Resolusi dan Ramalan Tahun Baru

Halo, selamat tahun baru, ya!  Semoga tahun ini lebih baik dari tahun kemarin. Aamiin.

Menjelang awal tahun, hal yang sering diperbincangkan banyak orang tak lepas dari nuansa baru menyambut pergantian angka yang menandai tahun sudah berubah. Berbagai persiapan untuk merayakan malam tahun baru selalu menjadi topik hangat di mana-mana. Di sejumlah media baik cetak, televisi, radio, ataupun elektronik juga memperbincangkan hal yang biasanya menjadi lecutan untuk mengawali tahun. Biasanya yang sering diperbincangkan sebagai penyemangat menyambut datangnya tahun yaitu resolusi dan ramalan tahun baru. 

Di akhir tahun atau mendekati perayaan tahun baru, banyak banget acara televisi yang mendatangkan bintang tamu seorang tokoh yang katanya bisa memprediksi hal-hal apa saja yang bakal terjadi di tahun baru. Dan, apa yang dibahas tersebut kadang menjadi berita hangat saat itu juga apalagi yang berkaitan dengan kehidupan selebritas. Jujur, untuk yang ini saya angkat angan karena sudah nggak mengikuti acara infotainment, hahaha. 

Nggak mau ketinggalan, coba tengok saja di berbagai media cetak baik koran maupun majalah. Masing-masing berita cetak menampilkan peruntungan nasib berdasarkan ahli fengshui, hongshui, ahli astrologi, dan ahli-ahli lainnya untuk bicara mengenai apa yang bakal rame di tahun yang baru. Kalau di radio dan obrolan sesama teman, biasanya yang dibahas tentang resolusi tahun baru. Pertanyaan yang sering diajukan biasanya seperti ini, "Apa, sih, resolusimu di tahun baru?" 
Bener, kan?

#Resolusi Tahun Baru

Menurut Wikipedia Indonesia yang uraiannya nggak jauh beda dengan Wikipedia berbahasa Inggris, menyebutkan bahwa resolusi tahun baru merupakan tradisi yang umum terjadi di mana pun. Inti dari sebuah resolusi yaitu seseorang melakukan perbaikan atas dirinya sendiri.  

Saya pun nggak mau ketinggalan dan pernah membuat resolusi tahun baru. Kebanyakan orang mencatat resolusi tersebut di sebuah buku atau di handphone. Setiap beberapa minggu atau bulan, biasanya catatan tersebut ditengok lagi. Si pencatat akan melihat apakah beberapa resolusi tersebut sudah tercapai atau belum. Jika belum, masih berapa banyak PR yang harus dikerjakan?  

Banyak resolusi yang dibuat di awal tahun nggak tercapai. Saya pun mengalami hal ini, hahaha. Tahun 2014 saya pernah membuat catatan resolusi. Ada beberapa poin cita-cita yang ingin saya capai di tahun tersebut. Kenyataannya, resolusi tersebut saya ubah lagi di pertengahan tahun. Hahahaha, macam perubahan anggaran di kantor pemerintah saja.

Resolusi yang sudah diubah tersebut beberapa ada yang tercapai dan ada yang nggak. Senang dan syukur saya ucapkan ketika salah satu impian dapat tercapai, yaitu saya bisa pindah rumah. Untuk mewujudkan itu memang butuh usaha yang nggak sedikit. Perlu pengaturan skala prioritas sehingga hal-hal yang kurang perlu dikesampingkan dulu.

Sedangkan resolusi yang dari dulu nggak pernah berubah dan belum tercapai yaitu mempunyai anak. Sampai saat ini saya masih berpikiran positif dan berusaha meski kadang capek dan lelah. Tapi, semua itu mengajarkan saya banyak hal. Masalah anak itu urusan Tuhan, kita sebagai manusia hanya melakukan yang enak saja. Itu kelakar teman saya. Bener juga, ya? hahaha.    

Kegagalan dalam pencapaian resolusi sejalan dengan sebuah studi tahun 2007 yang dilakukan oleh Richard Wiseman dari Universitas Bristol. Studi tersebut menyatakan bahwa 88% dari 3.000 responden gagal mewujudkan resolusi mereka (dari sumber ini). 

Alasan banyak yang gagal dalam mewujudkan resolusi karena mereka menulis resolusi yang nggak masuk akal, ada yang nggak fokus ke tujuan, bahkan ada yang lupa dengan resolusinya. Lucunya, satu dari 10 responden menyatakan bahwa mereka mampu mencapai beberapa target. 

Banyak orang membuat resolusi agar kehidupannya lebih baik namun banyak pula yang lupa dan nggak fokus pada tujuannya sendiri. Hal ini nggak beda jauh sama saya, hahahaha. Sejak tahun lalu saya sudah nggak bikin resolusi lagi karena malu banyak yang nggak tercapai. Saya hanya punya resolusi yang sama setiap tahunnya. Resolusi tersebut cukup saya ucapkan dalam hati, nggak perlu dicatat. Setiap tahun saya hanya ingin menjadi orang yang lebih baik. Udah, itu tok!

Ternyata ini juga nggak gampang dilakukan, ya. Dalam ngeblog, misalnya. Kadang-kadang semangat untuk ngeblog masih naik-turun. Di awal-awal tahun, mulanya semangat ngeblog tinggi sekali bahkan Januari saya bikin 40 postingan, melebihi jumlah hari di bulan itu. Lalu makin lama makin turun jumlah postingannya. Bahkan di Bulan November saya nggak bikin postingan sama sekali. Dan, jumlah postingan dari tahun 2014 ke 2015 hanya naik 3 postingan saja. Duh, semoga semangat untuk ngeblog selalu stabil, ya. 

#Ramalan Tahun Baru

Seperti yang saya utarakan di atas, saat penghujung tahun di media cetak banyak tulisan tentang ramalan tahun baru. Di Indonesia, biasanya masih menggunakan ramalan ilmu kuno dari China yang sudah melegenda. Shio teman-teman yang biasanya dilambangkan dengan berbagai hewan akan diterawang sesuai shio yang menjadi lambang di tahun baru. Para ahli ilmu ini akan mengutarakan shio apa yang beruntung di tahun tersebut. Begitu pula sebaliknya, shio-shio yang dianggap kurang beruntung dianjurkan untuk lebih waspada. Ahli astrologi juga nggak mau ketinggalan. Mereka juga punya porsi untuk melihat peruntungan melalui zodiak.

Di media cetak baik koran atau majalah, ramalan tahun baru mempunyai porsi halaman yang lumayan banyak. Kenapa bisa begitu? Karena hal-hal yang dibahas dalam ramalan juga banyak meliputi rezeki, kesehatan, dan asmara. Tak ketinggalan, ada juga yang membahas pertarungan politik di tahun yang baru, apakah suasananya lebih adem atau malah semakin panas.

Semua hal-hal yang dibahas tersebut nggak jauh dari kehidupan manusia itu sendiri. Banyak orang yang ingin sekedar tahu atau malah nggak mau tahu sama sekali. Itu urusan masing-masing pribadi, sih. Hanya saja, media cetak merupakan perusahaan yang ingin meraup untung dengan memanfaatkan apa yang sedang terjadi di masyarakat. Mereka menghadirkan tulisan dengan narasumber yang nggak main-main juga. Bagi sebagian orang, ramalan tersebut dianggap sebagai pengingat untuk lebih baik menjalani kehidupan di tahun yang baru. Dan bagi sebagian yang lain, mereka tetap menjalani hidup tanpa memusingkan apa kata ramalan.  

Ngomong-ngomong soal ramalan, dulu waktu masih ABG, saya suka membaca ramalan zodiak terutama yang berhubungan dengan uang dan asmara. Hahaha, maklum waktu itu masih sekedar ingin gaul dengan teman-teman. Apalagi beberapa teman saya banyak yang berlangganan majalah Gadis, Aneka, dan Hai. Majalah remaja populer di era 90-an, ya. Kalau ada majalah baru, yang dibuka pertama kali biasanya ramalan zodiak, hahaha.

Saat ini, sebagai bloger *uhuk* tentunya saya nggak mau ketinggalan ramalan juga, dong. Bukan, saya bukan meramal hal-hal yang memang nggak saya ketahui. Saya hanya ingin sharing tentang salah satu senjata andalan bloger yaitu media sosial.

Bloger nggak lepas dari media sosial dengan segala hiruk pikuknya karena peralatan utama bagi bloger tentu saja internet. Seperti yang kita tahu, saat ini pesona media sosial masih cetar dan mempesona. Jumlah pengguna media sosial akan meningkat seiring murahnya harga handphone dan paket internet. Bahkan, dengan adanya perkembangan di sana-sini memungkinkan informasi dapat menyebar secara cepat dan luas hanya dengan sekali klik. Iya, penyebaran informasi hanya butuh jari, nggak perlu koar-koar ke sana-sini segala. Maka nggak heran, saat ini banyak sekali selebritas dunia maya bermunculan baik dari dunia blog, youtube, instagram, dll. Karena perkembangannya yang pesat inilah diperkirakan tahun 2016 akan banyak keramaian di media sosial.

Semakin ramenya media sosial kalau nggak bisa dimanfaatkan dengan baik bisa saja menimbulkan masalah. Berbagai persoalan yang muncul bisa dikarenakan kelalaian diri sendiri dalam memposting sesuatu. Di dunia maya, apa pun yang sudah diposting akan meninggalkan rekam jejak baik tulisan atau gambar. Misalnya, postingan yang awalnya hanya untuk selfie atau untuk kenang-kenangan jika dilakukan di tempat dan waktu yang salah maka akan mendapat reaksi beragam dari masyarakat. Mungkin ini yang menjadi dasar permasalahan dunia maya bahwa apa yang kita posting belum tentu persepsinya sama dengan yang melihat. Seperti kita tahu, orang yang melihat dan membaca postingan tersebut jumlahnya banyak. Jumlahnya bisa mencapai ribuan dalam beberapa jam saja dan hanya dengan sekali klik. Yup, SEKALI KLIK!

Seperti kasus-kasus yang terjadi sebelumnya, masalah penghinaan atau pencemaran nama baik diperkirakan masih banyak terjadi. Meski sudah ada UU ITE (Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik), yang namanya pribadi tiap orang berbeda. Contoh, ada yang memposting hal yang dapat membuat segolongan atau beberapa pihak tersinggung. Parahnya lagi, postingan tersebut dibuat saat sedang marah sehingga ia merasa dapat melampiaskan emosinya. Dan, dengan sekali klik, postingan tersebut menyebar ke mana-mana, di-screencapt oleh banyak orang dan di-share di grup sana-sini. Apa yang terjadi? Dapat dipastikan, si pembuat postingan akan di-bully oleh pihak yang tersinggung tersebut. Bahkan, bisa saja postingan tadi menjadi topik bernas di berbagai media yang membuat pihak kepolisian turun tangan. Jangan sampai mengalami kejadian seperti ini, deh!

Saya pernah mengalami kejadian yang membuat khilaf padahal saya tipikal orang yang nggak terlalu aktif di media sosial. Tahun lalu, saya pernah membuat postingan yang dapat membahayakan diri sendiri jika itu dibaca oleh orang yang nggak bertanggung jawab. Untungnya, ada seorang teman yang mengingatkan dan langsung saya hapus postingan tersebut. Dag-dig-dug nggak karuan rasanya setelah kejadian tersebut. Bagi yang sudah mengingatkan, terima kasih, ya. ^-^.

Sejak kejadian tersebut, setiap akan memposting sesuatu apakah itu tulisan, status di Facebook, atau gambar maka saya akan berpikir beberapa kali. Apakah itu layak untuk diposting di jagat maya? Apakah itu aman dan nggak menimbulkan konflik sana-sini? Dan, saya selalu menghindari memposting saat marah karena takut kalau kemarahan tersebut membuat pihak tertentu melaporkan postingan itu ke pihak yang berwenang. Jadi, bijaklah dalam berinteraksi di media sosial.

Di tahun yang baru ini, apa saja resolusi teman-teman? Dan, ramalan apa saja yang bakal menjadi trending topic selanjutnya? Hhmm, semoga saat ini dan esok akan lebih baik dari sebelumnya, ya. Karena sejatinya manusia menginginkan kehidupan yang lebih baik setiap saat tanpa harus menunggu bergantinya tahun.

33 comments

  1. Keyword ramalan memang biasanya banyak dicari setelah ganti tahun ya mb pit..aku ni plg suka googling zodiak sna shio wkwkk..kdg2 banyak tepatnya juga sih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahahaha, bener juga sih. Tapi skrg sy jrg buka ramalan.

      Delete
  2. resolusinya sih supaya aku bisa manage waktu lebih baik lagi. kalau ramalan gak ada :) Selamat tahun baru ya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Selamat tahun baru, Mba Lid.
      Bener bener, aku masih kacau bgt time management-nya.

      Delete
  3. Banyak resolusiku di 2015 yang masih jadi PR sampai skr, huhu. Tapi untuk tahun ini, aku gak muluk2, pengen bisa jadi pribadi yang lebih "adem" aja , sebisa mungkin jaga "senjata paling tajam" yang sangat berbahaya kalau tidak digunakan dengan bijak, yaitu lidah. Semoga tidak jadi pribadi yang bisa menyakiti hati sesamanya. Haha.. efek donlot Telegram ceritanya nih mba.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wow, efeknya positif tuh, Han.
      Iya, dihindari juga tuh yg "dari lidah turun ke jari" biar ga klak-klik yg bikin konflik.

      Delete
  4. Saya gak bikin resolusi Mbak Pipit. hihihi. Semoga tahun 2016 semakin saksyes ya Mbak. Btw memang kudu hati-hati ya di medsos.. Karena memang tinggal klik aja :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih, Mas Dani. Dgn ucapan yg sama smg makin sukses jg..
      Iyes, kudu hati2 ya. Ga boleh asal klik.

      Delete
  5. mbk pit, smoga harapan dikau mempunyai anak segera diijabah Allah ya mbk, amiiinnnnn...
    resolusiku skrg apa yaaaa...
    minimal lbh baik dr thn2 sebelumnya, gt aja deh.
    :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, makasih Mba Inda.
      Tooos, minimal lbh baik dr kemarin..

      Delete
  6. Mba Pipit, moga resolusi tahun barunya terlaksana ya... terutama harapan untuk punya anak, segera diijabah oleh Alloh aamiin. Kalo resolusiku apa ya.. panjang, baca aja di postinganku. Wkwkwk, modus biar di BW in blognya :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih, Mba Rahmi.
      Siap, entar BW ah :D

      Delete
  7. Selamat tahun baru mbak wish u all the best

    ReplyDelete
  8. Mbakkkk....semoga rezeki berupa anak segera diijabah oleh Allah aamiin.
    semoga nularrr nularrrr...^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, Mba.
      Makasih..Met tahun baru yaa...

      Delete
  9. Smoga thn 2016 bs nabung buat nikah...wkwkkw..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin, turut mendoakan smg impiannya terkabul :)

      Delete
  10. Setuju,Mbak... setiap hari adalah tahun baru, so tak usah menunggu :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, smg ya tiap hari selalu ada perubahan yg lbh baik.

      Delete
  11. Resolusi yess, ramalan??? Hiiiihii... jalanin ajalah...
    Moga tercapai semua rencana di 2016 ini ya, Mba Wid

    ReplyDelete
  12. Semoga tercapai mbak resolusinya bisa segera dapet momongan ya. Resolusiku tahun ini kuliah lagi mbak :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waaa, semoga tercapai resolusinya Mba :)

      Delete
  13. Seperti tahun kemarin...saya blm menulis resolusi secara khusus

    ReplyDelete
  14. untuk tahun ini, saya belum kepikiran resolusi mbak.
    tapi yang pasti, saya pengen 'bisa' konsisten ngeblog :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Samaan Kang, saya jg pengen konsisten ngeblog :)

      Delete
  15. eaaaaaa ramalan kayaknya biarin aja ah sukses aj buat kita semua d 2016

    ReplyDelete
  16. Research Paper Writing with publication support like IEEE, Scopus, SCI. If you are in urgent need of research paper writing services, we will be very much glad to offer our guidance and assist you in your writing tasks on the desired topics or subjects.

    ReplyDelete
  17. I read this article. I think You put a considerable measure of push to make this article. I value your work.

    ReplyDelete