Hati-hati Jika BAB di Toilet Umum

Hari Minggu kemarin saya dan Pak MJ pergi ke Monas, melihat Lebaran Betawi. Kami naik KRL dan turun di St. Juanda. Seperti biasa, jika berhenti melakukan perjalanan baik singkat maupun panjang, dapat dipastikan saya akan mencari toilet *tukang beser*. 

Toilet wanita di St. Juanda dijaga oleh satu petugas kebersihan. Mbak tersebut sibuk menyapu air yang ada di lantai. Memang hal ini sudah menjadi kewajibannya untuk selalu menjaga kebersihan dan kenyamanan toilet. 

Toilet wanita ada empat pintu, pintu yang kedua kala itu sedang rusak, jadi yang bisa dipakai tinggal tiga pintu. Hal ini tentu berpengaruh pada banyaknya orang yang mengantre. Ketika itu, saya mengantre di pintu pertama, di depan saya ada dua orang yang sudah antre duluan. Tak lama kemudian datang serombongan ibu-ibu, tentu saja ini menambah saingan. Saya menunggu dengan sabar. Lama-lama ibu-ibu yang datang setelah saya kok sudah buang hajat duluan, sementara saya belum. Ada apa dengan orang yang di dalam pintu pertama?

Semula wanita yang antre di depan pintu mengetok pintu dan menyuruh orang yang didalam keluar karena sudah banyak antrean, tapi jawaban suara di dalam tidak jelas. Selidik punya selidik, ternyata yang di dalam pintu itu temannya. Karena saya sudah kebelet, akhirnya saya pindah di pintu keempat dan menunggu antrean sebanyak empat orang.

Sambil menunggu antrean, ada ibu-ibu yang mengetok pintu pertama sambil teriak,

'Buruan dong, Mbak. Udah banyak yang antre nih. Gantian dooong. Ngapain aja sih di dalem?'

Hal serupa juga dilakukan oleh si mbak petugas kebersihan. Saya hanya tersenyum melihat ibu tersebut. Sedangkan ibu-ibu yang lain juga berkomentar sama seperti ibu tadi. Yah, senasib sepenanggungan lah ya..

Saya lihat wanita yang antre di depan juga ketok-ketok dan menyuruh temannya untuk cepat keluar. Tetap saja suara di dalam tidak jelas, entah mereka ngomong apa. Kegelisahan tampak di muka wanita tersebut. 

Kemudian, keluarlah wanita tersangka di dalam pintu pertama.

'Ngapain aja sih lo, lama banget', sambut temannya di depan pintu.

'Itu..gue bingung', jawab si wanita tersangka.

Si wanita tersangka sekitar dua puluh tahunan dan berjaket merah itu nggak langsung keluar toilet, malah bingung sendiri. Sedangkan temannya langsung keluar toilet lalu si ibu yang tadi teriak langsung nyelonong masuk untuk menuntaskan hajatnya. 

Akhirnya mbak petugas kebersihan bertanya kepada wanita tersangka,

'Kenapa mbak? kok lama banget sih?'

Jawab si wanita tersangka, 'Itu mbak, nggak bisa ilang.'

'Mbak (maaf) pup ya? Emang susah mbak, harus diguyur soalnya alatnya rusak', jawab petugas kebersihan.

Oooo dari pembicaraan tersebut saya dapat menyimpulkan bahwa wanita berjaket merah lama banget di toilet karena BAB dan nggak bisa hanyut, jadi dia bingung. Pantas saja antrean banyak banget karena hanya dua toilet yang bisa dipakai.

Lalu apa yang terjadi?

Si wanita tersangka menyuruh mbak petugas kebersihan untuk membersihkan (maaf) pupnya. Tentu saja hal ini ditolak si mbak dan wanita tersebut harus tanggung jawab sendiri dengan cara mengguyur memakai ember. Mulailah dia mengambil air kran lalu mengguyur ke toilet tadi. Hal ini dilakukannya sebanyak dua kali. Setelah dia pergi, barulah si mbak petugas kebersihan membersihkan toilet tersebut memakai karbol.

Sedangkan ibu yang tadi bagaimana nasibnya ya, masuk untuk pipis ternyata tempatnya masih kotor. Ketika si ibu keluar, dia ditanya temannya dan menjawab kalau dia pipis di lantai jadi nggak membuka kloset. Waduh, saya nggak bisa mbayangin deh. 

Kejadian ini membuat saya lebih berhati-hati kalau mau BAB di toilet umum. Sebaiknya kita periksa dulu klosetnya layak atau tidak. Setelah saya perhatikan, memang kondisi klosetnya kurang layak, tidak ada alat untuk mem-flush kotoran dan hanya ada shower, itu pun airnya mengalir kecil. Seandainya saja klosetnya bisa lebih baik, mungkin kejadian ini tidak terjadi. Mungkin saja pemikiran 'bisa untuk pipis sudah bagus' perlu dievaluasi. Karena fasilitas umum disediakan untuk memudahkan orang yang membutuhkan fasilitas tersebut dengan segala aktivitasnya. Dan, masyarakat seharusnya menjaga fasilitas tersebut agar dapat digunakan sesuai fungsinya.

Seandainya teman-teman dalam kondisi seperti wanita tersangka tadi, apa yang akan dilakukan?


18 comments

  1. kalo saya biasanya nyari kamar yang agak bersihan dikit mbak.

    ReplyDelete
  2. kok nggak dicek dulu... >_<

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nggak tau tuh mbaknya..
      Kalo sy udh ga tahan

      Delete
  3. terkadang risih juga sich mbak, tapi mau gimana lagi kalo dah kebelet kencing :'(
    uupz...

    ReplyDelete
  4. Widih, ngeri ya..
    Emang sebagian besar toilet di tempat umum di kita masih memprihatinkan. Kadang, selama masih bisa ditahan, saya tahan aja deh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalo (maaf) BAB sy masih bisa nahan, tapi klo pipis mana tahan :)

      Delete
  5. Saya pilih di SPBU, biasanya lebih bersih

    ReplyDelete
  6. sms ke no layanan ahok, mbak. harusnya tempat wisata kan fasilitasnya baik. kalo lihat di facebook, layanan sms ini cepet di layani tuh.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya malah gak tau ada sms tsb..
      Hhhhmm, ini tanggung jwb PT KAI ato Pemrov DKI ya?

      Delete
  7. Biasanya emang g boleh dipake pup..tapi pipis doang kalo tempet gt

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kali ya..
      Mungkin si mbak tsb udh gak tahan..

      Delete
  8. Toilet umum di sini emang banyak yang gak layak, jorok gitu mbak.. Mana saya orangnya jijikan pula..

    ReplyDelete
  9. Ngeri juga ya toilet umum. Lebih baiknya, BAB dulu sebelum berpergian. Jadi pas dijalan gk trlalu repot..

    ReplyDelete