The Liebster Award: Ini Ceritaku Apa Ceritamu?

Bangun tidur siang, buka Facebook, ada notif di group. Kaget waktu dapat tag dari Mak Tia Yusnita, empunya Tia's Scrapbook. Ternyata saya dapet estafet Liebster Award. Jujur ni ya, padahal pagi tadi baru baca blog tetangga sebelah tentang award ini, siangnya malah ketiban sampur. Hehehe. Kena hukum LOA, nih. Tapi nggak apa-apa. Seru kok awardnya. Lagipula manfaatnya positif.

Asyiknya Bermain Halma

Hai teman,

Perpaduan Modern dan Kuno di Tokyo

Hai teman,

Jangan bosan ya kalau saya menulis tentang Tokyo lagi. Kota ini memang daya tariknya luar biasa. Ada tempat yang modern dan ada pula yang masih mempertahankan sisi tradisonalnya. Semuanya mempunyai keunikan sendiri-sendiri dan saling melengkapi.

#Harajuku

Harajuku terkenal dengan dengan gaya anak mudanya yang nyentrik. Biasanya kalau di Indonesia terkenal dengan kata 'Harajuku Style.' Padahal, Harajuku merupakan nama daerah di Tokyo yang terletak antara Shinjuku dan Shibuya.

Kami ke Harajuku tanggal 3 Mei lalu. Karena bertepatan dengan Golden Week, maka tempat ini ramainya luar biasa. Pada waktu ke sana, waktu menunjukkan pukul 9 pagi. Beberapa toko masih tutup, meski demikian ada toko yang sudah dibanjiri antrean penunjung meski belum buka. Beneran!! ckckckck...

Di Harajuku, ada 3 tempat yang ikonik yaitu Takeshita Street, Harajuku Street, dan Ommote Sando.

Mulanya dari St.Harajuku kami ke Takeshita Street yang berada tepat di seberang stasiun. Karena beberapa toko masih tutup, kami berjalan ke Harajuku Street. Kami hanya menyusuri Takeshita Dori sampai ujung, maka Harajuku Street tepat di seberangnya.

Harajuku Street bagi kami hanya sebuah gang kecil. Kami ingin melihat anak muda Jepang yang nyentrik di sana. Waktu sampai di Harajuku Street, ternyata sepi banget. Mungkin hari masih pagi lagipula hari Sabtu. Kabarnya, bila hari Minngu, anak-anak muda yang berdandan Harajuku akan ramai dan berkumpul di sana.

Ya sudah, kami melanjutkan perjalanan ke Ommote Sando. Kawasan ini termasuk kawasan shoping ternama karena di kanan kirinya terdapat butik dengan merk terkenal. Enaknya lagi, di kawasan ini rasanya adem banget karena banyak pohon-pohon tinggi di pinggir jalan.

Sumber dari sini


Kami sempat heran di sini karena ada antrean panjang sekali. Mereka sedang antre apa ya? Setelah kami telusuri, ternyata mereka antre makan di restoran Egg n Things. Restoran tersebut merupakan restoran breakfast terkenal di Honolulu. Sumpah, kami nggak habis pikir kok mereka rela antre panjaaaaang banget padahal tokonya belum buka. Eh tapi, restoran ini memang terkenal banget di Jepang. Sewaktu kami ke Yamashita Park (Yokohama), banyak juga masyarakat Jepang yang rela antre di restoran ini. Apa nggak keburu lapar, ya. Ckckckck...

Sumber dari sini
Lalu kami balik lagi ke Takeshita. Ternyata tempat ini sudah rame buanget. Banyak toko yang sudah buka. Kami sempat membeli beberapa barang di sana. Harganya lumayan murah. Kami sempat membandingkan harga boneka di Harajuku lebih murah dibandingkan di Asakusa. Tapi tidak semuanya demikian. Ada juga beberapa barang yang lebih mahal.

Takeshita merupakan shopping street yang komplet. Dari mulai baju, tas, souvenir, barang-barang yang lucu, makanan, sampai Daiso ada di sini. Beberapa toko ada yang pegawainya berdandan Harajuku. Mereka terlihat rempong tapi nyentrik. Asyik banget berada di sini.

Gerbang Takeshita

Crepes-nya Enak Banget


#Meiji Jinggu Shrine

Kuil ini merupakan kuil Shinto tertua di Tokyo, letaknya tak jauh dari St.Harajuku. Kami keluar Takeshita menuju St.Harajuku lalu berjalan ke arah kiri. Jika teman-teman menemukan gerbang yang sangat tinggi, kuno, dan besar itulah pintu masuk Meiji Jinggu Shrine. Masuk ke sini rasanya adem banget karena banyak pohon rindang dan besar.

Memasuki kuil ini ada banyak drum-drum besar yang berada di sisi kanan. Kabarnya drum-drum ini dulunya merupakan tempat penyimpanan anggur milik kaisar. Drum-drumnya unik karena dihias dan bertuliskan Jepang.



Kuil ini masih digunakan oleh pemeluk Shinto di Jepang. Setiap tahun baru tanggal 1 Januari, mereka akan memadati kuil ini untuk berdoa. Selain untuk upacara keagamaan, kuil ini masih digunakan untuk upacara pernikahan.

Kami beruntung karena saat itu ada arak-arakan pengantin sebanyak tiga kali. Pengantin akan diarak oleh kerabatnya dan pemuka agama menuju kuil. Setelah menjalani proses keagamaan yang tertutup untuk umum, mereka diarak kembali untuk foto bersama di area kuil.


Tak hanya itu saja, kami juga sempat melihat pertunjukan seni yang sedang berlangsung saat itu. Ada tiga orang yang bernyanyi sambil bermain alat musik tradisonal seperti gitar. Nyanyian mereka sepertinya nyanyian keagamaan karena mereka terlihat khusyuk dan serius. 

Sebelum Menyanyi

Di kuil Meiji Jinggu juga ada taman namanya Naien Garden. Untuk bisa menikmati taman tersebut, pengunjung membayar 500 Yen. Di dalam Naien Garden berisi berbagai jenis tanaman dan bunga di seluruh Jepang. Selain itu, ada juga danau yang banyak ikannya.







#Shibuya

Dari Meiji Jinggu Shrine, kami berjalan ke Shibuya karena saya penasaran dengan patung Hachiko. Oia selama perjalanan menuju Shibuya, sebenarnya kami melewati Yoyogi Park tapi kami urung mampir karena alergi saya kumat. Sepertinya saya masih beradaptasi dengan udara di sini. Jadi tubuh saya gatal-gatal seperti biduran.Suami saya tidak mau mampir karena kasihan sama saya. Padahal saya pengen banget ke sana.

Di Shibuya kami hanya berfoto dengan Hachiko yang terletak tak jauh dari Shibuya Crossing dan St.Shibuya. Kalau mau foto dengan Hachiko, ternyata antre lho. Bagi kami, yang menarik adalah Shibuya Crossing karena tempatnya sangat ramai dan berlatar mall-mall tinggi dengan layar yang besar.

Shibuya Crossing

Patung Hachiko


Kalau teman-teman mau berkunjung ke daerah ini, jangan lupa sempatkan mampir di Yoyogi Park dan Tokyo Metropolitan Government Building (TMG). Di Yoyogi Park bisa melihat taman yang cantik sedang di TMG teman-teman bisa melihat kota Tokyo dari ketinggian. Untuk masuk kedua tempat tersebut gratis!!

Pengalaman yang sangat menarik karena Tokyo termasuk kota metropolitan tetapi tetap mempertahankan unsur tradisionalnya. Perpaduan yang sangat kontras tetapi layak untuk dikunjungi.



Tinggal di Apartemen

Bagi saya, tinggal di apartemen termasuk sesuatu yang wah. Sebab, pemikiran saya harga apartemen di Indonesia sangat mahal, hanya orang-orang berduit saja yang dapat membeli apartemen. Hhhmm, mungkin tergantung lokasinya juga yang mempengaruhi prestise sebuah apartemen. Padahal kalau dipikir-pikir, apartemen itu hampir sama dengan rumah susun kan ya?

Makan di Makudonarudo

Kalau membaca judulnya keren ya? Padahal kalau diterjemahkan secara bahasa tak lain dan tak bukan adalah 'Makan di Mc Donald'. Kok bisa? Ya bisa.

Kuliner Ranjang 69 Depok

Ini adalah review pertama saya tentang kuliner. Hanya ini foto kuliner yang ada karena saya termasuk orang yang jarang mendokumentasikan makanan. Karena sekarang suka blogging, sebisa mungkin saya akan memberikan informasi tentang kuliner yang saya cicipi.

Manfaat Bawang Putih untuk Luka

Pagi tadi, saat mencuci piring, saya teringat akan botol lada yang belum dibersihkan. Rencananya, botol tersebut akan saya buang. Karena aturan membuang sampah yang ketat, maka botol tersebut saya pisahkan dengan tutupnya, dibuang labelnya, dan dicuci dulu sebelum dibuang.

Seringnya Gempa di Jepang

Selama tinggal di sini, aku sering mengalami gempa. Ketakutan pasti ada terutama saat gempa yang terjadi lumayan lama. Memang, letak Jepang yang berada di ring of fire atau lingkaran api Pasifik membuat negri ini sering banget terjadi gempa. Kabarnya, masyarakat Jepang menganggap gempa suatu hal yang biasa.

Museum Ramen yang Unik

Lagi, postingan saya tentang mie. Kali ini tentang mie ramen. Sajian mie yang diberi kuah kaldu yang lezat itu sangat dinikmati di Jepang. Maka tak heran, untuk memanjakan pecinta ramen, dibuatlah museum.

Sensasi Makan Mie Soba di Jepang

Saya adalah seorang MM. Bukan titel seorang master dari studi lanjutan, tapi hanya huruf yang berarti Mie Mania. Ya, saya penggemar berat mie.