Kangen Pak Bei

Setiap hari bapak berlangganan korannya orang Jawa Tengah di kantor. Jadi setiap pulang kantor bapak selalu membawa koran. Untuk koran weekend, yakni hari Sabtu dan Minggu nggak didapat dari kantor. Seringnya bapak membeli di loper koran langganan dekat Kantor Pos Semarang. Bapak hanya membeli koran hari Sabtu sedang hari Minggu selalu tak ada koran di rumah. Padahal di hari tersebut ada rubrik yang kutunggu. Rubrik yang membuatku tersenyum sendiri dan mengiyakan cerita di dalamnya.

Rubrik tersebut bernama Pak Bei, merupakan tokoh komik kartun karangan Masdi Soenardi. Tokoh ini sangat terkenal di kalangan orang Jawa Tengah kala itu. Pak Bei tokoh yang sok tahu, nggak mau rugi, berpeci hitam, dan sering bernasib buntung. Kasihan sekali. Sedangkan tokoh 'Bu Bei' diceritakan sebagai istri yang polos. Cerita kehidupan Pak Bei sangat lucu. Mengupas topik-topik yang hangat dengan gaya humor khas. Topik kenaikan BBM, harga sayur mayur, pemilihan capres, atau tentang kehidupan bertetangga semua dikemas dengan apik. Setiap yang membaca kisahnya pasti akan ketagihan cerita selanjutnya, menanti seminggu lagi. Ada pesan moral yang disampaikan lewat cerita Pak Bei. Sungguh, Pak Bei bagai candu. Dan, aku terkena candu tersebut.



Sekarang aku nggak tahu apakah komik Pak Bei masih muncul di harian tersebut atau nggak. Mengingat saat ini aku menetap di kota lain. Yang kutahu ternyata pencipta tokoh kartun tersebut sudah meninggal dunia. Sewaktu tanya mbah google, aku baru tahu kalau komik Pak Bei pernah dibukukan. Sayang, aku belum memiliki komik tersebut.  Ah, Pak Bei.. Pak Bei..aku padamuuuu... 



*sumber gambar diambil dari sini 

Bersyukur

Alhamdulillah, saya hari ini dapat membuat beberapa postingan. Hal ini nggak saya sangka sebelumnya karena mengawali agak telat. Bangun untuk bertemu Tuhan agak kesiangan. Tapi saya masih bisa bersyukur merasakan nikmat-Nya yang luar biasa, nikmat yang tak hentinya diberikan kepada saya. Awalnya saya merasakan bahwa hari ini akan mendung. Tiupan angin yang kencang membuat pohon-pohon di sekitar rumah memberikan suara yang indah. Angin semilir dari pagi sampai detik ini mengetik pun masih saya rasakan. Hari ini cerah dan hawanya adem banget. Masakan lezat yang dari kemarin saya masak masih bisa disantap. Ah, terlalu banyak nikmat-Nya jika harus dijembrengkan di sini.

Bersyukurnya lagi, dengan membuka grup yang saya ikuti ternyata ada beberapa lomba. Meski mepet deadline, alhamdulillah saya masih bisa mendaftar menjadi peserta. Sebenarnya saya ikut lomba itu karena ingin menambah postingan. Yang semula nggak ada ide malah lancar sekali menuliskan kata per katanya. Sesuatu yang kalau dipaksa maka akan bisa. Apa iya, otak saya harus dipaksa terus seperti ini? *hehe*. Saya hanya mengambil sisi positifnya saja. Jika layak mendapat hadiah maka akan saya syukuri tapi jika nggak dapat pun tetap saya syukuri karena dengan adanya lomba-lomba tersebut saya bisa menambah postingan. Maklum, bulan ini saya banyak absen ngeblog. Apalagi kalau bukan si malas sedang menemaniku sepanjang hari itu. Ah, jangan salahkan si malas. Coba berkaca pada diri sendiri saja dan memaknai hari ini dengan bijak atas semua kejadian membuat lebih bahagia. 




-Selamat Hari Minggu, Kawan-


Serba-serbi Online Shop

Saat ini bisnis online sudah nggak asing lagi di masyarakat apalagi online shopping.

Sambal Tumpang: Olahan Mantap dari Tempe Busuk

Saya suka banget sama sambal tumpang. Masakan ini terbuat dari tempe busuk. Iya, tempe busuk. Ih, enak banget loh tempe ini diolah. Baunya khas, nggak bau busuk.

Bikin Daftar Syukur

Ini ceritanya saya dapat pas ketemu salah satu besties.

TTM : Temanku Tukang Mbatik

Saya selalu terkesima dengan kelebihan seseorang. Bukannya membandingkan dengan diri sendiri atau malah bikin iri. Enggak, enggak sama sekali. Tapi lebih pada kagum dan mensyukuri karunia-Nya karena ada beraneka ragam insan yang mewarnai kehidupan. Ceilah, bahasanya :)

Jelajah Komplek di Depok

Baiklah, saya lanjutkan cerita sebelumnya ya. Jadi, ceritanya waktu puasa kemarin kami keliling komplek yang ada di Depok. Antara niat nggak niat sih mencari rumah.

Pertimbangan Mencari Rumah

Ceritanya itu saya dan suami ingin merasakan tinggal di komplek secara saat ini kami tinggal di kampung. Memang sih, sewaktu mencari rumah dulu, saya ingin rumah yang lapang dengan taman depan dan belakang. Alhamdulillah sudah dipenuhi sama suami saya. Eeee yang namanya manusia kan kadang pengen mencoba hal-hal yang baru kan ya.

Tahap Pelunasan KPR dan Mengurus Roya

Teman-teman masih punya KPR? Hehehe gemes sama bunga atau marginnya gak? Sepertinya itu dialami semua yang pinjam ke bank, ya. Karena gemes ini maka saya dan pak suami memutuskan untuk menutup KPR. Ini termasuk nekat sih, karena diluar rencana tahun ini. Meski awalnya ngos-ngosan, tapi endingnya enak, nggak mikir utang, hehehe. Kalau keuangannya berlebih sih nggak papa ya. Lha ini, cuma bisa untuk menutup utang dan selanjutnya menyederhanakan hidup selama sebulan. Tapi seruuu banget kalau hidup itu ada utang dan tantangannya. Betul?