Yang Unik di Kawasaki

Oke, saya akan menulis jalan-jalan pada hari Sabtu ketiga bulan April di daerah Kawasaki. Sebelum jalan-jalan, saya dan suami biasa melakukan ritual googling mencari event dan tempat yang asyik untuk dikunjungi. Jadi, tidak sekedar jalan melihat taman atau museum saja tetapi kita juga melihat kegiatan yang sedang berlangsung. Seru lho kalau seperti ini soalnya selain daerah jajahan bertambah, tentu saja kita ikut dalam kemeriahan acaranya.

Kami pergi ke Kawasaki Daishi, yaitu salah satu daerah yang ada di Kawasaki. Tempat ini mempunyai kuil dan taman yang cantik. Pada waktu kami ke sana, bertepatan dengan acara Music Festival yang digelar secara rutin setiap tahun. Tahun ini memasuki festival yang ke-10.

Untuk sampai ke sana, tentunya kami naik kereta ke Sta.Kawasaki kemudian perjalanan bisa dilanjutkan dengan bis atau kereta lokal menuju Kawasaki Daishi. Berhubung di shuttle bis semua berhuruf Jepang dan takut kesasar akhirnya kami memilih naik kereta lokal dari St.Keikyu Kawasaki. Stasiun ini letaknya tidak jauh dari St.Kawasaki, tinggal menyebrang saja.

Tempat di Jepang memang unik, semakin terletak di daerah pinggiran, maka semakin kecil pula tulisan berhuruf biasa atau berbahasa Inggris. Hal ini juga terjadi ketika di St.Keikyu Kawasaki. Untuk mengakalinya kami mencocokkan huruf 'Kawasaki Daishi' pada peta dengan huruf kanji yang terpampang di dinding stasiun. Cara ini untuk mengetahui berapa uang yang dikeluarkan untuk membeli tiket. Atau bisa juga bertanya kepada petugas yang sedang piket. 

Kami naik kereta Keikyu Daishi Line yang ada di line 3.  Tak butuh waktu lama karena Kawasaki Daishi hanya berjarak 3 stasiun dari Keikyu Kawasaki.

St.Kawasaki Daishi

Kawasaki tergolong kota yang kecil. Sepanjang jalan menuju kuil yang kami temui berjejer deretan toko yang menjual suvenir dan makanan. Kami akan ke Heikenji Temple dan Daishi Park karena letaknya berdekatan. 

Heikenji temple adalah salah satu kuil Budha yang ada di Daerah Kanto. Kuil ini dipercaya sebagai tempat untuk menolak bala dan mendatangkan kebahagiaan. Bangunannya unik dan ada lampion cukup besar di pintu gerbangnya. Penjual makanan yang ada di sekitarnya juga terkenal akan kue dan permennya yang enak.



Lampion di Gerbang

#Daishi Park

Letak taman ini ada di belakang Heikenji Temple. Tamannya cukup luas karena ada lapangan tenis, baseball, kolam, dll. Menurut mbah google, di Daishi Park ternyata ada taman lagi namanya Shinshu-En, yang merupakan miniatur taman-taman di China. Sayang, kami tidak mampir ke sana waktu itu karena buru-buru. Sedih? Pasti. Tapi kami cukup terhibur dengan berbagai atraksi di taman ini.

Di Daishi Park ada panggung utama untuk acara musik dan tari kemudian di sekitarnya ada stand makanan serta puluhan stand yang memajang berbagai benda-benda khasnya. Saya yang semula underestimate untuk acara ini ternyata kagum.

Perpaduan tradisonal dan modern begitu kental di acara ini. Acara dibuka dengan sambutan dan iringan orang yang membawa patung atau sesajen. Mereka berjalan ke kiri dan kanan lalu ke belakang dengan hitungan dan aba-aba peluit dari pemimpin. Bajunya khas Jepang, baik laki-laki maupun wanita sama. Mereka memakai atasan abu-abau yang berlengan lebar dan bercelana pendek warna putih, serta memakai sepatu putih tipis khas Jepang. Mereka berarak dari taman menuju Heikenji Temple dan finish di taman lagi.


Arak-arakan Pembukaan


Setelah Finish


Acara dilanjutkan dengan tarian dan pertunjukan musik. Kalau untuk tarian, umumnya anak muda Jepang itu American minded, mereka menyukai musik hip hop dan melakukan break dance.


Anak-anak Menari Hip Hop

Keramaian juga tampak dari berbagai stand yang ada. Yang menarik di stand-stand ini, semua pengunjung terutama anak-anak bisa mencoba barang-barang yang dipamerkan. Sebut saja stand permainan tradisional, pengenalan hewan, simulasi pengenalan gempa, bahkan mereka juga bisa merasakan menjadi seorang pemadam kebakaran. Dengan cara ini, anak-anak akan dikenalkan tentang hal-hal di sekitar mereka dan pengenalan profesi atau cita-cita sedini mungkin.

Pengenalan Hewan 




Permainan Tradisional


Mencoba Sebagai Damkar

Tak hanya itu saja, di stand robot, para pengunjung juga dapat menjajal prototipe yang ada. Bahkan pameran mobil dan motor antik juga engga mau kalah, mereka pamer gagahnya mobil dan motor tua yang masih mereka rawat dengan baik. Asyiknya lagi, komunitas manga yang umumnya anak muda memakai kostum manga yang unik. Mereka berpencar di taman dan menghibur pengunjung terutama anak-anak. Terlihat anak-anak antusias sekali dengan kehadiran mereka, termasuk saya dan suami. Jarang-jarang kan di negri sendiri menemukan yang seperti ini.

Bermain Robot
 


Deretan Mobil Kuno

Di taman ini baik tua maupun muda mereka semua bergembira. Semua berkumpul jadi satu memberi hiburan yang berbeda-beda. Tak hanya sekedar hiburan, sebenarnya ada unsur pendidikan yang terselip terutama untuk anak-anak.  

Setelah cukup puas di Daishi Park, kami melanjutkan perjalanan ke Museum Doraemon. Ceritanya ada di sini. Engga kalah seru lho karena kami belum memesan tiket, jadi agak terburu-buru.

No comments