Tahapan Inseminasi

Ini adalah salah satu ikhtiar saya dan Pak MJ untuk mendapatkan momongan karena sudah empat tahun kami kosong dan saya belum pernah hamil sama sekali. Pada kondisi ini, jujur kami dalam kondisi yang sangat galau, mengingat usia sudah berkepala tiga. Sempat bolak-balik ganti dokter untuk mendapatkan opini yang nyaman di hati dan nggak membuat stress. 

Sebenarnya insem ini nggak kami rencanakan sebelumnya. Masih ingat cerita saya yang ini kan ya? Jadi, waktu itu saya dan Pak MJ mengambil hasil tes progesteron sekalian konsul ke dokter baru. Sebelumnya kami memang sepakat kalau hasil tesnya turun lagi, langsung ke klinik morula (sebelumnya konsul ke dsog biasa). Nah, saat itu hasil progesteron saya turun dari 0,57 menjadi 0,25. Langsung deh, Senin saya telepon ke RS Bunda Depok untuk konsul ke dr. Dian Indah Purnama, Sp.OG, salah satu dokter yang ada di bagian morula (saya singkat DD saja, ya).

Saya cerita dari awal konsul saja ya. Oia, yang diceritakan di sini tindakan yang saya alami di RS Bunda Depok. Ingat, kondisi tiap pasien dan biaya tiap RS berbeda lho ya..

#Senin, 22 Sept

Saya dan Pak MJ ketemu DD pertama kali. Setelah saya cerita kronologisnya dan bertanya mengapa kok progesteron saya turun terus, DD menjawab karena saya PCO. Orang yang terkena PCO biasanya siklus haidnya nggak lancar sehingga saat pengambilan hormon bisa saja itu pas lagi nggak subur atau nggak siklusnya. Lebih baik, tes progesteron diambil 7 hari sebelum haid. Nah lo, kalau PCO kan nggak bisa diprediksi kapan haidnya kan, maka pengambilan hormonnya diambil hari ke-21 dihitung saat mens pertama. Itu yang saya tangkap dari penjelasan DD, kurlebnya mohon maaf.

Kemudian saya di USG Transvagina. Dari hasil USG tersebut, ternyata DD melihat adanya sel telur yang bagus. Beliau nggak bilang berapa diameternya sih. Lalu saya dan Pak MJ diberi pilihan, mau pembuahan alami atau inseminasi? Kalau pembuahan alami, kemungkinan kami diberi obat profertil dan metformin (lagi) dengan dosis yang lebih tinggi dari sebelumnya. Kebetulan, saat itu kami memilih inseminasi. Maka dibuatlah jadwal insem yakni :

  • Selasa, 23 Sept : suntik ovidrel
  • Kamis, 25 Sept : suntik insem bawa fotocopy KTP dan surat nikah

Tahapan sebelum insem itu ternyata ada suntik ovidrel. Suntik ini untuk 'memecahkan' sel telur. Susternya menyarankan lebih baik membayar obat ovidrel saat itu juga agar besok sudah siap semua, tinggal suntik, nggak usah beli dan antri obat lagi. Kami oke-in saja saran susternya.

Oia hampir lupa, malam itu juga kami disarankan DD untuk berhubungan sebab sel telurnya bagus dan setelah suntik ovidrel tidak boleh berhubungan sampai suntik insem dilakukan.

Biaya

  • Biaya dokter 200rb
  • Tindakan USG 50rb
  • Alat Ultrasonograph 228rb
  • Kondom sutra 1400
  • Biaya RS 25rb
  • Ovidrel 765rb
  • Pastik 600

#Selasa, 23 Sept

Datang ke RS jam 21.30 langsung ke ruang bidan dan menunggu di sana. Jam 10an lebih saya baru dipanggil dan disuntik ovidrel. Suntiknya di bawah pusar, rasanya perih sedikit. Mengapa suntiknya malam? Karena insemnya pagi jadi mengejar waktu yang pas soalnya masa hidup sel telur sekitar 48 jam setelah ovulasi.  

Biaya

Nggak bayar karena sudah dibayar sehari sebelumnya.

#Kamis, 25 Sept

Pagi jam 7.30 kami tiba di RS, mendaftar lalu mengisi form pengambilan sperma dan persetujuan. Fotocopy KTP dan surat nikah dikumpulkan saat itu juga. Nah, ada sedikit drama nih waktu Pak MJ mengisi kapan terakhir mengeluarkan sperma. Ceritanya begini :

Senin atas saran DD kami berhubungan. Lalu Selasa-Rabu off, persiapan suntik insem. Rabu malam karena panas banget, saya menyalakan AC sebelum tidur. Ternyata oh ternyata Pak MJ 'basah' padahal beliau nggak mimpi lho. Alasannya sih kedinginan, jadi keluar deh *huhu*. Deg-degan karena perawatnya juga kaget mengetahui ini. Akhirnya di form tersebut PakMJ diminta susternya menulis 3 hari untuk pengeluaran sperma terakhir, dihitung dari hubungan terakhir. Setelah menunggu satu jam, Pak MJ diambil spermanya lalu dicuci dan dipilih yang bagus. Alhamdulillah, jumlah sperma Pak MJ masih bagus sekitar 8jutaan. Kalau jumlah spermanya sejuta atau kurang, nah itu yang nggak bisa disuntikkan ke ibu. Setelah menunggu dua jam lamanya, sayapun dipanggil untuk suntik insem. Untungnya saya membawa buku dan makanan, jadi bisa menghabiskan waktu untuk membaca dan ngemil.

Deg, sedikit takut sih. Sebelumnya saya disuruh untuk menahan kencing karena kandung kemih akan menekan rahim sehingga memudahkan mendeteksi rahim di monitor. Saya disuruh berbaring dengan kedua paha terbuka (posisi litotomi) kemudian area bawah pusar diberi cairan. Suster meletakkan alat sambil sedikit ditekan untuk melihat rahim. Karena rahimnya belum kelihatan, saya disuruh minum lalu ditunggu setengah jam sampai saya kebelet pipis banget. Sebenarnya sih nggak perlu selama ini ya menunggunya. Berhubung DD sedang ada pasien partus normal, maka beliau menangani pasien tersebut. Setelah partus selesai, DD datang beserta suster.

Saya mulai agak takut dan mencoba rileks. Enaknya nih, di ruang tersebut distel musik instrumental yang lagunya bikin rileks dan tenang, lumayan membantu lho ini. Setelah melihat mrs.V, ternyata saya keputihan dan ada calon polip. Haduuuhh tambah takut kan. Akhirnya keputihan saya dibersihkan dulu dan calon polipnya dicabut. Rasanya nggak sakit sama sekali, beneran!!

Setelah menunggu darah hilang, mulailah saya disuntik insem. Saya disuruh rileks dan ambil nafas. Alhamdulillah nggak sakit sama sekali dan prosesnya cepat sekitar 10-15 menit saja. Setelah itu saya disuruh tetap dalam posisi litotomi sekitar 15 menit lalu bayar ke kasir dan menebus obat.

Saya diberi resep cygest dan fetavita. Obat cygest untuk penguat rahim, biasanya dimasukkan melalui anus sedangkan fetavita itu vitamin untuk ibu hamil. Ternyata stok cygest di farmasi RS habis, kemudian saya disuruh menunggu konfirmasi atau beli obat di luar. Daripada ribet, saya memilih konfirmasi. Setelah telepon DD, apoteker memberi obat utrogestan sebagai pengganti cygest. Fungsinya sama, untuk menguatkan rahim juga, bisa diminum atau dimasukkan melalui mrs.V. Kata apotekernya, lebih baik dimasukkan ke mrs.V untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Setelah memasukkan utrogestan, baiknya istirahat dan diam selama 1 jam. Nah, untuk hal ini saya memasukkan obat tersebut sebelum tidur siang dan tidur malam, agar maksimal hasilnya. Saya mendapat resep utrogestan sebanyak 30 kapsul yang dipakai 2xsehari dan fetavita 15 kapsul yang diminum 1xsehari.

Biaya

Insem : 2juta sudah termasuk biaya cuci sperma
Biaya RS :25rb
Utrogestan 30 kapsul : 570rb
Fetavita 15 kapsul : 151.500

Hasil insem bisa diketahui 16 hari kemudian. Jadi tanggal 11 Oktober kalau saya masih belum mens, disuruh tes pack. Kalo mens sebelum 11 Oktober, berarti insem gagal. Yah, saat ini merupakan waktu yang sangat sangat mendebarkan buat saya dan Pak MJ. Setelah inseminasi, saya berdoa dan menunggu sampai Oktober nanti.

Oia, setelah insem, malam itu juga boleh lho langsung berhubungan. Sebaiknya dilakukan secara rutin karena pas subur-suburnya, banyak vitamin yang masuk. Si ibu juga dapat beraktivitas seperti biasa kok, asal jangan terlalu capek dan hindari stress. Hanya doa dan kebesaran Tuhanlah, apa yang kami harapkan dapat menjadi kenyataan. Sekali lagi, saya mohon doanya ya teman-teman ^_^


Update : untuk hasil inseminasi sudah saya tulis di sini, ya. 




9 comments

  1. Semangat Mak, dan berdoa berhasil ya. Ternyata perjalanan perempuan untuk mendapatkan buah hati berbeda-beda ya.

    ReplyDelete
  2. salam kenal mbak pipit,,
    wah,,perjuangan yang luar biasa ya mb, mudah2an berhasil mbak,, semangat,,:)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal balik, mbaaak..
      Makasih atas doanya :)

      Delete
  3. Waaah barakallah ya Mak ... terharu membaca usahamu. Saya dulu pernah hampir mengikuti proses ini karena sulit hamil. Saya dan suami keduanya tak subur. Saya bermasalah di hormon dan suami saya jumlah spermanya dikit dan yang aktif juga dikit sekali. Alhamdulillah kami jadinya berobal alternatif dan sekarang punya 3 momongan (berobatnya rutin)

    Insya Allah dengan usaha yang maksimal seperti ini ... mudah2an Allah meridhai ya Mak ..... semangat, tak ada yang tak mungkin bagi Allah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih, Mak Niar..
      Sy pernah baca postingan ttg alternatifnya, di Makassar ya? >.<

      Delete
  4. bagaimana mba hasil inseminasinya?sukseskah?

    ReplyDelete