Halo dari Qatar

Hai, apa kabar?

Lama, ya, nggak ngeblog. Meskipun pengunjung blog ini sedikit dan saya jarang blog walking, lama-lama kangen juga cerita di blog. Platform ini selalu bikin saya balik lagi buat cerita receh atau sambat.

Btw seperti judulnya, postingan ini dibuat di Qatar.

Yup, saat ini saya ada di Qatar. Sama kayak pengalaman sebelumnya, saya nyusul pak suami yang tinggal duluan sejak Januari karena dia ketrima kerja di perusahaan LNG milik Qatar.

Sebetulnya hal ini sudah kami ketahui tahun lalu namun belum ada kepastian kapan berangkat ke Qatar. Maklum, waktu itu Qatar juga sibuk jadi tuan rumah Piala Dunia. Sambil menunggu kabar dari Qatar, saya dan pak suami mempersiapkan semuanya. Barang-barang yang sekiranya tidak dibawa ada yang kami sumbangkan, dibuang,  dan dijual via Facebook Marketplace. Kami juga menjual beberapa aset, diantaranya mobil dan motor.

Menerima kerja dan pindah ke Qatar adalah keputusan besar yang kami buat tahun lalu dan kami jalani di awal tahun ini. Keputusan yang mengubah semua rencana yang telah kami susun. Rasanya kayak memulai hidup baru dari nol.



Saya harus LDM-an dulu 3 bulan (Long Distance Marriage). Selama ditinggal pak suami ke Qatar, saya dan anak-anak cuma bertiga di rumah dan nggak ada partner buat mengurus mereka. Jujur aja, saya capek banget melakukan semuanya sendiri. Makanya saya nggak ada tenaga buat ngeblog.

Kondisi rumah berantakan dan saya nggak bisa olahraga sebulan. Badan rasanya rontok banget.😭

Puncaknya saat lebaran. Saya dan pak suami harus packing untuk mudik sekalian nyicil packing buat ke Qatar. Balik dari mudik, kami packing lagi. The last packing. Kenyataannya, pas hari-H saya dan pak suami packing sampai malam dan tidur cuma sebentar.

Subuh kami harus pindahan bersama dua anak dengan barang secukupnya. Namun realitanya bawaan banyak, hahaha. Perasaan barang yang masuk koper sudah kami pilih dan pilah berkali-kali. Hanya barang esensial yang masuk koper, lho. Tapi kenapa butuh banyak koper, ya.

Sampai ada drama di hari-H kekurangan koper dan pak suami beli online minta diantar pakai Gosend. Mana si koper datangnya malam karena nunggu penjual pulang jalan-jalan. Haduuuuhhh.

Seru banget kalau ingat kejadian itu. Rasanya nano-nano antara deg-degan mikirin koper, capek packing nggak kelar-kelar, dan pengen istirahat secepatnya.

Saya dan keluarga berangkat ke Qatar hari Selasa, tanggal 2 Mei. Mengingat banyaknya koper yang kami bawa, mulai dari driver yang kami pesan sampai petugas di bandara selalu nanyain,

"Mau pindahan, ya?"

Ya, kami memang pindahan. Mencoba petualangan baru di Qatar.



Kami sampai di Qatar siang waktu setempat. Udara panas saat naik taksi Karwa langsung terasa.

Begitu tiba di apartemen, kami semua tepar sampai malam. Besoknya langsung ngurus ini itu untuk bikin Q-ID, beli peralatan dapur, survei sekolah dan kendaraan. Hari Minggu pak suami langsung kerja seperti biasa.

Saya dan keluarga tinggal di Doha. Selama sebulan ini saya masih adaptasi dan mengalami culture shock dengan kehidupan di Qatar, terutama cuacanya. 

Cuaca di Qatar panas dan sering mencapai 40°C, beda banget sama cuaca di Indonesia. Sepanas-panasnya cuaca di Indonesia tapi udaranya lembab dan anginnya enak. Di sini rasanya panas dan kering. Jadi ke mana-mana harus bawa moisturizer dan sun block supaya kulit tetap terhidrasi dan nggak terlalu bersisik.

Alhamdulillah, saat ini kondisi rumah sudah normal. Sejak pak suami kerja, saya juga mulai olahraga lagi demi menjaga kewarasan, hahaha. Cuma si sulung belum sekolah karena tahun ajaran baru dimulai akhir Agustus.

Udah dulu ya. Agak kaku nih karena lama nggak ngeblog (tapi cuap-cuapnya udah panjang aja, hahaha). Hhhmmm, kapan-kapan saya cerita tentang proses pak suami ketrima kerja di Qatar, ya.  Terima kasih buat teman-teman yang udah baca postingan ini sampai selesai. 💕


PS: berhubung saat ini tinggal di Qatar, saya tambahin kategori baru di blog yakni 'Qatar'. Semoga teman-teman berkenan, ya.🙏

2 comments

  1. wah mba pipit di Qatar...kebayang serunya pas mau pindahan dan nata koper buat tinggal lama di sana ... uda ga sabar baca baca suasana di sana dan terutama daily life di negara yang cuacanya mostly 40 derajat celcius

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, Mbul Nita, paksu sekarang kerja di sini. Aduh, capek si nata koper. Tapi bener, seru. Sejak ada bocil memang semua berbeda, ya. Ditunggu aja ya cerita2nya. Soalnya aku kan ngeblog sesukanya, hahaha.
      Kalau suhu di sini masih berubah-ubah. Kadang 40 dan sering mendekati 40. Kalau sore keluar apartemen panas banget.

      Delete