Ungkapan tersebut sering banget terdengar. Ya, pandangan masyarakat yang negatif mengenai pajak sepertinya sudah lazim apalagi mencuatnya kasus soal pajak yang menghebohkan beberapa tahun lalu. Padahal kalau dipikir, anggaran pembangunan terbesar itu dari pajak makanya sebagian besar barang yang kita beli pasti kena pajak. Bahkan, penghasilan juga kena pajak lho, hihihi.
Bulan Februari lalu, bertempat di Kanwil DJP Wajib Pajak Besar yang berlokasi di Jalan Medan Merdeka Timur, blogger diundang dalam acara 'Ngobrol Pajak Bareng Blogger'. Lagi-lagi blogger mendapat undangan istimewa. Kenapa istimewa? karena yang mengundang instansi pemerintah yang mana mereka sangat percaya akan tulisan blogger yang bisa membawa dampak bagi masyarakat.
Secara garis besar, pajak ada dua yakni pajak pusat dan pajak daerah. Masing-masing sudah dirinci berdasarkan jenisnya. Pajak tersebut akan masuk ke kas negara kemudian digunakan sebagai APBN guna membiayai kegiatan-kegiatan untuk melayani masyarakat melalui kantor pemerintah. Dalam beraktivitas, masyarakat tak lepas dari pajak yang digunakan untuk membiayai kegiatan pelayanan masyarakat. Begitu terus siklusnya dari masyarakat-pajak-APBN-pelayanan. Jadi bisa dikatakan kalau pajak itu dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dasar inilah yang digunakan oleh kantor pajak menggunakan logo lebah. Diharapkan, pajak seperti lebah yang menghasilkan madu dan bermanfaat untuk orang banyak.
Nah, selama ini ke mana pajak disalurkan? Jadi, pajak yang terkumpul akan digunakan untuk kemakmuran rakyat. Misalnya saja pembangunan infrastruktur, layanan pendidikan dan kesehatan, subsidi, dll. Ehem, mungkin masih banyak yang kurang percaya akan pengelolaan pajak ini yang terlihat dari beberapa fasilitas publik yang kurang layak, sekolah yang masih memprihatinkan, banyaknya jalan berlubang, dll. Well, janganlah berpikiran negatif, sebagai warga yang bijak, taatlah pada pajak. Semisal banyak orang yang tidak taat pajak, lah dana pembangunan ini dari mana?
Melihat aktivitas di KPP |
Beberapa poin yang saya tangkap dari acara tersebut antara lain :
1. Untuk ibu rumah tangga, tidak wajib punya NPWP jika tidak mempunyai penghasilan tetap. Kalau mendapat penghasilan yang terkena pajak, bisa diikutkan ke suami. Atau bisa saja IRT mempunyai NPWP jika mau pisah harta. Aduh, semoga hal ini tidak terjadi ya. Tapi kalau sudah mempunyai NPWP dari masa kerja dulu, bisa saja dilanjutkan atau dilaporkan penghasilannya 'NIHIL'.
2. Kantor pajak tidak menerima pembayaran tunai dari masyarakat. Kantor pajak hanya melayani penerimaan berkas pajak atau pembuatan NPWP baru. Sedangkan pembayaran dilakukan di bank atau kantor pos.
3. KPP melayani pembuatan EFIN (Electronic Filling Identification Number) yang berguna untuk melakukan pelaporan secara online.
Ayo, peduli pajak karena kalau bukan kita, siapa lagi? ^-^
huaaaaa, saya belum menuliskan reportase ini :)
ReplyDeletebener banget mbak, makasih sharingnya ya...
ReplyDeletehuwaaaa idenya siapa nih ngundang blogger? keren bgt kpp medan timur (mak ngga pakai merdeka mak, hehe barusan liat di database, satu atap kami :)
ReplyDeletekeren bgt, makasih ya mak udh di share di blog. Tambahan mak, bayar pajak sekarang bisa online, bisa dari rumah, bisa bayar langsung via atm/internet banking, ngga perlu antre lama2 lg di teller. namanya e-billing ^^
pajak di indonesia sistemnya melting pot ya... smua sumber pajak digabung, br dibagi2 (disalurkan sesuai kebutuhan)...
ReplyDeletesaya masih bingung nih mak... wkt kerja saya bikin npwp, sekarang udah jd irt dan ga pny penghasilan, tetap wajib lapor dgn keterangan nihil? atau gapapa ga lapor jg?
Kalau punya NPWP sebaiknya lapor mak meski 'nihil'.
Deleteeh baru tahu ternyata bisa nebeng juga ya ke suami,aku kira harus punya npwp sendiri. makasih mbak infonya^^
ReplyDeleteOrang bijak taat pajak (ngiklan :D )
ReplyDeletemejeng dulu ahh..
ReplyDelete*tahun lalu saya udah bayar pajak* :)
Aku mikirnya positif aja, Mbak.. Toh dari pajak kan bisa membangun sarana transportasi en pendidikan.. :D
ReplyDeletekeren artikelnya fot menyadarkan orang indonesia to care of tax, but aku belum punya npwp 'cause i'm already school hehe
ReplyDeletehttp://litarachman.blogspot.com/
Kerennn.. Blogger bisa banget ya untuk menggalang *bahasanya* kesadaran soal pajak.
ReplyDeleteterimakasih infonya mba :)
ReplyDeleteOrang bijak taat pajak, kalau semua orang berfikir malas bayar pajak karena dikorupsi ya bakalan lebih hancur negeri ini.
ReplyDeleteSuamiku udah punya NPWP, aku nebeng ajalah :D
ReplyDeletePajak perlu buat pembangunan, jadi saya gak pernah telat bayar PBB dan pajak2 lainnya termasuk NPWP :D
ReplyDeleteGreat Post Mba
hehehe saya masih suka telat bayar npwp
DeleteDija belum harus bayar pajak kan Tante?
ReplyDeletewah ajdi ke inget pajak saya mbak haseehh hehe....
ReplyDeleteapalagi skr pajak makin mudah disubmit ya mba... pake E-Fin, tinggl daftar, trs submit online..g perlu lagi pake hardcopy seperti dulu... :)
ReplyDeleteapalagi skr pajak makin mudah disubmit ya mba... pake E-Fin, tinggl daftar, trs submit online..g perlu lagi pake hardcopy seperti dulu... :)
ReplyDeletesaatnya lapor pajak ya mbak
ReplyDeleteWah, makasiy tulisannya Mak Pipit. Oya, nambahin info, nama kantor pajak yang mengundang adalah Kanwil DJP Wajib Pajak Besar ;)
ReplyDeleteTerimakasih Mak atas koreksinya :)
Delete