Dobel 3 dan Renungannya

Tahun ini saya dan pak suami fix sudah dobel 3. Nggak terasa saya akan memasuki usia cantik, hahahaha. Yah, semoga saja nggak cuma usianya yang cantik tapi juga perilakunya. Aamiin. 

Ngomong-ngomong, ulang tahun saya dan pak suami cuma selisih sebulan. Saya duluan yang ulang tahun, bulan berikutnya pak suami. Dari kecil keluarga kami nggak pernah merayakan ulang tahun. Cuma pas ABG, selebrasi ulang tahun saya biasanya dengan mentraktir sahabat terdekat atau mengajak mereka makan di rumah. 

Semakin berumur, saya merasa banyak banget perubahan yang saya alami. Terutama saat berusia 33 tahun ini. Perubahan yang sangat terasa soal kepribadian saya. Beneran, saya merasa berubah dratis. 

From Pixabay

Ada yang bilang bahwa menjadi tua itu pasti, tapi menjadi dewasa itu belum tentu. Semakin berumur saya semakin sadar bahwa saya makin tua. Flek hitam udah nambah, uban udah muncul, dan saya merasa lebih sensitif. Tapi apa iya saya sudah bertambah dewasa? 

Jika ditanya demikian, saya akan menjawab begini,

hhmm, saya hanya ingin lebih bijaksana menjalani hidup. 

Saya banyak belajar dari orang-orang di sekeliling saya. Bisa dari teman, keluarga, sahabat, tetangga, bahkan netizen di dunia maya. Yang saya temukan banyak sekali orang yang sudah berumur secara usia namun sejujurnya mereka belum dewasa. 

Sifat yang belum dewasa ini mirip seperti anak kecil lah. Ada yang meributkan hal-hal kecil yang sebenernya nggak penting, ada yang bertengkar menganggap idenya benar dan berebutan mencari pembenaran tapi mereka tidak tahu mana yang benar. 

Dulu, saya cenderung cerewet dan suka hahahihi, ngomong ya langsung aja nggak pake mikir. Sekarang, apa-apa yang keluar dari jari ataupun mulut saya pikir ulang. Sekarang saya memikirkan dampak apa yang dirasakan oleh orang lain terhadap apa yang saya tulis atau saya utarakan. Jadi, nggak asal ngomong aja.

Perubahan ini nggak serta merta terjadi begitu saja. Pastinya ada proses yang panjang dan perlu dipahami. Entah, apakah kebiasaan saya membaca buku atau novel mempengaruhi hal ini atau tidak. Namun tiap kali saya selesai membaca satu buku, pasti ada aja hal yang saya ambil hikmahnya. Yang paling ngena sih setelah baca Unbelievable Japan. Saya banyak belajar dari sikap dan budaya orang Jepang yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.


Selain bacaan, bisa saja perubahan ini karena saya gaulnya dengan emak-emak yang mana sangat sensitif dengan berbagai obrolan. Bisa saja apa yang kita bicarakan ditanggapi lain oleh lawan bicara. Ujung-ujungnya malah kita sendiri jadi bahan omongan deh. Wakwaw. Hal inilah yang membuat saya banyak berubah. Saya mulai mengontrol apa yang saya bicarakan supaya tidak menyinggung orang lain. 

Untuk saya pribadi, saya merasa perubahan ini ke arah yang positif. Saya merasa lebih damai, tenang, dan lebih suka dengan kehidupan saya sendiri tanpa mengusik atau kepo dengan masalah orang lain. Saya hanya ingin bahagia menjalani kehidupan saya sendiri dan keluarga. Makanya saya hidup mengikuti arus saja dan tidak ngoyo. 

Namun, untuk kehidupan sosial saya hanya ingin berbaur seperlunya saja. Toh, dengan demikian saya berharap masih bisa berkontribusi untuk lingkungan baik pertemanan maupun lingkungan tempat tinggal. 

Satu lagi, saat saya search di IG saya menemukan quote seperti ini 

"Bahwa setiap dari kita akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat nanti. Jadi jangan sibuk mencari dosa orang lain."

Nah, makjleb saya bacanya. Mungkin ini juga yang mempengaruhi perilaku saya akhir-akhir ini untuk jadi orang yang lebih baik. Kalau kamu gimana?

2 comments

  1. Apalagi saya yang udah kepala 4, ya? Semakin banyak merenung tentang hidup :)

    ReplyDelete
  2. selamat datang di usia cantik :)
    pakabar mba? moga sehat selalu yaa
    makin tambah usia, makin banyak yg direnungkan. buatku jadi makin mensyukuri dan menikmati (sisa) hidup ini. sekrang udah jarang keluyuran gaul sana-sini, lebih banyak mager di dapur hehehe

    ReplyDelete