan-jalan hemat di TMII :

1. Tentukan dulu teman-teman mau ke wahana apa saja.

Cek di internet berapa tiket masuk ke TMII, hitung jumlah orangnya dan kendaraan yang dibawa. Jangan lupa hitung perkiraan tiket masuk ke berbagai wahana yang akan dikunjungi. Hitung kembali besaran biaya yang akan dikeluarkan. Informasi tiket masuk ke TMII bisa klik di sini.

2. Sebaiknya membawa kendaraan pribadi baik sepeda motor maupun mobil.

TMII itu luas banget, makanya dengan membawa kendaraan sendiri teman-teman bisa berkeliling di semua wahana dengan puas dan bisa berhenti kapan saja dan dimana saja sesuka kita. Kalau naik transportasi yang ada di TMII pasti bayar dan terkadang antri, apalagi kalau sedang musim liburan.

3.  Membawa bekal dari rumah.

Yup, cara ini terbukti ampuh mengurangi biaya pengeluaran. Dengan membawa bekal sendiri teman-teman bisa menyantap bekal tersebut di mobil atau di parkiran atau di pinggir danau sambil menggelar tikar. Asyik kan? Coba bayangkan kalau berombongan jajan, berapa uang yang harus dikeluarkan untuk makan siang dan jajan anak-anak? Kalau bisa irit, kenapa harus boros?

4. Masuk ke wahana yang murah.

Teman-teman bisa masuk ke wahana yang murah seperti museum transportasi. Biasanya anak-anak senang bermain di museum transportasi. Mereka bisa melihat dan naik berbagai transportasi yang ada di situ. Bisa juga teman-teman mengenalkan budaya Indonesia dengan mengunjungi rumah adat yang di sana. Kalau masuk ke rumah adat atau anjungan, semua gratis.

5. Manfaatkan toilet gratis.

Kalau jalan-jalan dan harus bayar ke toilet kan lumayan juga tuh biayanya apalagi jika termasuk orang beser seperti saya. Teman-teman bisa kok memanfaatkan toilet gratis yang ada di anjungan atau rumah adat. Selain itu, di beberapa museum toiletnya juga gratis. 

6. Naik kereta gantung.

Jika teman-teman ingin melihat keseluruhan TMII tanpa capek, bisa saja naik kereta gantung. Dari situ kita bisa melihat TMII semuanya. Harga tiketnya waktu itu Rp.30.000,- per kepala. Anak kecil pun harus membayar tiket penuh.



Selamat berlibur di TMII ya!

Berburu Bacaan Bekas

Kebiasaan membaca buku bermula dari bapak yang suka membaca koran di rumah. Setiap pulang dari kantor bapak selalu membawa koran. Setiap hari bapak berlangganan koran di kantor. Untuk koran hari Sabtu biasanya beli di loper koran langganan dikarenakan bapak libur, sedangkan hari Minggu tidak ada koran di rumah. 

Alkesa, Buah Rasa Ubi

Dulu, sekitar dua tahun lalu, saya pernah mencicipi buah yang sudah langka, yakni buah kecapi. Setahu saya, kecapi itu alat musik yang pernah menjadi judul sebuah film di TVRI. Film misteri ketika saya masih kecil berjudul Misteri Kecapi, bercerita tentang misteri alat musik petik tersebut. Tapi setelah berpuluh tahun kemudian saya mendapati bahwa kecapi juga merupakan nama buah. Beruntungnya saya saat itu. 

Tips Naik Kopaja 63 Biar Dapat Duduk

Kopaja itu bus kota warna hijau yang bersliweran di Jakarta. Angkutan ini sangat murah makanya fansnya banyak banget meski bentuk dan mesinnya sudah nggak layak. Kalau di Depok, adanya kopaja 63, satu-satunya kopaja yang menghubungkan Depok ke Jakarta, tepatnya Blok M. 

Dibuang Sayang

Belajar itu bisa dari siapa saja, termasuk dari asisten. Jangan remehkan mereka, dari seorang asisten saya banyak belajar menghargai. Menghargai manusia, menghargai waktu, dan menghargai uang. Sebelumnya saya nggak terlalu aware tentang ini terutama soal waktu dan uang. Tapi setelah saya menjadi IRT, luar biasa sekali dampaknya.

Asisten saya itu orangnya nrima, kalau dikasih apa pun mau. Tapi saya kalau ngasih juga lihat-lihat, masih layak nggak barang tersebut dikasih ke orang? Hal-hal kecil sangat dihargai oleh asisten. Misalnya saja sayur dan lauk sisa, meski masih enak, tapi saya urung memberikan ke asisten karena jumlahnya sedikit. Ee..nggak tahunya, dia sendiri yang bilang mau makan sayur/lauk tersebut. Sayang-sayang, katanya.

Saya langsung deg melihat itu. Dia cerita kalau masakan yang ada di rumahnya jarang dibuang karena dia merasa sayang kalau mengingat mencari uang itu susah. Dulu sewaktu masih kecil, dia cerita kalau untuk makan nasi itu jarang banget, seringnya makan singkong. Dan, sejak kecil dia juga sudah mencari uang. Pendidikanannya hanya sampai tingkat dasar. Makanya kalau ada nasi sisa di rumah, biasanya dibawa pulang olehnya, dijadikan pakan ayam.

Saya kan kadang sering bikin susu atau oat yang mana airnya direbus dulu, maklum nggak ada termos di rumah. Setiap ada sisa air di panci, pasti asisten tanya kalau itu air matang atau mentah. Jika saya menjawab air matang, maka air sisa di panci akan dituang olehnya ke dalam gelas lalu diminum. Sayang-sayang mba, air sama gasnya. Gitu kata asisten saya sambil minum. 

Duwenk! Jujur ya, saya nggak menyangka hal sekecil itu akan diperhatikannya. Karena selama ini saya orangnya suka membuang-buang saja, apalagi tinggal sedikit. Nggak kepikiran sama sekali soal sayang gas, sayang uang, sayang air. 

'Hello, aku kan kerja, jadi gak masalah hal-hal kayak gitu.' Keegoisan saya saat itu muncul. Iya, saya menganggap remeh hal-hal kecil tadi. Iya, saya kurang aware soal hal-hal kecil. Karena saat itu saya menganggap saya punya uang. Tapi sekarang berubah. Sejak menjadi IRT otomatis waktu ngobrol saya dengan asisten menjadi lebih banyak dan saya tahu tingkah lakunya selama ini. Meski masih ada kekurangan tapi sifatnya yang sangat menghargai hal-hal kecil membuat saya tersadar. Ternyata untuk mendapatkan hal-hal kecil tersebut itu nggak mudah, karena harus bekerja berangkat pagi dan pulang malam. Hal-hal kecil tersebut hanya sisa dari pengorbanan yang tidak kecil.

Mencongak: Sarapan Pagi di SD

Lagi pengen bernostalgia di zaman SD dulu.

Kebiasaan dari SD

Dulu di SD semua hal yang berkaitan dengan tugas sekolah ditulis di sebuah buku namanya 'buku tugas'.

I Love Monday

Heiy, Desember!

Hari Senin, awal bulan lagi. Biasanya kalau hari Senin identik dengan hari yang dibenci ya. Maklum awal pekan mungkin masih terbawa hawa liburan weekend. Etapi kenapa nggak dibalik aja sih pikiran ini, Senin itu hari yang menyenangkan. Kalau awalnya sudah happy semoga saja seterusnya juga bikin happy. Lha kalau awalnya sudah bete, bisa-bisa mempengaruhi mood seminggu itu loh.

Ngomong sih gampang ya tapi ngelakuinnya susah. Eemm, saya pernah merasakan hal itu, kawan. Berangkat sudah diusahakan pagi apalah daya macet dan berjubel di kopaja sepanjang jalan pernah saya rasakan.  Apalagi berdiri dari Depok sampai Dharmawangsa selama dua jam pernah saya alami. Nyampai kantor, keringat banyak dan capek pula. Tuh kan, ngomong gampang. Tapi saya itu tipe orang yang menikmati setiap kejadian. Apapun itu. 

Banyak yang bilang ke saya 'kalau makan kok dinikmati banget, sih mba.' Padahal saya makan biasa saja. Sebelum makan saya biasakan bersyukur karena masih bisa makan, apalagi kalau gratisan. Saya selalu memikirkan masih ada orang yang belum seberuntung kita. Ada juga yang bilang, kalau saya membersihkan kaca *tugas sewaktu gadis resik-resik rumah* itu dielus-elus. Padahal saya  melakukan biasa saja loh. Tapi dalam kegiatan itu saya mencoba berbicara dengan kaca tersebut. Belum lagi aktivitas pribadi yang lain. Emm, antara lelet dan menikmati beda tipis ya *hehe*.

Hari Senin ini saya kangen sama warna-warni sayuran. Kalau belanja di abang sayur dekat rumah, saya lebih suka belanja pagi, sehabis subuh. Jam segitu masih belum banyak ibu-ibu yang belanja. Jujur, saya nggak suka dengan ibu-ibu yang belanja sambil ngrumpi. Saya lebih suka yang sepi. Saya bebas memilih sayuran yang masih komplit dan segar. Warna-warnanya itu loh bikin happy banget. Saya suka melihat isi gerobak sekedar untuk melihat warna tomat yang merah dan oranye. Atau di sudut kanan ada si terung ungu dan pare. Ada juga suara gemericik ikan emas yang digantung dekat tahu. Ah, saya suka dengan pemandangan itu. Apalagi si abang dan istrinya orangnya baik banget. 

Saya sangat menikmati belanja pagi ini. Tak disangka di akhir belanja, saya baru tahu ada sayur lalap kesukaan yakni daun pohpohan. Daun itu enak banget dilalap dan baunya wangi. Untung saja ada salah satu ibu di situ yang bertanya pohpohan, saya langsung ngeh kalau lalapan tersebut masih di dalam plastik. Tanpa pikir panjang, saya ambil pohpohan yang masih digantung dekat lele. Nggak didekatkan sama sayuran lain. 

Nikmat Pagi Ini
Di pojokan dekat kangkung ada singkong yang dibungkus plastik. Sebelum membeli, saya tanya empuk apa enggak singkongnya. Kata yang jual sih empuk. Saya ambil singkong tersebut dan percaya sedikit dengan omongan penjual. Ketika saya memasak singkong yang hanya direbus dengan gula aren, pandan, dan garam asisten saya bilang kalau singkong di abang tersebut kadang keras atau pahit. Alhamdulillah, yang saya beli enggak loh. Empuk banget. Asisten saya malah nyesel nggak beli singkong. Untuk tombo kecele, saya kasih sedikit itu singkongnya.

Nikmat Kecil
Mungkin ini lebay tapi saya memaknainya lain. Berkali-kali saya mendapatkan berkah-berkah kecil padahal hari masih pagi. Seneng banget rasanya bisa dapet apa yang kita pengenin selama ini meski itu hal yang remeh temeh. Selesai masak saya tersenyum sendiri mengingat hal-hal ini. Dan, ternyata masih ada lagi nikmat yang lain. 

Seperti biasa, ibu menelpon sekedar tanya kabar dan ngobrol ngalor ngidul. Tak disangka ibu dan keluarga saya in sya Alloh akan ke rumah besok Sabtu padahal di minggu kemarin katanya pertengahan Desember. Cepat sekali ya mereka memutuskan mau datang ke rumah atau nikmat Tuhan yang datang ke saya dipercepat ya. Hehehe saya nggak tahu. Bener-bener nggak tahu. Semoga saja mereka dilancarkan semuanya ya menuju ke rumah saya. Aamiin.

Mencoba berpikir positif dan selalu menikmati setiap proses kejadian yang kita hadapi enak juga. Saya merasa sangat happy menjalani hari ini. Dan saya akan selalu bersyukur. Semoga saja ini awal yang bagus di bulan Desember dan akan ada kejutan-kejutan lain di penghujung tahun. Aamiin. I love Monday.








Kangen Pak Bei

Setiap hari bapak berlangganan korannya orang Jawa Tengah di kantor. Jadi setiap pulang kantor bapak selalu membawa koran. Untuk koran weekend, yakni hari Sabtu dan Minggu nggak didapat dari kantor. Seringnya bapak membeli di loper koran langganan dekat Kantor Pos Semarang. Bapak hanya membeli koran hari Sabtu sedang hari Minggu selalu tak ada koran di rumah. Padahal di hari tersebut ada rubrik yang kutunggu. Rubrik yang membuatku tersenyum sendiri dan mengiyakan cerita di dalamnya.

Rubrik tersebut bernama Pak Bei, merupakan tokoh komik kartun karangan Masdi Soenardi. Tokoh ini sangat terkenal di kalangan orang Jawa Tengah kala itu. Pak Bei tokoh yang sok tahu, nggak mau rugi, berpeci hitam, dan sering bernasib buntung. Kasihan sekali. Sedangkan tokoh 'Bu Bei' diceritakan sebagai istri yang polos. Cerita kehidupan Pak Bei sangat lucu. Mengupas topik-topik yang hangat dengan gaya humor khas. Topik kenaikan BBM, harga sayur mayur, pemilihan capres, atau tentang kehidupan bertetangga semua dikemas dengan apik. Setiap yang membaca kisahnya pasti akan ketagihan cerita selanjutnya, menanti seminggu lagi. Ada pesan moral yang disampaikan lewat cerita Pak Bei. Sungguh, Pak Bei bagai candu. Dan, aku terkena candu tersebut.



Sekarang aku nggak tahu apakah komik Pak Bei masih muncul di harian tersebut atau nggak. Mengingat saat ini aku menetap di kota lain. Yang kutahu ternyata pencipta tokoh kartun tersebut sudah meninggal dunia. Sewaktu tanya mbah google, aku baru tahu kalau komik Pak Bei pernah dibukukan. Sayang, aku belum memiliki komik tersebut.  Ah, Pak Bei.. Pak Bei..aku padamuuuu... 



*sumber gambar diambil dari sini 

Bersyukur

Alhamdulillah, saya hari ini dapat membuat beberapa postingan. Hal ini nggak saya sangka sebelumnya karena mengawali agak telat. Bangun untuk bertemu Tuhan agak kesiangan. Tapi saya masih bisa bersyukur merasakan nikmat-Nya yang luar biasa, nikmat yang tak hentinya diberikan kepada saya. Awalnya saya merasakan bahwa hari ini akan mendung. Tiupan angin yang kencang membuat pohon-pohon di sekitar rumah memberikan suara yang indah. Angin semilir dari pagi sampai detik ini mengetik pun masih saya rasakan. Hari ini cerah dan hawanya adem banget. Masakan lezat yang dari kemarin saya masak masih bisa disantap. Ah, terlalu banyak nikmat-Nya jika harus dijembrengkan di sini.

Bersyukurnya lagi, dengan membuka grup yang saya ikuti ternyata ada beberapa lomba. Meski mepet deadline, alhamdulillah saya masih bisa mendaftar menjadi peserta. Sebenarnya saya ikut lomba itu karena ingin menambah postingan. Yang semula nggak ada ide malah lancar sekali menuliskan kata per katanya. Sesuatu yang kalau dipaksa maka akan bisa. Apa iya, otak saya harus dipaksa terus seperti ini? *hehe*. Saya hanya mengambil sisi positifnya saja. Jika layak mendapat hadiah maka akan saya syukuri tapi jika nggak dapat pun tetap saya syukuri karena dengan adanya lomba-lomba tersebut saya bisa menambah postingan. Maklum, bulan ini saya banyak absen ngeblog. Apalagi kalau bukan si malas sedang menemaniku sepanjang hari itu. Ah, jangan salahkan si malas. Coba berkaca pada diri sendiri saja dan memaknai hari ini dengan bijak atas semua kejadian membuat lebih bahagia. 




-Selamat Hari Minggu, Kawan-


Serba-serbi Online Shop

Saat ini bisnis online sudah nggak asing lagi di masyarakat apalagi online shopping.

Sambal Tumpang: Olahan Mantap dari Tempe Busuk

Saya suka banget sama sambal tumpang. Masakan ini terbuat dari tempe busuk. Iya, tempe busuk. Ih, enak banget loh tempe ini diolah. Baunya khas, nggak bau busuk.

Bikin Daftar Syukur

Ini ceritanya saya dapat pas ketemu salah satu besties.

TTM : Temanku Tukang Mbatik

Saya selalu terkesima dengan kelebihan seseorang. Bukannya membandingkan dengan diri sendiri atau malah bikin iri. Enggak, enggak sama sekali. Tapi lebih pada kagum dan mensyukuri karunia-Nya karena ada beraneka ragam insan yang mewarnai kehidupan. Ceilah, bahasanya :)

Jelajah Komplek di Depok

Baiklah, saya lanjutkan cerita sebelumnya ya. Jadi, ceritanya waktu puasa kemarin kami keliling komplek yang ada di Depok. Antara niat nggak niat sih mencari rumah.

Pertimbangan Mencari Rumah

Ceritanya itu saya dan suami ingin merasakan tinggal di komplek secara saat ini kami tinggal di kampung. Memang sih, sewaktu mencari rumah dulu, saya ingin rumah yang lapang dengan taman depan dan belakang. Alhamdulillah sudah dipenuhi sama suami saya. Eeee yang namanya manusia kan kadang pengen mencoba hal-hal yang baru kan ya.

Tahap Pelunasan KPR dan Mengurus Roya

Teman-teman masih punya KPR? Hehehe gemes sama bunga atau marginnya gak? Sepertinya itu dialami semua yang pinjam ke bank, ya. Karena gemes ini maka saya dan pak suami memutuskan untuk menutup KPR. Ini termasuk nekat sih, karena diluar rencana tahun ini. Meski awalnya ngos-ngosan, tapi endingnya enak, nggak mikir utang, hehehe. Kalau keuangannya berlebih sih nggak papa ya. Lha ini, cuma bisa untuk menutup utang dan selanjutnya menyederhanakan hidup selama sebulan. Tapi seruuu banget kalau hidup itu ada utang dan tantangannya. Betul?

Terasi Enak dan Gurih

Saya suka terasi. Iya, terasi yang bau itu. Eh, enak tauk. 

Nggak Usah Ragu dan Malu Membawa Bekal

Namanya juga emak-emak yang nggak ada kerjaan, jadi ya posting hal-hal yang geje. Maap ya kalau ada yang merasa aneh atau mungkin memasukkan saya dalam daftar orang lebay. Saya ikhlas kok, haahaha..

Belanja Bulanan Nggak Capek Antre

Sudah akhir bulan nih, biasanya para emak udah mulai menghitung pos-pos anggaran untuk belanja. Setiap belanja bulanan, utamanya di supermarket atau mall, pasti deh weekend akhir bulan atau awal bulan bakalan rame banget. Kalau sudah begini, biasanya males banget belanja, capek antrenya!

Dibalik Kesakralan Daun Kelor

Gara-gara postingan teman tentang mie daun kelor, saya jadi tertarik untuk mencari informasi tentang daun kelor. Setahu saya, daun kelor dianggap daun sakral karena banyak mitos yang berkembang di baliknya. Pohon kelor dianggap sakral oleh sebagian masyarakat karena dianggap dapat dijadikan tolak bala, daunnya digunakan untuk mengusir setan, memandikan jenazah, atau menghilangkan kekuatan magis yang ada pada seseorang.

Pohon kelor (Moringa Oleifera) dapat tumbuh hampir di seluruh wilayah Indonesia baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Pohon ini banyak dijumpai di pekarangan rumah atau kebun. Tumbuhan ini tingginya sekitar 5-7 m. Daunnya kecil-kecil berbentuk bulat telur dan bersusun majemuk. Bunganya dapat keluar sepanjang tahun dengan bau semerbak berwarna putih kekuningan. Buahnya berbentuk segitiga memanjang, disebut kelentang. Sejak tahun 1980, penelitian terhadap daun, bunga, kulit batang, buah sampai bijinya telah dilakukan.

Pohon Ajaib yang Kaya Manfaat

Di beberapa negara seperti Etiopia, Somalia, Sudan tanaman kelor sudah lama menjadi bagian dari kebiasaan masyarakat sehari-hari untuk dibuat sayur, bahan obat-obatan, atau diperdagangkan. Tanaman ini juga bisa digunakan sebagai penahan longsor, konservasi tanah, dan terasering.

Beberapa penelitian menyebutkan manfaat daun kelor ternyata banyaaak banget. Beberapa diantaranya sebagai berikut :





  • Hepatoprotektor atau pelindung hati. Daun kelor mengandung zat antioksidan yang sangat tinggi dan sangat bagus untuk penyakit yang berhubungan dengan pencernaan
  • Anti inflamasi
  • Meningkatkan daya tahan dan metabolisme tubuh
  • Menurunkan kolesterol
  • Menjaga kadar gula dalam darah
  • Mengurangi kerutan dan mempercantik kulit
  • Menyegarkan mata dan otak
  • Dll


  • WHO menyebut pohon kelor sebagai pohon ajaib karena beberapa studi menyebutkan bahwa pohon ini sangat berjasa sebagai penambah kesehatan berharga murah selama 40 tahun di negara-negara termiskin di dunia. Daun kelor sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Bahkan bayi dan anak-anak sangat dianjurkan mengonsumsi daun kelor karena perbandingan gram pada daun kelor yaitu :




  •  7 x vit C pada jeruk
  • 4 x kalsium pada susu
  • 4x vit A pada wortel
  • 2 x protein pada susu
  • 3 x potasium pada pisang


  • Dengan banyaknya kandungan gizi dan manfaat pada tanaman kelor, maka tak heran saat ini tanaman tersebut dimanfaatkan untuk olahan pangan untuk kapsul, sereal balita, mie, dan teh.

    Nah, setelah tahu manfaatnya ternyata pohon kelor memang sakral ya sebab banyak banget manfaatnya. Kalau untuk konsumsi di rumah, jika ada daun kelor bisa juga lho dimasak sayur asem. Hahaha saya baru ingat kalau pas kecil pernah dimasakin sayur asem daun kelor kakak sepupu sewaktu liburan di rumah budhe. Rasanya seger, seperti sayur daun katuk.


    -Semoga Bermanfaat-

    Memanfaatkan Google Doodle untuk Bahan Tulisan

    Susah cari ide untuk menulis? Yah, sama dong *toooss*. Banyak yang bilang kalau menulis itu bisa dari mana saja, misalnya dari hal-hal kecil di sekitar kita sebenarnya bisa menjadi bahan tulisan menarik kalau kita mampu meraciknya. Tapi kenyataannya susah banget ya *hiks*. Saking banyaknya ide kadang malah nggak bisa keluar tulisan. Adanya nulis judul lalu nulis narasi lalu simpan sebagai draft lalu lama-lama dihapus *hahaha ini gue banget*. Banyak nggak sih yang mengalami seperti itu? 

    Etapi kalau kita jeli, sebenarnya kita bisa memanfaatkan google doodle lhoh. Apaan tu? *mata merem satu*. Jadi, google doodle itu logo google yang dimodifikasi dan ditampilkan kalau ada peringatan atau event tertentu di negara yang support google. Ada tim khusus untuk menggambar logo ini. 

    Kalau kita buka google.com biasanya ada gambar-gambarnya kan? Nah, itu dia namanya google doodle. Biasanya sih yang menjadi google doodle tokoh dunia yang karyanya sangat dikagumi. Seperti saat ini google doodle memperingati ultahnya Hannah Arendt. Kadang gambar mainan atau event-event penting dunia bisa menjadi logo di google doodle. 

    Dari google doodle tersebut kita bisa search tentang tema yang muncul pada hari itu. Dengan referensi sana-sini maka bisa dijadikan bahan tulisan di blog kita. Bahkan dengan membaca referensi tersebut dari yang semula nggak tahu sesuatu atau nggak kenal tokoh dunia, kita bisa tahu. Intinya selain bisa dijadikan bahan tulisan, dengan google doodle kita bisa menambah wawasan. 


    -Semoga bermanfaat-

    Susahnya Menyeberang di Margonda

    Margonda adalah jalan utama yang menghubungkan Depok-Jakarta. Di kanan-kiri jalan tersebut banyak banget tempat nongkrong, ruko, mall, apartemen, dan kampus, sehingga jalan ini menjadi pusat perekonomian utama. Dari pagi sampai malam Jalan Margonda tak pernah sepi.

    Hasil Inseminasiku

    Saya akan mengingat hari ini, tanggal 10 Oktober 2014. Saya tidak akan melupakan bulan Oktober, bulan yang aduhai buat saya dan pak suami. Bulan yang penuh berkah sekaligus cobaan bagi kami. Mungkin Tuhan sedang benar-benar menguji kami saat ini, setelah diberi kenikmatan lalu seakan diberi cobaan yang aduhai dan sukses membuat saya klepek-klepek .

    Setelah dua minggu yang lalu saya melakukan inseminasi dengan usaha waktu, materiil, dan mental, kami lalui hanya berdua karena keluarga besar berada di luar kota dan tinggal besok penantian hasil testpack yang membuat dag dig dug..Ya, besok itu Sabtu, tanggal 11 Oktober.

    Jujur selama melalui masa-masa penantian dua minggu tersebut, rasanya saya nggak karuan. Dari deg-degan, malas ngapa-ngapain, dan cenderung lebay. Saya hanya membaca dan menulis di blog, padahal tulisan juga amatir, standart banget. 

    Beberapa hari ini saya uring-uringan nggak jelas, pengen ini-itu, pengen belanja ini-itu, pengen makan ini-itu, pengen kesana-kemari. Tapi itu cuma keinginan, yang dituruti hanya makanan yang saya pengen. Badan rasanya maleeees banget mau ngapa-ngapin. Ternyata ini suatu pertanda.

    Dengan sedih, saya memberitahukan kalau hasil insem saya gagal karena saya baru saja menstruasi. Padahal besok, tanggal 11 Oktober, jadwal testpack yang dianjurkan perawat. Kalau belum haid, bisa jadi hasilnya positif, tergantung test packnya. Tapi apalah daya, saya mens tepat sehari sebelum waktu yang ditentukan. T.R.A.G.I.S

    Hanya menangis, menangis, dan menangis yang saya lakukan. Curhat ke pak suami dan sahabat terkasih dengan berurai air mata *lebay*. Lha kok pas buka komputer dan play lagu, kok ya pas lagu pertamanya itu lagu borongannya D'masiv, Ariel, Momo, Giring yang Esok kan Bahagia. Nujeb banget lagunya, paaaaasssss banget!! Mewek deh pas nulis ini di awal-awal.

    Tuhan, saya tak tau apa yang menjadi rencana-Mu. Yang saya yakini, Engkau Maha Baik, Maha Besar, dan Maha Pengampun. Apabila ada dosa-dosa yang menghalangi saya dalam mendapatkan anugrah ini, ampunilah dosa saya. Hanya kebesaran-Mu yang saya harapkan. Hanya pertolongan-Mu melalui mereka yang saya pinta. Terimakasih Tuhan, atas bulan Oktober ini. Bulan yang manis dan agak pahit buat saya dan suami. Bimbinglah saya dan suami untuk selalu dekat dengan-Mu sehingga dapat melihat semua ini lebih bijaksana. Aamiin


    So[k]sialita

    Kemarin sore sewaktu saya sedang gonta-ganti channel televisi, secara kebetulan ada Mas Moamar Emka menjadi bintang tamu di salah satu acara yang host-nya layaknya ndoro dengan dua orang asisten. Wah, topiknya pasti seru nih, pikir saya saat itu, mengingat Mas Emka salah satu penulis buku yang bisa dibilang kontroversial waktu itu. 

    Alas Kaki Serat Bambu

    Bambu tentunya tak asing bagi kita karena di Indonesia tanaman ini sangat melimpah. Dimana-mana bisa ditemukan bambu dari ujung barat sampai ujung timur. Tanaman yang tak mengenal musim ini banyak sekali manfaatnya, diantaranya bisa dibuat menjadi serat. Bambu-bambu pilihan diproses dengan teknologi tinggi dengan mengambil serat dalam bambu lalu dicampur dengan bahan-bahan lain sehingga terbentuklah serat bambu.

    Serat inilah yang kemudian dipintal menjadi benang. Nah, bahan dasar inilah yang bisa dibuat menjadi aneka produk tekstil dan fashion, diantaranya handuk, baju, sapu tangan, celana, kaos kaki, bahkan sepatu. 

    Ya, sepatu dari bambu telah diproduksi di Indonesia. Kurangnya produksi secara massal, membuat harga alas kaki ramah lingkungan ini masuk kategori premium. Meski bahannya masih impor, tapi minat pembeli akan produk ini cukup tinggi. 

    Sepatu Serat Bambu dari Sumber

    Alas kaki dari serat bambu memiliki bentuk dan corak yang unik karena dibuat dengan cara dirajut. Serat bambu yang sudah dipintal menjadi benang lalu dirajut sesuai corak yang diinginkan kemudian diberi alas di bagian bawahnya.

    Dengan bahan alami maka sepatu serat bambu ini mempunyai kelebihan diantaranya :

    #Anti Bakteri

    Beberapa penelitian menyebutkan bahwa bakteri dalam jumlah sama yang diletakkan pada kain katun dan serat bambu akan didapatkan hasil berbeda. Pada kain katun, bakteri akan berkembang biak dalam jumlah yang besar sedangkan pada serat bambu akan terbunuh dalam waktu 24 jam sekitar 75%.

    # Tidak Bau

    Permukaan serat bambu yang banyak cekungan dan lubang-lubang menandakan bahwa serat bambu memiliki daya kapilaritas yang tinggi sehingga mempercepat proses penguapan atau mengurangi kelembaban. Di samping itu, struktur pori-pori kecil khusus dalam serat mampu menyerap dalam kapasitas tinggi berbagai zat yang tidak sedap seperti formaldehid, benzene, amonia.

    #Anti UV

    Alas kaki ini dapat dipakai saat musim panas karena daya tembus serat bambu hanya 0,6% dibanding katun yang mencapai 25%. Ini berarti bahwa memakai alas kaki serat bambu tidak terasa panas atau sejuk.

    Mengingat banyaknya manfaat yang positif dari serat bambu seyogyanya pemerintah dapat mendorong industri pembuatan serat bambu agar tidak bergantung pada produk impor. Toh jumlah bambu di negeri ini sangat banyak.


    Referensi serat bambu silakan klik di sini








    Mal Hewan Kurban

    Kalau mau membeli hewan kurban biasanya tempatnya di pinggir jalan dengan tenda seadanya. Kali ini ada tempat penjualan hewan kurban yang unik, berada di Jalan Akses UI, Kelapa Dua, Depok. Lapak ini milik H. Doni, yang juga pemilik showroom mobil. 

    Tahapan Inseminasi

    Ini adalah salah satu ikhtiar saya dan Pak MJ untuk mendapatkan momongan karena sudah empat tahun kami kosong dan saya belum pernah hamil sama sekali. Pada kondisi ini, jujur kami dalam kondisi yang sangat galau, mengingat usia sudah berkepala tiga. Sempat bolak-balik ganti dokter untuk mendapatkan opini yang nyaman di hati dan nggak membuat stress. 

    Sebenarnya insem ini nggak kami rencanakan sebelumnya. Masih ingat cerita saya yang ini kan ya? Jadi, waktu itu saya dan Pak MJ mengambil hasil tes progesteron sekalian konsul ke dokter baru. Sebelumnya kami memang sepakat kalau hasil tesnya turun lagi, langsung ke klinik morula (sebelumnya konsul ke dsog biasa). Nah, saat itu hasil progesteron saya turun dari 0,57 menjadi 0,25. Langsung deh, Senin saya telepon ke RS Bunda Depok untuk konsul ke dr. Dian Indah Purnama, Sp.OG, salah satu dokter yang ada di bagian morula (saya singkat DD saja, ya).

    Saya cerita dari awal konsul saja ya. Oia, yang diceritakan di sini tindakan yang saya alami di RS Bunda Depok. Ingat, kondisi tiap pasien dan biaya tiap RS berbeda lho ya..

    #Senin, 22 Sept

    Saya dan Pak MJ ketemu DD pertama kali. Setelah saya cerita kronologisnya dan bertanya mengapa kok progesteron saya turun terus, DD menjawab karena saya PCO. Orang yang terkena PCO biasanya siklus haidnya nggak lancar sehingga saat pengambilan hormon bisa saja itu pas lagi nggak subur atau nggak siklusnya. Lebih baik, tes progesteron diambil 7 hari sebelum haid. Nah lo, kalau PCO kan nggak bisa diprediksi kapan haidnya kan, maka pengambilan hormonnya diambil hari ke-21 dihitung saat mens pertama. Itu yang saya tangkap dari penjelasan DD, kurlebnya mohon maaf.

    Kemudian saya di USG Transvagina. Dari hasil USG tersebut, ternyata DD melihat adanya sel telur yang bagus. Beliau nggak bilang berapa diameternya sih. Lalu saya dan Pak MJ diberi pilihan, mau pembuahan alami atau inseminasi? Kalau pembuahan alami, kemungkinan kami diberi obat profertil dan metformin (lagi) dengan dosis yang lebih tinggi dari sebelumnya. Kebetulan, saat itu kami memilih inseminasi. Maka dibuatlah jadwal insem yakni :

    • Selasa, 23 Sept : suntik ovidrel
    • Kamis, 25 Sept : suntik insem bawa fotocopy KTP dan surat nikah

    Tahapan sebelum insem itu ternyata ada suntik ovidrel. Suntik ini untuk 'memecahkan' sel telur. Susternya menyarankan lebih baik membayar obat ovidrel saat itu juga agar besok sudah siap semua, tinggal suntik, nggak usah beli dan antri obat lagi. Kami oke-in saja saran susternya.

    Oia hampir lupa, malam itu juga kami disarankan DD untuk berhubungan sebab sel telurnya bagus dan setelah suntik ovidrel tidak boleh berhubungan sampai suntik insem dilakukan.

    Biaya

    • Biaya dokter 200rb
    • Tindakan USG 50rb
    • Alat Ultrasonograph 228rb
    • Kondom sutra 1400
    • Biaya RS 25rb
    • Ovidrel 765rb
    • Pastik 600

    #Selasa, 23 Sept

    Datang ke RS jam 21.30 langsung ke ruang bidan dan menunggu di sana. Jam 10an lebih saya baru dipanggil dan disuntik ovidrel. Suntiknya di bawah pusar, rasanya perih sedikit. Mengapa suntiknya malam? Karena insemnya pagi jadi mengejar waktu yang pas soalnya masa hidup sel telur sekitar 48 jam setelah ovulasi.  

    Biaya

    Nggak bayar karena sudah dibayar sehari sebelumnya.

    #Kamis, 25 Sept

    Pagi jam 7.30 kami tiba di RS, mendaftar lalu mengisi form pengambilan sperma dan persetujuan. Fotocopy KTP dan surat nikah dikumpulkan saat itu juga. Nah, ada sedikit drama nih waktu Pak MJ mengisi kapan terakhir mengeluarkan sperma. Ceritanya begini :

    Senin atas saran DD kami berhubungan. Lalu Selasa-Rabu off, persiapan suntik insem. Rabu malam karena panas banget, saya menyalakan AC sebelum tidur. Ternyata oh ternyata Pak MJ 'basah' padahal beliau nggak mimpi lho. Alasannya sih kedinginan, jadi keluar deh *huhu*. Deg-degan karena perawatnya juga kaget mengetahui ini. Akhirnya di form tersebut PakMJ diminta susternya menulis 3 hari untuk pengeluaran sperma terakhir, dihitung dari hubungan terakhir. Setelah menunggu satu jam, Pak MJ diambil spermanya lalu dicuci dan dipilih yang bagus. Alhamdulillah, jumlah sperma Pak MJ masih bagus sekitar 8jutaan. Kalau jumlah spermanya sejuta atau kurang, nah itu yang nggak bisa disuntikkan ke ibu. Setelah menunggu dua jam lamanya, sayapun dipanggil untuk suntik insem. Untungnya saya membawa buku dan makanan, jadi bisa menghabiskan waktu untuk membaca dan ngemil.

    Deg, sedikit takut sih. Sebelumnya saya disuruh untuk menahan kencing karena kandung kemih akan menekan rahim sehingga memudahkan mendeteksi rahim di monitor. Saya disuruh berbaring dengan kedua paha terbuka (posisi litotomi) kemudian area bawah pusar diberi cairan. Suster meletakkan alat sambil sedikit ditekan untuk melihat rahim. Karena rahimnya belum kelihatan, saya disuruh minum lalu ditunggu setengah jam sampai saya kebelet pipis banget. Sebenarnya sih nggak perlu selama ini ya menunggunya. Berhubung DD sedang ada pasien partus normal, maka beliau menangani pasien tersebut. Setelah partus selesai, DD datang beserta suster.

    Saya mulai agak takut dan mencoba rileks. Enaknya nih, di ruang tersebut distel musik instrumental yang lagunya bikin rileks dan tenang, lumayan membantu lho ini. Setelah melihat mrs.V, ternyata saya keputihan dan ada calon polip. Haduuuhh tambah takut kan. Akhirnya keputihan saya dibersihkan dulu dan calon polipnya dicabut. Rasanya nggak sakit sama sekali, beneran!!

    Setelah menunggu darah hilang, mulailah saya disuntik insem. Saya disuruh rileks dan ambil nafas. Alhamdulillah nggak sakit sama sekali dan prosesnya cepat sekitar 10-15 menit saja. Setelah itu saya disuruh tetap dalam posisi litotomi sekitar 15 menit lalu bayar ke kasir dan menebus obat.

    Saya diberi resep cygest dan fetavita. Obat cygest untuk penguat rahim, biasanya dimasukkan melalui anus sedangkan fetavita itu vitamin untuk ibu hamil. Ternyata stok cygest di farmasi RS habis, kemudian saya disuruh menunggu konfirmasi atau beli obat di luar. Daripada ribet, saya memilih konfirmasi. Setelah telepon DD, apoteker memberi obat utrogestan sebagai pengganti cygest. Fungsinya sama, untuk menguatkan rahim juga, bisa diminum atau dimasukkan melalui mrs.V. Kata apotekernya, lebih baik dimasukkan ke mrs.V untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah memasukkan utrogestan, baiknya istirahat dan diam selama 1 jam. Nah, untuk hal ini saya memasukkan obat tersebut sebelum tidur siang dan tidur malam, agar maksimal hasilnya. Saya mendapat resep utrogestan sebanyak 30 kapsul yang dipakai 2xsehari dan fetavita 15 kapsul yang diminum 1xsehari.

    Biaya

    Insem : 2juta sudah termasuk biaya cuci sperma
    Biaya RS :25rb
    Utrogestan 30 kapsul : 570rb
    Fetavita 15 kapsul : 151.500

    Hasil insem bisa diketahui 16 hari kemudian. Jadi tanggal 11 Oktober kalau saya masih belum mens, disuruh tes pack. Kalo mens sebelum 11 Oktober, berarti insem gagal. Yah, saat ini merupakan waktu yang sangat sangat mendebarkan buat saya dan Pak MJ. Setelah inseminasi, saya berdoa dan menunggu sampai Oktober nanti.

    Oia, setelah insem, malam itu juga boleh lho langsung berhubungan. Sebaiknya dilakukan secara rutin karena pas subur-suburnya, banyak vitamin yang masuk. Si ibu juga dapat beraktivitas seperti biasa kok, asal jangan terlalu capek dan hindari stress. Hanya doa dan kebesaran Tuhanlah, apa yang kami harapkan dapat menjadi kenyataan. Sekali lagi, saya mohon doanya ya teman-teman ^_^


    Update : untuk hasil inseminasi sudah saya tulis di sini, ya. 




    Usaha untuk Hamil

    Saya sudah menikah selama empat tahun tapi belum juga dikaruniai momongan. Tahun pertama usia pernikahan, saya masih santai dan selalu ngeles jika suami mengajak ke dokter kandungan. Omongan orang sekitar dan faktor usia sempat membuat saya stress. Akhirnya saya dan suami memulai petualangan agar saya bisa hamil.

    PCO oh PCO

    Ini merupakan kelanjutan cerita saya untuk mendapatkan momongan.

    Mendadak Inseminasi

    Sudah tahu kan kronologi saya yang belum mempunyai keturunan?

    Pengobatan Alternatif

    Pengobatan alternatif sampai saat ini masih banyak peminatnya di masyarakat, termasuk saya kala itu *hihi*.  Kepercayaan masyarakat terhadap pengobatan alternatif semakin tinggi dengan semakin tinggi pula biaya pengobatan di rumah sakit. Berawal dari menonton acara Hitam Putih, saya tahu sosok Eyang Agung (EA). Acara di salah satu stasiun televisi tersebut mengatakan bahwa pengobatan EA sudah ada izin dari Dinkes, tambah semangat dong untuk mencari tahu tentang EA. Apalagi saya yang kala itu takut ketemu dokter lagi.

    Seperti biasa, saya googling dulu kalau mencari tahu sesuatu. Dari informasi yang saya dapat, EA buka praktik hari Senin-Sabtu (hari libur tutup), beralamat di Jl. Suka Damai Raya No.27A, Sarua Indah, Ciputat, Tangerang Selatan. Yup, saya dan Pak MJ memutuskan untuk ke EA setiap Sabtu.

    Kala itu, masih di tahun 2012 saya dan Pak MJ setiap Sabtu, habis subuh, langsung pergi ke EA. Berbekal google map, kami menyusuri jalan yang lumayan jauh. Begitu sampai di gang Suka Damai, ada rumah yang tampak berbeda dengan rumah yang lain, itulah rumah EA. Tapi praktiknya nggak di situ, tapi di pendoponya, masih sekitar 200 meter dari rumah EA. 

    Saya nggak nyangka kalau pasien EA buanyak buanget, bahkan orangg-orang bermobilpun banyak yang antre. Untuk pasien yang pertama kali berobat cukup membayar uang pendaftaran sekitar lima ribu atau sepuluh ribu ya *lupa* dan mendapatkan sebuah buku semacam absensi. Setelah itu, untuk pengobatan selanjutnya, nggak usah bayar pendaftaran, cukup mengumpulkan buku absensi. 

    Alamaaaaak saya saat itu mendapat antrian nomor 300an *dueng*, kapan pulangnya nih, mana macet dan panas lagi nanti kalau pulang. Saya dan Pak MJ ikut mengantre bersama pasien lain. Tempat praktiknya lumayan luas, bisa untuk parkir mobil dan motor. Suasananya asri karena banyak pohon dan yang pasti alunan campur sari yang dinyanyikan sendiri oleh EA. Di situ ada tiga bangunan yakni pendopo, sasono husodo, dan rumah istirahat. Pendopo banyak digunakan pasien untuk beristirahat dan membaca atau makan ketika menunggu antrean. 

    Setelah antre beberapa lama ada speaker pemanggil nama-nama pasien untuk masuk ke dalam, kira-kira sekali panggil ada sekitar dua puluh pasien yang masuk dan diterapi oleh EA langsung. Di sasono husodo, pasien antre lagi untuk diterapi. Begitu giliran saya, EA dengan tenaga prananya mendeteksi penyakit setelah saya ceritakan keluhan saya. Pasien yang diterapi cuma dipijit-pijit meski pijitan ringan dan terlihat sepele, tapi sakit juga lho. Dalam menerapi pasien, EA suka bercanda dan bernyanyi campur sari, jauh dari mimik serius. Katanya sih rahim saya bagus cuma banyak gas di lambung dan ginjal. Pantesan, saya sering kentut. Eh beneran lho, saya itu gampang banget kentut *buka aib*. Setelah diterapi, pasien boleh antre pijat atau langsung pulang. Pemijatnya ada dua, karyawan laki-laki EA. Kalau nggak kesiangan, saya dan Pak MJ biasanya minta dipijat kakinya. Setelah itu, pasien boleh membayar atau enggak. Jadi, EA nggak mewajibkan pasiennya bayar. Jika mampu, silakan mengisi kotak yang tersedia toh katanya uang tersebut juga digunakan kembali untuk membantu masyarakat sekitarnya.

    Setelah sesi terapi dan pijat, biasanya pasien disarankan untuk membeli 'obat'. Obatnya ini bagi saya aneh yakni berupa bubuk rasa kopi, madu, dan serbuk jahe. Jujur saja, bagi saya harga 'obat'nya mahal. Dan, saya kurang merasakan efeknya. Hanya, Pak MJ yang katanya habis minum bubuk rasa kopi tersebut, merasakan adanya efek 'depan'. Jadi ya kalau minum 'obat' rasanya jadi perkasa *hehe*. Wah, tahu hal ini terjadi malah kami takut ada apa-apa. Akhirnya kami memutuskan istirahat dulu dari EA. Selain efek 'depan', hal lain yang membuat kami istirahat yaitu jauh dan macet. Bayangkan, kami berangkat setelah subuh dan pulang sampai rumah sekitar jam 11. Belum lagi macet di Pamulang dan Sawangan, panas, dan laper. Kami benar-benar nggak kuat. Ya Alloh, usaha kami untuk mendapatkan momongan seru sekali. Meski terkadang lelah, kami menikmati semua proses tersebut. 

    Setelah beberapa bulan, kami iseng ke EA lagi. Dari buku absensi, EA tahu kalau kami sudah jarang datang. Sempat mendapat teguran karena itu berarti kami telah mengacaukan aliran yang sudah ditata. Entah itu aliran apa. Sejak itu, saya dan Pak MJ nggak datang lagi ke EA dan memutuskan untuk pasrah sambil terus menjalani proses produksi. Ternyata di tahun 2014 kami memutuskan periksa ke dokter kembali


    Bus Depok - Bandara Soetta

    Maaf ya teman-teman kalau saya lebih sering memberikan informasi tentang hal-hal yang berhubungan dengan Depok. Lha soalnya kan saya tinggal di daerah tersebut.

    Hati-hati Jika BAB di Toilet Umum

    Hari Minggu kemarin saya dan Pak MJ pergi ke Monas, melihat Lebaran Betawi. Kami naik KRL dan turun di St. Juanda. Seperti biasa, jika berhenti melakukan perjalanan baik singkat maupun panjang, dapat dipastikan saya akan mencari toilet *tukang beser*. 

    Toilet wanita di St. Juanda dijaga oleh satu petugas kebersihan. Mbak tersebut sibuk menyapu air yang ada di lantai. Memang hal ini sudah menjadi kewajibannya untuk selalu menjaga kebersihan dan kenyamanan toilet. 

    Toilet wanita ada empat pintu, pintu yang kedua kala itu sedang rusak, jadi yang bisa dipakai tinggal tiga pintu. Hal ini tentu berpengaruh pada banyaknya orang yang mengantre. Ketika itu, saya mengantre di pintu pertama, di depan saya ada dua orang yang sudah antre duluan. Tak lama kemudian datang serombongan ibu-ibu, tentu saja ini menambah saingan. Saya menunggu dengan sabar. Lama-lama ibu-ibu yang datang setelah saya kok sudah buang hajat duluan, sementara saya belum. Ada apa dengan orang yang di dalam pintu pertama?

    Semula wanita yang antre di depan pintu mengetok pintu dan menyuruh orang yang didalam keluar karena sudah banyak antrean, tapi jawaban suara di dalam tidak jelas. Selidik punya selidik, ternyata yang di dalam pintu itu temannya. Karena saya sudah kebelet, akhirnya saya pindah di pintu keempat dan menunggu antrean sebanyak empat orang.

    Sambil menunggu antrean, ada ibu-ibu yang mengetok pintu pertama sambil teriak,

    'Buruan dong, Mbak. Udah banyak yang antre nih. Gantian dooong. Ngapain aja sih di dalem?'

    Hal serupa juga dilakukan oleh si mbak petugas kebersihan. Saya hanya tersenyum melihat ibu tersebut. Sedangkan ibu-ibu yang lain juga berkomentar sama seperti ibu tadi. Yah, senasib sepenanggungan lah ya..

    Saya lihat wanita yang antre di depan juga ketok-ketok dan menyuruh temannya untuk cepat keluar. Tetap saja suara di dalam tidak jelas, entah mereka ngomong apa. Kegelisahan tampak di muka wanita tersebut. 

    Kemudian, keluarlah wanita tersangka di dalam pintu pertama.

    'Ngapain aja sih lo, lama banget', sambut temannya di depan pintu.

    'Itu..gue bingung', jawab si wanita tersangka.

    Si wanita tersangka sekitar dua puluh tahunan dan berjaket merah itu nggak langsung keluar toilet, malah bingung sendiri. Sedangkan temannya langsung keluar toilet lalu si ibu yang tadi teriak langsung nyelonong masuk untuk menuntaskan hajatnya. 

    Akhirnya mbak petugas kebersihan bertanya kepada wanita tersangka,

    'Kenapa mbak? kok lama banget sih?'

    Jawab si wanita tersangka, 'Itu mbak, nggak bisa ilang.'

    'Mbak (maaf) pup ya? Emang susah mbak, harus diguyur soalnya alatnya rusak', jawab petugas kebersihan.

    Oooo dari pembicaraan tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa wanita berjaket merah lama banget di toilet karena BAB dan nggak bisa hanyut, jadi dia bingung. Pantas saja antrean banyak banget karena hanya dua toilet yang bisa dipakai.

    Lalu apa yang terjadi?

    Si wanita tersangka menyuruh mbak petugas kebersihan untuk membersihkan (maaf) pupnya. Tentu saja hal ini ditolak si mbak dan wanita tersebut harus tanggung jawab sendiri dengan cara mengguyur memakai ember. Mulailah dia mengambil air kran lalu mengguyur ke toilet tadi. Hal ini dilakukannya sebanyak dua kali. Setelah dia pergi, barulah si mbak petugas kebersihan membersihkan toilet tersebut memakai karbol.

    Sedangkan ibu yang tadi bagaimana nasibnya ya, masuk untuk pipis ternyata tempatnya masih kotor. Ketika si ibu keluar, dia ditanya temannya dan menjawab kalau dia pipis di lantai jadi nggak membuka kloset. Waduh, saya nggak bisa mbayangin deh. 

    Kejadian ini membuat saya lebih berhati-hati kalau mau BAB di toilet umum. Sebaiknya kita periksa dulu klosetnya layak atau tidak. Setelah saya perhatikan, memang kondisi klosetnya kurang layak, tidak ada alat untuk mem-flush kotoran dan hanya ada shower, itu pun airnya mengalir kecil. Seandainya saja klosetnya bisa lebih baik, mungkin kejadian ini tidak terjadi. Mungkin saja pemikiran 'bisa untuk pipis sudah bagus' perlu dievaluasi. Karena fasilitas umum disediakan untuk memudahkan orang yang membutuhkan fasilitas tersebut dengan segala aktivitasnya. Dan, masyarakat seharusnya menjaga fasilitas tersebut agar dapat digunakan sesuai fungsinya.

    Seandainya teman-teman dalam kondisi seperti wanita tersangka tadi, apa yang akan dilakukan?


    Lebaran Betawi di Monas

    Hari Minggu kemarin, saya dan suami, Pak MJ (bukan Michael Jackson loh ya!) pergi ke Monas untuk melihat Lebaran Betawi. Kami tau acara ini dari televisi, pemberitaannya kok sepertinya seru. Karena penasaran, akhirnya kami berencana berangkat pagi.

    Seperti biasa setiap pagi saya masak sarapan, lalu beberes rumah, kemudian pergi setelah rumah rapi. Tapi berhubung saya lelet dan sering molor, Pak MJ memberi pilihan yang bijak.

    'Udah, sarapan seadanya, bikin telur dadar aja. Rumah nggak usah disapu. Kelamaan.'

    *suami yang pintar, peluk Pak MJ*

    Jadi setelah sarapan dan mandi kami berangkat menuju St. Depok Lama. Tau dong ya, KRL sekarang menjadi primadona baru karena selain harga tiketnya yang murah, stasiunnya juga bersih dan nggak ada PKL sama sekali. Maka nggak heran, jika setiap hari KRL selalu dipenuhi penumpang. Etapi alhamdulillahnya kemarin agak sepi mungkin karena masih jam delapan kali ya.

    Saat masuk kereta, meski nggak terlalu rame, kami nggak mendapat tempat duduk dan berdiri di depan sepasang anak kuliahan. Yang membuat saya kaget, anak yang cowok langsung berdiri dan menawarkan tempat duduk begitu melihat saya. Dengan manis saya menolak.

    'Nggak mas, makasih. Saya berdiri aja.' 

    Lima menit kemudian kereta berangkat. Begitu jalan pelan-pelan, seorang ibu di depan saya geser dan menyuruh temannya melakukan hal serupa seraya mempersilakan saya duduk. Seperti kejadian sebelumnya, saya pun menolak. 

    Antara senang dan bingung sih sebenarnya. Senang karena semakin banyak orang Indonesia yang berperilaku baik terutama anak mudanya dan bingung kok tumben-tumbennya saya ditawari tempat duduk dua kali. Setelah berpikir sebentar, mungkin karena pakaian saya yang mirip orang hamil kali ya. Jadi saya memakai atasan yang memang seperti bumil. Hhhhmmm, dalam hati saya berharap semoga saja hamil beneran, aamiin..

    Perjalanan selama kurang lebih 45 menit membawa kami di St. Juanda. Sempat bingung juga karena tidak tau arah ke Monas. Maklum, ini kali pertama kami ke Monas turun di St. Juanda karena dulu KRL berhenti di St. Gambir. Akhirnya kami bertanya kepada security yang bertugas. Sssssttt, kalau mengalami kejadian seperti ini, jangan bertanya ke tukang ojek atau bajaj ya, dijamin teman-teman diprovokasi untuk naik kendaraan mereka. Lebih baik bertanya kepada petugas yang berseragam.

    Dari informasi yang kami peroleh, kami cukup melewati jembatan penyeberangan lalu berjalan menyusuri kali. Eh, banyak juga lho masyarakat yang berjalan kaki ke arah yang sama. Setelah berjalan beberapa menit ternyata saya baru sadar kalau jarak St. Juanda ke Monas nggak terlalu jauh, mungkin sekitar 10 menit. Bahkan, saya baru tau kalau melewati Es Krim Ragusa yang tersohor itu. Meski sudah pernah makan di sana bersama teman kantor dulu, baru kali ini saya tau kalo Es Krim Ragusa dekat dengan St. Juanda *katrok tenan owk*. 

    Sampai di Monas, rameeeee banget. Maklum, tiket masuknya gratis. Lebaran Betawi tahun ini kali keenam dilaksanakan. Meski dulu perayaannya hanya muter di wilayah-wilayah, mulai dua tahun lalu Lebaran Betawi dilaksanakan di Monas. Kegiatan ini dilakukan untuk memelihara dan melestarikan budaya Betawi di Jakarta.



    Perayaan ini digelar pada hari Sabtu-Minggu kemarin. Nah, kebetulan banget nih, pas hari Minggu kemarin Pak Ahok datang dan memberi sambutan. Wuih, ramenya warga yang mau melihat dan bersalaman dengan Wakil Gubernur Jakarta itu.

    Pak Ahok Memberi Sambutan
    Setelah sambutan, berbagai pertunjukan seni dan budaya dipertontonkan di panggung utama. Ada hal yang menarik ketika Dinas Pemuda dan Olahraga Pemrov DKI menampilkan permainan tradisional Betawi, bambu sodok. Permainannya seperti tarik tambang tapi ini menggunakan bambu. Setiap kelompok terdiri dari empat orang lalu berlomba-lomba agar lawan terdorong. Tak lupa, pengunjung diajak untuk berlomba dan ada imbalan bagi yang menang masing-masing lima puluh ribu rupiah. Lumayan kan?

    Permainan Bambu Sodok

    Selain itu, ada juga enggrang yang boleh dicoba oleh pengunjung. Saya lihat, anak kecil banyak yang tertarik dengan permainan tradisional tersebut. Mereka belajar dan dilatih dengan sabar oleh para instruktur yang masih anak kuliahan. Meski siang itu panas banget, tapi animo masyarakat untuk hadir menyaksikan kegiatan ini sangat besar, buktinya mereka rela berpanas-panasan.

    Ada puluhan tenda yang menjual berbagai macam jajanan dan barang-barang lain di sini. Bahkan ada perpustakaan keliling yang memanjakan pengunjung untuk membaca gratis. Menariknya, masing-masing wilayah yang ada di Jakarta membuat stand gapura mirip sebuah kampung, di dalamnya ada panggung serta rumah-rumahan yang menunjukkan kecamatan di wilayah tersebut. Masing-masing wilayah menampilkan ciri khasnya masing-masing. Misalnya saja, wilayah Kepulauan Seribu ada stand yang memberikan informasi wisata di pulau tersebut. Ada juga stand yang menjual cendera mata yang terbuat dari hasil laut. Lalu di wilayah Jakarta Barat menampilkan manusia patung yang biasa mangkal di Kota Tua. 


    Etapi ada hal yang membuat saya dan Pak MJ betah dan masuk dari satu wilayah ke wilayah lain. Apa hayo?? Makan gratis, ya nguliner Betawi gratis. Beberapa wilayah menyediakan makanan gratis lho. Saya dan Pak MJ alhamdulillah makan sampai tiga kali yakni makan soto betawi di Jakarta Utara, lalu makan bakso di Jakarta Selatan, terakhir makan soto mie di Jakarta Timur. Sebenarnya sih, saya mengincar dodol betawi yang sedang dibuat, tapi ditungguin lama nggak matang-matang. Hahaha belum rejeki kali ya. 

    Belum Rejeki di Sini :)
    Keseruan kegiatan tersebut semakin bertambah ketika masing-masing wilayah menampilkan hiburan yang mendatangkan artis-artis ibukota seperti Mpok Nori, Bolot, Bang Madid (kurang tau nama lengkapnya), dan masih banyak lagi. Kebayang dong, bagaimana rame dan serunya acara tersebut.

    Sumpah nih ya, baru kali ini kami bisa jalan-jalan hemat. Uang yang kami keluarkan nggak sampai tiga puluh ribu, dengan rincian sebagai berikut :

    • Transport KRL PP 2 orang : 2 x 9ribu = 18ribu
    • Snack di Depok Lama        :                      5ribu
    • Parkir di stasiun                :                      4ribu

             Total                       :                    27ribu

    Murah banget kaaaannn? Widiw, saya dan Pak MJ berharap banget semoga di Jakarta dan daerah sekitarnya sering mengadakan acara seperti ini. Kalaupun harus bayar, tak apalah asal jangan mahal-mahal, kalau perlu gratisan *berharap banget*. Bagi kami, dengan adanya acara seperti ini masyarakat dapat terhibur dan mereka bisa melepas penatnya sejenak. Kami senang bisa tertawa bersama pengunjung. Kami senang bisa melihat berbagai pertunjukan seni dan budaya. Kami senang karena mendapat makanan gratis hehehe. Kami senang karena acara ini untuk melestarikan budaya yang ada, khususnya budaya Betawi.




    Mie Ayam 'Choy'

    Tinggal di Depok memang anugrah karena banyak sekali kuliner yang enak dan murah. Berhubung rumah saya di daerah Kalimulya, tentu wajib hukumnya mencari kuliner favorit di daerah tersebut, yaitu mie.

    Untuk mencari tempat makan yang enak atau digemari masyarakat, saya dan suami biasanya cukup melihat tempatnya dari kejauhan yakni rame atau enggak. Kalau tempatnya rame biasanya ada dua sebab, makanan di tempat itu enak atau bisa jadi karena murah. 

    Dulu setiap lewat di Kalimulya tepatnya ke arah Taman Anyelir, saya selalu melihat banyaknya kendaraan yang terparkir di salah satu rumah. Mungkin itu bengkel las yang pekerjanya banyak, pikir saya saat itu. Lama kelamaan dugaan itu meleset. Ternyata tempat tersebut adalah warung mie ayam.

    Namanya mie ayam 'Choy'. Bangunannya sederhana karena menempati teras rumah yang disulap menjadi tempat makan beratap asbes. Menurut saya, mie ayam ini terus berkembang. Dari parkiran yang semula gratis, sekarang ada yang menjaga dan harus bayar. Dulu hanya berlantai semen, sekarang sudah ada ubinnya. 

    #Lokasi
    Mie ayam 'Choy' letaknya di Jalan Raya Kalimulya, tidak jauh dari perempatan GDC KSU- Kalimulya ke arah Taman Anyelir, sekitar 500m di kiri jalan. 

    Lokasi Mie Ayam 'Choy'
    #Menu
    Seperti pada umumnya warung mie ayam, pastinya ada mie ayam pangsit, bakso, dan mie ayam jamur beserta aneka minuman dan kerupuk.
    Mie Ayam Jamur-Pangsit

    #Rasa
    Saya cocok makan di sini karena rasanya pas di lidah. Mienya setau saya sih enggak dibuat sendiri begitu pula dengan baksonya. Tetapi bumbu ayam dan jamurnya yang tidak terlalu manis, cocok di lidah saya. Mungkin ini yang membuat ketagihan.

    #Harga 
    Seperti yang sudah saya bilang tadi, saya mengalami fluktuasi  harga yang berbeda *halah bahasanya*. Dari harga sembilan ribu dan sekarang berkisar sebelas ribuan. Untuk minumnya sekitar dua ribu sampai empat ribuan. Cukup terjangkaulah.

    Oia, kalau saya lewat mie ayam ini kadang tutup sewaktu-waktu tanpa pemberitauan, seringnya saat Jumatan. Mungkin karena pegawainya laki-laki jadi mereka sholat Jumat dulu, setelah itu biasanya buka lagi.

    Kalau weekend, mie ayam ini buka sekitar jam 10 pagi dan jam 4 sore biasanya sudah habis. Hindari makan pada jam makan siang pas weekend karena rame banget.

    Setelah teman-teman mengurus keperluan di komplek Pemda GDC atau setelah capek belanja di pasar pagi GDC, silakan mampir biar enggak penasaran sama rasanya ^_^

    Cara Simple Menggoreng Mete

    Haduuuuhh, blogku kotor bangeeeettt *bersih-bersih dulu*. Dua bulan saya tidak aktif di dunia perbloggeran, ternyata banyak sekali info dan GA yang terlewatkan. Tak apalah, sekarang dengan kekuatan bulan saya akan ngeblog lagi *ala Sailormoon

    Dunia Hampa Tanpa Bloger

    Bloger itu sesuatu. Bagaimana tidak?

    Yang Penting Nulis!

    Ngeblog sebenarnya bukan hal baru bagi saya tetapi saya mulai kecanduan sejak Februari lalu. Dulu sih punya blog, tapi lupa alamat emailnya dan jarang banget menulis. Awalnya saya ngeblog karena ingin mengabadikan kehidupan di Jepang. Biar ada kenangannya eeee malah keasyikan.

    Malam Terakhir

    Malam ini malam terakhir bagi kita *lagu dangdut Bang Haji

    Malam Mingguan di Tokyo Tower

    Setelah melihat Sanja Festival, saya dan suami jalan-jalan ke Tokyo Tower.

    Sanja Festival di Asakusa

    Jadi, ceritanya tanggal 17 Mei kemarin, saya dan suami ke Asakusa memang niat banget melihat Sanja Festival. Soalnya kok rameee buanget reportasenya. Selain itu, kami juga penasaran sama pernak-pernik yang dijual di sana. Meski ini kedua kalinya kami ke Asakusa, tapi kami tetep semangat karena kunjungan yang pertama cuma melihat lampion raksasa saja.

    The Liebster Award: Ini Ceritaku Apa Ceritamu?

    Bangun tidur siang, buka Facebook, ada notif di group. Kaget waktu dapat tag dari Mak Tia Yusnita, empunya Tia's Scrapbook. Ternyata saya dapet estafet Liebster Award. Jujur ni ya, padahal pagi tadi baru baca blog tetangga sebelah tentang award ini, siangnya malah ketiban sampur. Hehehe. Kena hukum LOA, nih. Tapi nggak apa-apa. Seru kok awardnya. Lagipula manfaatnya positif.

    Asyiknya Bermain Halma

    Hai teman,

    Perpaduan Modern dan Kuno di Tokyo

    Hai teman,

    Jangan bosan ya kalau saya menulis tentang Tokyo lagi. Kota ini memang daya tariknya luar biasa. Ada tempat yang modern dan ada pula yang masih mempertahankan sisi tradisonalnya. Semuanya mempunyai keunikan sendiri-sendiri dan saling melengkapi.

    #Harajuku

    Harajuku terkenal dengan dengan gaya anak mudanya yang nyentrik. Biasanya kalau di Indonesia terkenal dengan kata 'Harajuku Style.' Padahal, Harajuku merupakan nama daerah di Tokyo yang terletak antara Shinjuku dan Shibuya.

    Kami ke Harajuku tanggal 3 Mei lalu. Karena bertepatan dengan Golden Week, maka tempat ini ramainya luar biasa. Pada waktu ke sana, waktu menunjukkan pukul 9 pagi. Beberapa toko masih tutup, meski demikian ada toko yang sudah dibanjiri antrean penunjung meski belum buka. Beneran!! ckckckck...

    Di Harajuku, ada 3 tempat yang ikonik yaitu Takeshita Street, Harajuku Street, dan Ommote Sando.

    Mulanya dari St.Harajuku kami ke Takeshita Street yang berada tepat di seberang stasiun. Karena beberapa toko masih tutup, kami berjalan ke Harajuku Street. Kami hanya menyusuri Takeshita Dori sampai ujung, maka Harajuku Street tepat di seberangnya.

    Harajuku Street bagi kami hanya sebuah gang kecil. Kami ingin melihat anak muda Jepang yang nyentrik di sana. Waktu sampai di Harajuku Street, ternyata sepi banget. Mungkin hari masih pagi lagipula hari Sabtu. Kabarnya, bila hari Minngu, anak-anak muda yang berdandan Harajuku akan ramai dan berkumpul di sana.

    Ya sudah, kami melanjutkan perjalanan ke Ommote Sando. Kawasan ini termasuk kawasan shoping ternama karena di kanan kirinya terdapat butik dengan merk terkenal. Enaknya lagi, di kawasan ini rasanya adem banget karena banyak pohon-pohon tinggi di pinggir jalan.

    Sumber dari sini


    Kami sempat heran di sini karena ada antrean panjang sekali. Mereka sedang antre apa ya? Setelah kami telusuri, ternyata mereka antre makan di restoran Egg n Things. Restoran tersebut merupakan restoran breakfast terkenal di Honolulu. Sumpah, kami nggak habis pikir kok mereka rela antre panjaaaaang banget padahal tokonya belum buka. Eh tapi, restoran ini memang terkenal banget di Jepang. Sewaktu kami ke Yamashita Park (Yokohama), banyak juga masyarakat Jepang yang rela antre di restoran ini. Apa nggak keburu lapar, ya. Ckckckck...

    Sumber dari sini
    Lalu kami balik lagi ke Takeshita. Ternyata tempat ini sudah rame buanget. Banyak toko yang sudah buka. Kami sempat membeli beberapa barang di sana. Harganya lumayan murah. Kami sempat membandingkan harga boneka di Harajuku lebih murah dibandingkan di Asakusa. Tapi tidak semuanya demikian. Ada juga beberapa barang yang lebih mahal.

    Takeshita merupakan shopping street yang komplet. Dari mulai baju, tas, souvenir, barang-barang yang lucu, makanan, sampai Daiso ada di sini. Beberapa toko ada yang pegawainya berdandan Harajuku. Mereka terlihat rempong tapi nyentrik. Asyik banget berada di sini.

    Gerbang Takeshita

    Crepes-nya Enak Banget


    #Meiji Jinggu Shrine

    Kuil ini merupakan kuil Shinto tertua di Tokyo, letaknya tak jauh dari St.Harajuku. Kami keluar Takeshita menuju St.Harajuku lalu berjalan ke arah kiri. Jika teman-teman menemukan gerbang yang sangat tinggi, kuno, dan besar itulah pintu masuk Meiji Jinggu Shrine. Masuk ke sini rasanya adem banget karena banyak pohon rindang dan besar.

    Memasuki kuil ini ada banyak drum-drum besar yang berada di sisi kanan. Kabarnya drum-drum ini dulunya merupakan tempat penyimpanan anggur milik kaisar. Drum-drumnya unik karena dihias dan bertuliskan Jepang.



    Kuil ini masih digunakan oleh pemeluk Shinto di Jepang. Setiap tahun baru tanggal 1 Januari, mereka akan memadati kuil ini untuk berdoa. Selain untuk upacara keagamaan, kuil ini masih digunakan untuk upacara pernikahan.

    Kami beruntung karena saat itu ada arak-arakan pengantin sebanyak tiga kali. Pengantin akan diarak oleh kerabatnya dan pemuka agama menuju kuil. Setelah menjalani proses keagamaan yang tertutup untuk umum, mereka diarak kembali untuk foto bersama di area kuil.


    Tak hanya itu saja, kami juga sempat melihat pertunjukan seni yang sedang berlangsung saat itu. Ada tiga orang yang bernyanyi sambil bermain alat musik tradisonal seperti gitar. Nyanyian mereka sepertinya nyanyian keagamaan karena mereka terlihat khusyuk dan serius. 

    Sebelum Menyanyi

    Di kuil Meiji Jinggu juga ada taman namanya Naien Garden. Untuk bisa menikmati taman tersebut, pengunjung membayar 500 Yen. Di dalam Naien Garden berisi berbagai jenis tanaman dan bunga di seluruh Jepang. Selain itu, ada juga danau yang banyak ikannya.







    #Shibuya

    Dari Meiji Jinggu Shrine, kami berjalan ke Shibuya karena saya penasaran dengan patung Hachiko. Oia selama perjalanan menuju Shibuya, sebenarnya kami melewati Yoyogi Park tapi kami urung mampir karena alergi saya kumat. Sepertinya saya masih beradaptasi dengan udara di sini. Jadi tubuh saya gatal-gatal seperti biduran.Suami saya tidak mau mampir karena kasihan sama saya. Padahal saya pengen banget ke sana.

    Di Shibuya kami hanya berfoto dengan Hachiko yang terletak tak jauh dari Shibuya Crossing dan St.Shibuya. Kalau mau foto dengan Hachiko, ternyata antre lho. Bagi kami, yang menarik adalah Shibuya Crossing karena tempatnya sangat ramai dan berlatar mall-mall tinggi dengan layar yang besar.

    Shibuya Crossing

    Patung Hachiko


    Kalau teman-teman mau berkunjung ke daerah ini, jangan lupa sempatkan mampir di Yoyogi Park dan Tokyo Metropolitan Government Building (TMG). Di Yoyogi Park bisa melihat taman yang cantik sedang di TMG teman-teman bisa melihat kota Tokyo dari ketinggian. Untuk masuk kedua tempat tersebut gratis!!

    Pengalaman yang sangat menarik karena Tokyo termasuk kota metropolitan tetapi tetap mempertahankan unsur tradisionalnya. Perpaduan yang sangat kontras tetapi layak untuk dikunjungi.



    Tinggal di Apartemen

    Bagi saya, tinggal di apartemen termasuk sesuatu yang wah. Sebab, pemikiran saya harga apartemen di Indonesia sangat mahal, hanya orang-orang berduit saja yang dapat membeli apartemen. Hhhmm, mungkin tergantung lokasinya juga yang mempengaruhi prestise sebuah apartemen. Padahal kalau dipikir-pikir, apartemen itu hampir sama dengan rumah susun kan ya?

    Makan di Makudonarudo

    Kalau membaca judulnya keren ya? Padahal kalau diterjemahkan secara bahasa tak lain dan tak bukan adalah 'Makan di Mc Donald'. Kok bisa? Ya bisa.

    Kuliner Ranjang 69 Depok

    Ini adalah review pertama saya tentang kuliner. Hanya ini foto kuliner yang ada karena saya termasuk orang yang jarang mendokumentasikan makanan. Karena sekarang suka blogging, sebisa mungkin saya akan memberikan informasi tentang kuliner yang saya cicipi.

    Manfaat Bawang Putih untuk Luka

    Pagi tadi, saat mencuci piring, saya teringat akan botol lada yang belum dibersihkan. Rencananya, botol tersebut akan saya buang. Karena aturan membuang sampah yang ketat, maka botol tersebut saya pisahkan dengan tutupnya, dibuang labelnya, dan dicuci dulu sebelum dibuang.

    Seringnya Gempa di Jepang

    Selama tinggal di sini, aku sering mengalami gempa. Ketakutan pasti ada terutama saat gempa yang terjadi lumayan lama. Memang, letak Jepang yang berada di ring of fire atau lingkaran api Pasifik membuat negri ini sering banget terjadi gempa. Kabarnya, masyarakat Jepang menganggap gempa suatu hal yang biasa.

    Museum Ramen yang Unik

    Lagi, postingan saya tentang mie. Kali ini tentang mie ramen. Sajian mie yang diberi kuah kaldu yang lezat itu sangat dinikmati di Jepang. Maka tak heran, untuk memanjakan pecinta ramen, dibuatlah museum.

    Sensasi Makan Mie Soba di Jepang

    Saya adalah seorang MM. Bukan titel seorang master dari studi lanjutan, tapi hanya huruf yang berarti Mie Mania. Ya, saya penggemar berat mie.

    Anak dan Gadget

    “Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, karena mereka hidup bukan di jamanmu” itulah quote terkenal dari Ali Bin Abi Thalib RA, salah satu sahabat Rasulullah SAW. Mendidik anak merupakan amanah dari Tuhan yang harus dijalankan dengan baik. Apalagi mendidik mereka di era digital ini tentu banyak sekali tantangannya.