Beberapa minggu lalu tepatnya saat liburan sekolah, di depan rumah saya, sering terdengar motor dengan suara yang memekakkan telinga disertai dengan tawa mereka yang mengendarainya. Saya lihat dari dalam rumah, ternyata pengendara motor tersebut anak SD yang berboncengan dengan dua temannya.
Sepertinya sekarang wajar ya kalau melihat anak kecil naik sepeda motor. Perkembangan zaman yang begitu pesat membuat setiap orang dengan mudahnya memiliki motor. Ironisnya, motor yang sejatinya untuk sarana transportasi terkadang digunakan sebagai ajang pamer dan gengsi semata. Banyak anak di bawah umur yang bangga kalau mereka bisa naik motor dan kebut-kebutan di jalan, meski mereka belum memiliki SIM. Mungkin beberapa dari mereka ada yang malu karena belum bisa naik motor.
Miris sekali setiap saya melihat ini. Mungkin karena rasa sayangnya kepada anak, orang tua memberikan kelonggaran untuk bisa menaiki sepeda motor. Tapi, apakah hal itu dapat dibenarkan?
Naik motor tak sekedar 'bisa' saja tapi juga perlu etika dan tanggung jawab. Misalkan saja ada orang naik motor, bisa sih, tapi di jalan dia memacu kendaraannya sangat kencang, sambil berkendara dia tertawa keras dengan temannya. Menurut saya, pengendara tersebut kurang beretika di jalan dan kurang simpati terhadap pengguna jalan lainnya. Hal ini tentu membahayakan orang di sekitarnya. Jika dia tidak bisa menguasai laju kendaraannya bisa-bisa terjadi kecelakaan yang melibatkan orang lain yang tak bersalah.
Setiap menonton televisi pasti ada berita kecelakaan karena motor. Saking seringnya mungkin berita ini sudah dianggap biasa oleh masyarakat. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan data kematian akibat kecelakaan lalu lintas tetap tinggi beberapa tahun terakhir. Sekitar separuh dari kematian akibat kecelakaan lalu lintas melibatkan pejalan kaki dan pengendara sepeda motor. Tanpa upaya pencegahan, WHO memperkirakan menjelang tahun 2020 setiap tahun diperkirakan 1,9 juta orang meninggal di jalan.
Dalam hal ini peran orang tua sangat penting untuk mendidik dan membimbing anaknya. Sebaiknya orang tua jangan menuruti keinginan anak saja. Berilah mereka kendaran yang pas sesuai dengan usia mereka. Lebih baik memberikan sepeda dan membiarkan bermain di jalan atau di lapangan bersama teman-temannya karena sepeda lebih aman untuk mereka.
Orang tua sebaiknya juga memberikan pemahaman kepada anak tentang kapan sebaiknya mereka berkendara. Jangan lupa, tanamkan pula sifat disiplin untuk tertib berlalu lintas. Jika mereka sudah diajari untuk disiplin dan beretika di jalan, kelak mereka akan menjadi pengguna jalan yang bertanggung jawab, siapa tahu dengan hal ini kecelakaan di jalan bisa berkurang.
*Sumber data kecelakaan lalu lintas dari sini.
didaerahku juga banyak yg begituan mbak, kadang aku ama suami ngedumel sendiri..kok sama ortunya dibolehkan ya...
ReplyDeletedi siak juga banyak mbak,mulai anak2 SD bonceng anak usia 5 tahunan pula,kita yang lihat apa g ketar ketir. Heran juga sama ortunya,beneran sampai sekarang masih mikir,kok dibolehn ya... :(
ReplyDeleteSaya pernah melihat anak SD naik motor tanpa helm dan membincengkan dua temannya yang juga masih SD dan ketiganya tanpa memakai helm pengaman.
ReplyDeletePelanggaran berlapis yang didemonstrasikan karena diliat banyak orang.
Orangtuanya kemana ya?
Salam hangat dari Surabaya
emosi anak di bawah umur masih labil, sangat berbahaya kalau sampai berkendara motor di jalan, mana gak pakai helm pula...belum lagi atraksi bleyer-bleyer gas dan mengangkat roda depan...gemes banget rasanya :(
ReplyDeleteSementang badannya gede.. Huuuu.. :(
ReplyDeleteDi sini juga banyak anak kecil yang sudah diperbolehkan naik motor dan bahkan dibuatkan SIM "tembak" dudududu~ Mana naiknya ugal-ugalan dan gapake help/perangkat keselamatan lainnya.. *ngeri*
ReplyDeleteSetuju, kak. Nice post.
ReplyDeleteAku belum bisa naik motor dan selalu ditanya-tanyain tentang itu mulu tiap pertemuan keluarga pfffftt dan yang nyebelin lagi ya itu, dibandingin sama anak-anak SD yg dah naik motor kemana-mana. Dan malah disepelein waktu bilang pengen naik sepeda ckck. Semoga lebih banyak orang yang baca post kakak ini ya:)
Suka gregetan kalo liat anak kecil naek motor sendiri...
ReplyDeleteAnak saya yang sudah kuliah pun tak saya izinkan naik motor. Sebab kondisi di jalan belum mengizinkan meski bisa ikhtiar. Alhamdulillah,mereka juga lama-lama kurang suka.
ReplyDeleteMakanya kalau liat anak kecil bisa keliling kampung pekek motor, pengen nampol ortunya, rasanya!! BUkan apa-apa, dia membahayakan dirinya dan orang lain.
Benar, mbak. kadang dibuat gregetan melihatnya. karena beresiko sekali, dengan usia yang belum saatnya menggunakan motor. prilaku di jalanan yang sembrono makin menghawatirkan keselamatan dia dan lainnya.
ReplyDelete