Membaca, Yuk!

Di era digital seperti sekarang, kebiasaan orang untuk membaca buku semakin berkurang.

Kebiasaan membaca buku secara konvensional sudah banyak digantikan dengan membaca menggunakan smartphone. Melihat perkembangan ini, saya termasuk orang yang masih suka dengan cara konvensional. Bagi saya, membaca secara konvensional masih ada manfaat positifnya. Maka saya pengin mengajak teman-teman untuk lebih senang membaca buku. 

Kebiasaan membaca masyarakat Indonesia tergolong rendah. Data UNESCO tahun 2012 menyebutkan bahwa indeks minat baca di Indonesia 0,001. Artinya, dari 1.000 penduduk, hanya satu orang yang suka membaca. Duh, menyedihkan ya. 

Minat baca yang rendah disebabkan oleh banyak faktor. Namun hal yang paling mendasar yakni nggak adanya kebiasaan membaca yang ditanamkan sejak kecil. Kebiasaan membaca di dalam keluarga sebenarnya gampang banget diterapkan. Supaya anak-anak menyukai kegiatan membaca sejak kecil, sebaiknya orangtua pun memberikan contoh yang sama. Gimana anak mau suka membaca kalau orangtuanya nggak memberi contoh atau mendukung kegiatan ini?

Bapak dan ibu saya kurang suka membaca buku. Tapi mereka setiap hari membaca koran. Bapak memang berlangganan koran sejak aktif bekerja hingga sekarang beliau sudah pensiun. 

Kebiasaan membaca koran setiap hari lama-lama menular ke anak-anaknya. Terlebih pada saya sendiri. Kebiasaan membaca buku sudah saya sukai sejak SD. Saya masih ingat waktu liburan sekolah, saya sering minta dibelikan majalah Bobo atau majalah bekas asal masih bisa dibaca. Dan, bapak sering mengajak saya ke tukang loak yang ngemper tiap malam di Jalan Pemuda, Semarang.

Untuk memenuhi hobi membaca, sekarang saya banyak membeli bacaan dan berlangganan majalah. Saya cenderung suka bacaan yang ringan. Seringnya saya membeli novel dan biografi tokoh. Novel yang saya baca beragam, kebanyakan dari novelis Indonesia sih.


Majalah Langganan dan Terfavorit 


Meski sekarang membaca bisa dilakukan secara digital tapi saya tetap suka kegiatan membaca linear dengan menatap buku atau majalah. Saya suka banget dengan bau buku atau bacaan baru. Nggak tahu ya kenapa. Enak aja gitu. Saya bangga jika bisa membeli dan berhasil menamatkan isinya. Setelahnya, ada nafas panjang dan perasaan lega karena sudah mengetahui isi cerita.

Membaca secara konvensional dan digital sangat berbeda sensasinya. Jika membaca konvensional, saya bisa mendengar bunyi kertas jika membalik halaman. Dengan membaca secara fisik, saya bisa berulang kali membaca dan membuka halaman yang saya sukai. Membaca secara konvensional juga nggak bikin mata cepat lelah. 

Ya, itulah alasan kenapa lebih suka membaca bacaan secara linear. Bagi saya, membaca bacaan yang ada fisiknya membuat saya lebih fokus untuk memahami keselurahan maksud yang disampaikan penulis. 

Oia, ada cerita menarik nih. Saya kan ikut kegiatan perpustakaan keliling yang digagas oleh ibu-ibu Jepang yang tinggal di Indonesia. Ketika mereka saya tanya kenapa memilih kegiatan ini untuk anak Indonesia, jawaban mereka membuat saya tersenyum. Katanya, mereka prihatin dengan anak-anak yang nggak suka membaca. Bagaimana nasib bangsa ini kalau anak-anaknya saja nggak suka membaca?

Deg, hati saya berdesir mendengar itu. Mereka kok sampai segitu perhatiannya ya pada kegiatan membaca ini. Apa pun akan mereka lakukan supaya anak-anak mau membaca dan sering datang ke perpustakaan keliling. Mengganti bacaan secara berkala dan memberikan dongeng pun pernah mereka lakukan. 

Memang benar sih apa yang dikatakan oleh ibu-ibu Jepang tadi. Kebiasaan membaca akan mempengaruhi karakter dan kreativitas anak di masa mendatang. Jika anak semakin banyak tahu literasi maka daya nalar akan berkembang dan kreativitas anak semakin terasah. Dengan demikian, mereka akan punya karakter yang kuat dan lebih percaya diri menghadapi derasnya arus globalisasi yang makin menggila ini. 

Semakin banyak membaca akan membuat kita lebih banyak tahu. Tapi, dengan banyak tahu tersebut sejujurnya makin banyak yang nggak kita ketahui lho. Jadi terus membaca, yuk!

14 comments

  1. yuk membaca juga bisa merelaksasi jiwa

    ReplyDelete
  2. lebih suka baca buku dari kertas mbak...kalau dari hape mata suka sakit...:)

    ReplyDelete
  3. Dulu pas masih single suka hunting buku di pameran buku yang harganya lebih murah. Kalo sekaranf, udah nggak sempet lagi. Jarang banget baca buku, kareba tiap pegang buku. Pasukan bocil langsung nyerobot pingin tahu isinyam kadang kesobek. Jadinya sekarang lebih sering baca via hp saja mbak. Hihihi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaaa, kadang saya kepikiran kayak Mbak nih.

      Delete
  4. Iya iya... mari kita rajin membaca... hahaha
    Aku rajinnya baca caption Instagram ama blogpost doang, Mbak... piye dong...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti kamu rajin baca blogpostku dong yes :))

      Delete
  5. sampe dibela2in beli rak buku biar mancing anak suka baca mba..soale kemarin2 bukunya tersebar dimana2 gitu,,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kereeen nih Mba Fitri.
      Semoga anak2nya rajin membaca ya.:)

      Delete
  6. Aku suka membaca buku alias megang buku. Daripada baca ebook. Mungkin krn kebiasaan ya

    ReplyDelete
  7. betul. membaca bikin otak berkembang karna mengikuti tulisan di buku2 tersebut :D

    ReplyDelete