Tinggal di Apartemen

Bagi saya, tinggal di apartemen termasuk sesuatu yang wah. Sebab, pemikiran saya harga apartemen di Indonesia sangat mahal, hanya orang-orang berduit saja yang dapat membeli apartemen. Hhhmm, mungkin tergantung lokasinya juga yang mempengaruhi prestise sebuah apartemen. Padahal kalau dipikir-pikir, apartemen itu hampir sama dengan rumah susun kan ya?

Ndilalah, selama tinggal di negaranya Doraemon, saya dan suami tinggal di apartemen. Terdiri dari 8 lantai, apartemen ini sepertinya sudah lama sekali. Hal ini terlihat dari pintu kamar yang kuno. Meski demikian, peralatan yang digunakan di sini terbilang modern. Sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Bagi saya, itu sudah lebih dari cukup.

Selama tinggal di apartemen, saya merasakan sesuatu yang baru dan berbeda. Kemandirian dalam menangani segala hal sangat diperlukan. Soalnya kalau mau bertanya atau meminta bantuan ke tetangga sangat sungkan, karena tidak mengenal satu sama lain. Sepertinya tempat yang saya tinggali ini termasuk kawasan untuk ekspatriat. Sering saya menemui orang Malaysia, India, dan Cina.

Jika berbelanja, seringnya saya langsung membeli barang belanjaan untuk persediaan selama 2-3 hari. Malas. Ya, saya termasuk orang yang malas jika harus keluar apartemen untuk membeli barang yang hanya segelintir. Jadi, jika belanja biasanya saya membuat list barang-barang yang mau dibeli termasuk camilan. Padahal kalau di rumah, saya juga melakukan hal ini. Soalnya praktis dan hemat waktu hihihi.

Kalau saya lagi pengen banget makan di luar *terutama yang makanan berkuah panas, biasanya janjian dulu sama suami. Ketemu di suatu tempat, lalu makan bareng. Tapi seringnya sih, waktu untuk memenuhi hasrat makan tersebut pas weekend. Jadi, hasrat makannya ditahan dulu sampai maksimal baru dipuas-puaskan saat weekend. Kadang, saya merasa nelangsa bener demi makan.

Dari kejadian ini, terkadang saya berpikir sendiri, orang-orang di Jakarta yang tinggal di apartemen dekat jalan raya, kalau tiba-tiba pengen banget makan bakso atau mie ayam apa nggak repot ya? Mereka harus keluar dulu pakai mobil, belum lagi kalau terjebak macet. Dan, apa mereka nggak kangen sama bunyi abang bakso atau siomay yang suka lewat? Haha, kalau saya sih kangen banget, meski jarang beli. Mereka yang meramaikan sore di sekitar rumah. 

Tapi, kembali lagi dengan masing-masing orang ya. Mau tinggal di mana saja terserah, itu hak masing-masing individu. Bagi saya, asalkan dapat menjaga tingkah laku agar tidak merugikan orang lain. Buat apa tinggal di apartemen mewah tapi suka melakukan hal-hal yang mengganggu tetangga kanan-kiri. Bener kan?

No comments