Belajar Bahasa Jepang

Kemarin hari pertama saya belajar Bahasa Jepang di Shin Yokohama, tepatnya di Kohoku International Lounge (KIL).

Saya tahu informasinya dari google, tepatnya suami, sih, yang mencari infonya. Setelah tahu tempatnya, bulan Maret kemarin saya dan suami datang dan mendaftar. Tempatnya lumayan besar dan banyak banget eventnya karena tempat ini memang menyediakan berbagai informasi bagi foreigner yang tinggal di Shin Yokohama. 

Berdasarkan informasi yang ada di web KIL, selain menyediakan kelas Bahasa Jepang, Kohoku International Lounge juga memberikan pelayanan ibu dan anak, dari masalah kehamilan sampai perawatan anak. Nah, kemarin saya juga melihat sendiri bagaimana staf di KIL bermain boneka untuk anak-anak dan orang tuanya. Mereka bernyanyi sambil bermain boneka. Lucu dan seru, hihii. Selain itu, tempat ini juga menyelenggarakan hal-hal soal budaya Jepang, seperti upacara minum teh, ikebana, dll. Jujur, saya belum pernah ikut acara tersebut karena kemarin baru hari pertama les. Kebayang ya, bagaimana satu tempat menyediakan berbagai informasi untuk memudahkan foreigner yang ingin tahu soal Jepang. 

Kembali soal belajar Bahasa Jepang, sebenarnya ini kali kedua saya belajar. Sepertinya setiap daerah menyediakan tempat belajar soal Jepang. Tahun lalu, saya sempat belajar meski cuma sebentar. Dulu sewaktu tinggal di Kannai (Yokohama), saya belajar setiap Selasa di Certe Building. Tempat tersebut menyediakan les yang gratis dan berbayar. Sudah tahu dong, ya saya memilih yang mana. Yup, saya memilih yang gratis, hihihihi. 

Dulu, sensei saya bernama Nakamura. Karena muridnya cuma saya, jadi hubungan kami dekat. Kami sering mengobrol soal kebudayaan dan soal Islam. Maklum, mungkin informasi tentang Islam di Jepang masih sedikit, ya, jadi Nakamura-san penasaran, hihihi. Meski sudah balik ke Indonesia, hubungan pertemanan saya dan Nakamura-san masih baik. Kami sering memberi kabar lewat email. Menurut sensei tersebut, sekarang tempat belajarnya pindah. Enggak di Certe Building lagi tapi di Naka Ward. 


Jadwal yang Sudah Lecek

Sedangkan belajar di Kohoku International Lounge harus bayar 100 Yen per lesson. Kalau dirupiahkan, sekitar Rp.10.000,-. Mahal? Menurut saya, enggak. Di KIL, ketika mau les, saya dites kecil-kecilan untuk mengetahui sejauh mana saya tahu soal Bahasa Jepang. Tiap kelas ada beberapa meja untuk belajar. Satu meja untuk satu guru dan maksimal tiga murid. Di sini, para murid dibebaskan mau ambil les hari apa. Terseraah. Jadwal belajarnya selama dua jam per hari. Setelah satu jam belajar, ada break beberapa menit. Saat break, siapa pun boleh mengambil minuman yang disediakan. Ada kopi, teh, dan green tea. Selain itu, para murid diberi fotocoy materi. Banyak, lho, foto copynya. Komplit kan? Saya rasa ini sangat murah dan worth it banget lah. Dapat ilmu, nambah teman, dapat fotocopyan, dan minum sesukanya. 

Tempat Membuat Minum

Materi Fotocopy

KIL sudah punya jadwal les selama satu termin. Saya ikut yang termin April-Juli tapi nggak bisa ikut full karena harus balik ke Indonesia Bulan Mei. Saya ambil les seminggu dua kali. Nah, mbayarnya itu waktu pertemuan pertama karena setiap hari gurunya berbeda. Kemarin, saya langsung membayar biaya les untuk hari Selasa (April-Mei) dengan guru tersebut. Kalau absen, uang ini nggak bisa direfund. Jadi, ini bikin semangat les, ya. Sayang kalau absen soalnya sudah mbayar, kan? hihihi.

Sensei saya kemarin bernama Kasihara, jadi tiap Selasa saya diajar oleh beliau. Satu meja ada tiga murid, yakni saya dan dua orang dari China. Nah, murid China ini nggak bisa Bahasa Inggris sama sekali. Meski demikian, Kasihara-san tetap sabar, lho. Cara berkomunikasinya pakai apa biar muridnya paham? Pakai gambar, bahasa tubuh, dan kamus. Serius! Jadi, kalau orang China tersebut nggak mudeng, sensei akan membuka kamus Jepang-China. Saya salut dengan kesabaran dan semangat sensei di sini. Maksimal banget ya ngajarnya padahal kalau dipikir bayaran lesnya murah. Sensei-sensei di sini banyak juga yang sudah sepuh. Rata-rata mereka bisa berbahasa Inggris. Ya iyalah, namanya juga mengajar murid dari berbagai negara.

Saat les kemarin, saya bisa mengambil kesimpulan soal pengajaran di sini karena ada hal-hal yang hampir sama dengan pengajaran tahun lalu. Tiap sensei pasti membawa spidol, papan tulis kecil, kamus, dan gambar. Untuk pemula seperti saya, biasanya belajar Hiragana. Satu-satu Huruf Hiragana disebutkan sensei lalu diulang oleh murid. Kalau yang gratisan, jarang mendapat fotocopy. Nah, kemarin saya mendapat berbagai lembar Hiragana berikut cara menulisnya. Di tempat les, setelah menyebut Hiragana, sensei akan memberikan vocab Hiragana yang gampang, misalnya :

me : mata
mimi : telinga
kuchi : mulut
te : tangan
kuruma : mobil

Jadi kemarin saya belajar Hiragana, vocab Hiragana, dan greetings yang sering dipakai. Lumayanlah bisa menambah ilmu baru meski masih dasar banget.

Sewaktu mau pulang, saya disamperin murid yang mukanya agak bule. Pria tersebut mengajak saya ngobrol sebentar. Mungkin dia melihat saya pakai jilbab, jadi tanya apa saya muslim dari China? Saya mengiyakan kalau muslim dan bilang dari Indonesia. Sempat ngekek sih, dari mana Chinanya coba?

Ternyata dia melihat teman semeja saya semua China, jadi dikira saya China juga. Setelah kenalan, ternyata dia dari Iran yang sudah 27 tahun di Jepang. Wow, lama banget ya. Dia ingin belajar lebih banyak soal Jepang. Padahal sudah selama itu tinggal tapi masih mau belajar, ya. Dia sih ambil kelas bahasa yang sudah advance karena bicara Jepangnya lumayan lancar. Tahu nggak dia ngapain? Dia ngasih kartu nama dan cerita kalau mengurus web tentang hal-hal di Jepang, terutama yang halal. Saya mengucapkan terimakasih karena info ini sangat bermanfaat bagi muslim. Iya, dia cuma memberi info soal ini. Baik banget, ya. Semoga kebaikannya dibalas sama Tuhan, ya. Setelah sampai rumah, saya cek web-nya dan lengkap banget infonya. Kalau teman-teman mau info tentang Jepang dan halal shopnya, bisa buka di sini

Saya mengambil les Bahasa Jepang murni untuk menghabiskan waktu biar nggak bosan. Tentunya senang, dong, bisa belajar langsung dengan sensei asli sini serta bertemu orang-orang baru. Menambah pengalaman sedikit lah, ya. 

18 comments

  1. Semangat Mba Pipit, dulu saya pernah belajar jepang hampir dua tahun, dan ngga diteruskan, dan sekanag hilang entah kemana, sayang bangat padahal udah menguasai tata bahasa sederhana dan mulai nulis kanji dikit2, kawai so neeee

    Ganbatte Pipit San

    ReplyDelete
  2. Tanoshikatta ! ^_^
    Ganbatte ne..

    Dulu sempet ikut seperti ini juga, diadakan oleh kelurahan setempat.. Murah, dapet banyak temen baru (bule dan asia) dan per kelompok sesuai kemampuan bhs jepang kita

    Sayangnya berhenti karena trus lahiran :p

    Selamat praktek ya..
    Kalo ga salah dulu ada buku paketnya tp lupa judulnya

    ReplyDelete
  3. enak ya mbak sambl belajar juga bisa mengikuti pelayanan ibu & anak. Mbak suamiku beli buku belajar bahasa Jepag ceritanya mau belajar tuh sama anakku yang pertama. Gara-gara sering baca komik :)

    ReplyDelete
  4. keren...aku ndak tau membaca huruf kanji itu...apalgi ngomongnya...dan aku pengen banget ke Jepang mbak :)

    ReplyDelete
  5. murah ya 10.000/lesson. kebayang serunya belajr bahasa dan budaya Jepang. kalau g salah ada blogger yang tinggal di Jepang,namanya mbak Gusti Indah,blognya Primadona's Notes. Kenal g mbak??

    ReplyDelete
  6. Tanoshikattaaaa.. Jya, nihon go o benkyoushimashooooou :D

    ReplyDelete
  7. Pengen ikutan Mak... Kayaknya seru ya. Wah, bisnis makanan halal oke juga ya, peminatnya sepertinya semakin banyak ya

    ReplyDelete
  8. Dulu waktu kuliah, pelajaran bahasa Jepang termasuk salah satu mata kuliah wajib. Pernah kursus juga bahasa Jepang. Jadi rada nyesel juga karena saya gak belajar secara serius, nih

    ReplyDelete
  9. Asyik ya, mak. Bisa belajar bahasa negara lain. Pengin juga suatu saat bisa belajar di Jepang. Masih jadi wishlist, hehe. :D

    ReplyDelete
  10. waktu kecil, selain arab dan inggris, saya pengen banget belajar bahasa jepang, prancis, dan italia...
    itu gara2 kebanyakan nonton kartun jadi pengen bisa kayak nobita dan kawan-kawan :)

    baca postingan ini bikin saya tergiur lagi

    ReplyDelete
  11. Seru amat les bahasanya, Mbak Pit... Terhitung murah sih tuh, kalau menurut saya. Salut sama etos kerja orang Jepang..

    ReplyDelete
  12. saya cuma bisa ngomong aishiteru aja
    hahaha

    ReplyDelete
  13. Salut jg deh bwt sensei kasihara-san..
    Sabar bgd ya mak..
    Kayak privat gt ya belajarnya..
    Pulang ke indo mak pit udh lihay nih bahasa jepangnya..
    Met menikmati jepangvy mak..kereennn :D

    ReplyDelete
  14. artikelnya sangat bermanfaat dan sangat membantu dalam menambah pengetahuan saya.
    terima kasih infonya.....
    salam kenal dan salam sukses :)....

    ReplyDelete
  15. pernah satu kost bareng anak2 sastra jepang pas kuliah. jadi yaa sering liat sendiri mereka belajar bahasa jepang. kalo aku kayaknya nyerah deh. cukup jd penikmat aja :)

    ReplyDelete
  16. Senang nya... mbak pit salam kenal kalo di sekitar hon atsugi/ atsughi shi/ kanagawa ken ada tempat les bahasa jepang juga ga ya?
    rahmad

    ReplyDelete
    Replies
    1. Halo salam kenal Mas Rahmad.
      Maaf sy krg tahu soal itu. Mgkin bs ditanyakan ke kelurahan setempat/googling.

      Delete
  17. Ganbatte kudasai pipit san

    ReplyDelete