Hanami di Taman Ueno

Tidak lengkap rasanya kalau di Jepang belum melihat bunga sakura yang menjadi simbol negri ini.

Bunga sakura merupakan bunga nasional Jepang yang mekar pada musim semi, sekitar awal April hingga akhir April. Sakura menjadi simbol penting yang diasosiasikan dengan perempuan, kehidupan, dan kematian. Bunga ini juga menjadi simbol untuk mengeksperesikan ikatan antarmanusia, keberanian, kesedihan, dan kegembiraan. Bahkan si cantik ini menjadi metafora untuk ciri-ciri kehidupan yang tidak kekal.


Bunga Sakura


Pohon sakura berbunga setahun sekali. Yang menarik adalah waktu mekarnya yang hanya 1 sampai 2 minggu saja dalam setahun. Jika mekar, sakura cantik sekali dan warna bunganya tergantung pada spesiesnya, ada yang berwarna putih dengan sedikit warna merah jambu, kuning muda, merah jambu, hijau muda atau merah menyala. 


Sakura yang Cantik

Sebagian besar jenis pohon sakura yang tersebar di Jepang adalah jenis someiyoshino yang merupakan hasil persilangan pohon sakura di zaman Edo akhir, sehingga kebanyakan orang hanya mengenal someiyoshino (yang merupakan salah satu jenis sakura) sebagai sakura. Ciri khas sakura jenis ini adalah bunganya lebih dahulu mekar sebelum daunnya, dan hanya dapat bertahan kurang lebih 7 sampai 10 hari dihitung mulai dari kuncup bunga terbuka hingga bunga mulai rontok.

Pohon sakura menghasilkan buah yang dikenal sebagai buah ceri (bahasa Jepang: sakuranbo). Walaupun bentuknya hampir serupa dengan buah ceri kemasan kaleng, buah ceri yang dihasilkan pohon sakura ukurannya kecil-kecil dan rasanya tidak enak sehingga tidak dikonsumsi. Pohon sakura yang menghasilkan buah ceri untuk keperluan konsumsi umumnya tidak untuk dinikmati bunganya dan hanya ditanam di perkebunan.

Daun, bunga, ranting, dan kuncup sakura juga bermanfaat. Daun dan bunga sakura yang sudah direndam di dalam air garam digunakan untuk bahan makanan karena wanginya yang harum. Daun sakura dapat digunakan untuk membungkus kue mochi yang disebut sakura mochi. Selain itu ada es krim dan kue kering rasa bunga sakura. Tak hanya itu, bunga sakura juga dapat digunakan sebagai teh. Bahkan ranting dan kuncup bunga sakura digunakan sebagai bahan pewarna alami.

Karena keunikan dan keindahannya inilah maka masyarakat Jepang sangat antusias menyambut dan merayakan mekarnya bunga sakura. Mereka akan piknik beramai-ramai baik bersama keluarga, sahabat, teman sekolah, kelompok organisasi maupun perusahaan. Acara perayaan ini dinamakan hanami. 

Pada saat hanami mereka akan berkumpul di bawah rindangnya pohon sakura. Mereka umumnya membawa makanan sendiri dari rumah atau membeli dari pedagang makanan yang ada di taman. Karena di kebun, mereka juga membawa tikar atau alas yang digelar di sepanjang jalan di bawah pohon sakura. Taman Ueno merupakan salah satu tempat yang ramai dikunjungi untuk hanami.



Hanami di Taman Ueno

Taman Ueno terletak di Tokyo, sekitar tujuh menit dari stasiun Tokyo. Taman ini merupakan salah satu taman yang terkenal dan terbesar di Jepang. Di dalam Taman Ueno ada wahana permainan, kebun binatang, kuil, danau, Science Museum, Tokyo National Museum dan beberapa museum seni lainnya.

Pada saat kami ke Ueno ramainya luar biasa karena ini merupakan minggu pertama di bulan April atau puncak mekarnya bunga sakura. Banyak sekali alas yang bertebaran di bawah pohon sakura. Masyarakat Jepang berkumpul, makan, minum, dan tertawa bersama. Pengunjung juga bisa membeli makanan dan minuman yang dijual di sekitar taman atau di dalam taman. Tak hanya itu saja, aksi musisi jalanan juga meramaikan acara ini. Sungguh ini sebuah pengalaman yang tak terlupakan di musim semi. 


Keramaian Ueno di Salah Satu Sudut

Kami sangat menikmati semua yang ada di taman tersebut dari indahnya bunga sakura, hiruk pikuknya pengunjung, tertawanya mereka saat berkumpul, asyiknya turis yang berfoto, nikmatnya kuliner yang ditawarkan, aksi musisi jalanan, sampai lucunya ikan dan burung yang saling berebutan makanan. Kami juga ditawari untuk berhanami oleh kumpulan kakek di salah sudut taman. Wah senangnya, kami dijamu minum teh dan diberi onigiri serta berkanpai (bersulang) bersama. Secara tidak sengaja kami menemukan turis dari China yang melamar kekasihnya di tengah jalan dengan berlatar sakura dan disaksikan orang-orang yang berlalu lalang. Puluhan tempat sampah juga telah disediakan untuk menampung sampah yang menggunung dari pengunjung dan peserta hanami. Berikut saya abadikan beberapa momen tersebut.

Musisi di Taman Ueno 
Kumpulan Sakura di Taman Ueno
 
Itu Tunangan atau Nembak Ya? 
Danau di Taman Ueno


Tempat Sampah untuk Hanami

Saya sangat kagum dengan masyarakat Jepang yang masih mempertahankan tradisi sederhana ini meski zaman sudah modern. Kemajuan teknologi tak lantas menggeser budaya yang telah mereka lakukan selama puluhan atau mungkin ratusan tahun. Mereka tetap memilih berkumpul dan bersantai bersama di bawah pohon sakura sambil menikmati keindahannya meskipun bisa saja mereka berkumpul di tempat yang lebih modern seperti mall, kafe, atau tempat karaoke. Perayaan ini mungkin tak kan kita jumpai di tempat manapun sehingga hal ini juga menjadi daya tarik wisata tersendiri di Jepang.

2 comments