TTM : Temanku Tukang Mbatik

Saya selalu terkesima dengan kelebihan seseorang. Bukannya membandingkan dengan diri sendiri atau malah bikin iri. Enggak, enggak sama sekali. Tapi lebih pada kagum dan mensyukuri karunia-Nya karena ada beraneka ragam insan yang mewarnai kehidupan. Ceilah, bahasanya :)

Seperti salah satu sahabat terbaik saya, yang mempunyai banyak kelebihan salah satunya membatik. Orang seumuran saya yang generasi 90-an ini ketika tahu ada yang bisa mbatik pasti 'WOW' rasanya. Karena apa? karena membatik itu katanya nggak gampang. Membatik itu kalau pas menorehkan canting di kain mbleber, ya hasilnya nggak bagus. Butuh ketelatenan dan kesabaran. Belum lagi menggambar polanya yang mlungker-mlungker. Sahabat saya ini mempunyai bakat membatik mungkin turunan dari moyangnya. Neneknya bisa mbatik, ibunya juga, apalagi budhenya.

Ketika kecil, sahabat saya senang membantu neneknya membatik. Namanya membantu lama-lama menjadi kebiasaan dan secara nggak sengaja malah terlatih alami. Saat dia hijrah ke Jakarta dia lumayan banyak job untuk mbatik. Tau dong ya di kota besar yang namanya keahlian khusus itu sangat dihargai dibanding di kota kecil. Makanya dengan keahliannya itu, sahabat saya sering mendapat job di acara yang bergengsi. Misalnya saja di acara nikahan di gedung mewah yang nggak sembarang orang bisa masuk. Pernah juga dia dapat job di acara pembukaan mall elit yang tamunya 'wah'. Yang paling berkesan, dia mendapat job di acara nikahannya Raffi-Gigi. Langsung dong ya, dia kasih lihat kartu pass-nya ke saya. Jujur, saya malah bingung kenapa kok saya dikirimi foto itu. Sebaliknya, saya sarankan untuk menjadikan foto tersebut sebagai dp di BB.

Card Pass Raffi-Gigi dari Dok. Sahabat

Sontak saja, teman-temannya pada nggak percaya dan tanya ina-ini-inu. Kok bisa sih masuk ke sana? Apa benar itu foto asli miliknya? atau malah yang paling mainstream, kamu nggak ngambil di google kaaaann? Oemjiiiii hare gene masih ada ya orang yang berpikiran seperti itu *eh ini eranya mbah google ding*. Padahal dia itu beneran di sana loh, ngetem dari siang sampai malam.

Hampir semua temannya nggak percaya soalnya sahabat saya dianggap sebelah mata. Padahal kan kalau disadari semua itu jangan dinilai karena materi. Setiap orang itu berbeda, nggak ada yang sama. Dan kita nggak bakalan tahu soal rejeki. Bisa saja saat ini kita di atas, siapa tahu besok kita di bawah. Jangan menyepelekan orang lain loh.

Jujur, katanya sejak saat itu dia bangga dengan dirinya. Dia bangga karena dia mempunyai pengalaman yang nggak setiap orang bisa. Dia punya pengalaman untuk masuk ke acara-acara yang nggak semua orang diundang. Dia bangga karena dia mampu berjuang dengan keahliannya tanpa embel-embel pangkat atau jabatan orang lain. Dia sangat mandiri.

Peralatan Mbatik-Dok Sahabat

Oia, teman saya juga pernah cerita. Kalau dapat job, seringnya dia pakai kebaya kan. Nah, suatu saat dia pernah tuh pakai kebaya dan bawahannya kain jarik. Jariknya berupa batik tulis bikinan almarhumah neneknya. Waktu membatik di suatu acara, dia didatangi tamu, dan jariknya ditawar sekian juta. Dia menolak dan bilang kalau itu peninggalannya neneknya, nggak bakal dijual. Tak berapa lama, tamu tersebut balik lagi dan menaikkan tawaran sekian puluh juta. Gilak ya, tamu ini ngebet banget. Tetep dong ya, teman saya nggak goyah.

Hasil Karya Sahabat

Dengan bakatnya tersebut dia punya mimpi bisa keliling dunia lewat mbatik. Bulan ini saja dia udah dapat beberapa job di acara pernikahan yang cukup berkelas.

Jangan takut bermimpi, kawan. Raihlah dan yakinlah akan mimpimu dan semoga Tuhan memeluk semua mimpi-mimpimu.


-Untukmu-

2 comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete