Panik Saat Gempa? No Way!

Kemarin saat leyeh-leyeh, saya merasakan gempa yang lumayan kencang. Perabotan dapur pada goyang. Apartemen yang saya tempati bergoyang. Kejadian ini lumayan lama. Yang terpikir saat itu adalah anak.

Saya segera lari menuju tempat tidurnya dan memastikan barang-barang yang ada di dekatnya aman, nggak jatuh menimpa sinok. Bila terjadi gempa di Jepang, saya seringnya diam di apartemen. Merapal doa sebisanya dan berusaha tetap tenang. Selain itu, saya biasanya nengok keluar apartemen, melihat reaksi tetangga apartemen sebelah gimana. Tapi kemarin saya cuma diam aja menunggu sinok yang tertidur lelap.

Hm, emang sih di Jepang sering banget terjadi gempa. Dulu pas dinas pertama, pernah juga ngalami gempa yang cukup kencang. Kata tetangga sebelah, orang-orang India pada keluar apartemen saking takutnya.

Kalau acuan saya malah perilaku orang Jepangnya. Jadi kalau orang Jepang biasa aja ya saya juga biasa aja. Toh mereka sering mengalami gempa. Mereka juga banyak mendapat simulasi penanganan bencana jadi tahu reaksi saat terjadi gempa. Apakah gempanya berbahaya atau enggak.

Jujur sih saya belum pernah ikut simulasi bencana di sini karena nggak tahu juga ada di mana, hehehe. Kalau pak suami jangan ditanya. Di kantornya selalu ada simulasi penanganan bencana yang diadakan secara rutin. Bahkan paksu pernah pulang gasik karena simulasi.

Saat itu simulasinya tentang arah pulang jika jalur kereta nggak bisa digunakan karena bencana. Jadi kalau misal ada bencana dan jalur kereta nggak jalan, maka evakuasi lewat jalur mana saja. Simulasi ini dipimpin oleh salah satu staf bagian umum.

Paksu dan teman-teman Indonesia yang sedang dinas berjalan dari kantor sampai stasiun kereta yang dekat dengan apartemen. Jaraknya lumayan jauh. Jalan kaki sekitar satu jam. Setelah sampai di tempat tujuan, pegawai kantor tersebut pulang ke rumahnya. Padahal rumahnya nggak searah ama teman-teman Indonesia, lho. Hebat ya Jepang, mereka nggak main-main meski cuma simulasi bencana.

Saya pun nanya ke paksu, kalau misal ada bencana, saya dan sinok harus ke mana? Kata paksu, titik kumpulnya ada di taman dekat apartemen. Taman tersebut memang luas dan berada di atas jalur subway.

Kemarin saat gempa terjadi, saya sempat kirim pesan WhatsApp ke pak suami. Menceritakan tentang gempa ini. Di kantor paksu, teman-temannya malah ada yang siap pakai helm pengaman karena gempa lumayan kencang dan goyangan gedung terasa vertikal. 

Pixabay 

Gempa kemarin berpusat di Chiba. Prefektur ini lokasinya dekat dengan Tokyo. Goncangannya kerasa banget sampai di Yokohama. Alhamdulillah, tidak ada kerusakan dan korban jiwa.

Seminggu lalu Jepang juga mengalami gempa yang cukup besar. Gempa tersebut sampai menimbulkan korban dan kerusakan. Tapi saya dan pak suami nggak merasakan gempa karena kami sudah tidur. Saya dan pak suami dikasih tahu oleh teman Indonesia yang saat itu merasakan gempa yang cukup kencang dan lama.

Lokasi Jepang yang berada di cincin api Pasifik membuat negeri ini sering langganan gempa yang berkekuatan sekitar 6 Magnitudo. Hebatnya, pemerintah tahu akan hal ini dan selalu memberikan tindakan pencegahan dengan baik. Jadi Jepang sudah bisa mengantisipasi bencana dengan baik untuk meminimalkan korban dan kerusakan lain. Jika ada korban jiwa dan kerusakan di luar kuasa manusia ya itu sudah kehendak Tuhan.

Karena lumayan sering mengalami gempa di Jepang, jujur aja saya juga santai saat ada gempa di Indonesia. Kalau di Indonesia terjadi gempa, saya seringnya menunggu dulu. Gempanya berapa lama. Jika dirasa aman ya saya tetap santai. Nggak seperti dulu, tiap ada gempa langsung lari.

Panik saat gempa? No way!

Sayangnya di Indonesia simulasi bencana terutama gempa jarang sekali dilakukan. Peralatan siaga gempa juga kayaknya kurang diperhatikan. Jika ada gempa, orang-orang baru bingung dan berebutan keluar gedung. 

Posisi Indonesia nggak berbeda jauh dengan Jepang. Indonesia juga berada di area ring of fire, yang berarti Indonesia dikelilingi gugusan gunung berapi dunia. Selain itu, letak Indonesia ada diantara lempeng Australia, Eurasia, dan Pasifik. Seharusnya dengan letak seperti ini membuat pemerintah lebih siaga jika ada bencana. Bukan baru bertindak setelah ada korban.

Semoga di mana pun kita berada, selalu diberikan keselamatan, ya. Aamiin.

2 comments

  1. Ngeri sama Gempa, pernah ngalamin berasa banget pas dulu masih muda di lt 3, gak berasa karena pas ada teman yang lagi megang meja, kirain dia yang goyang2in meja, dia dipelototin bingung katanya dia gak goyangin meja..eh ternyata itu gempa he he he malu deh udah nuduh2 teman, minta maaf deh akhirnya, pernah juga sebelum itu ngalamin juga, tapi tetap tenang insya allah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, ngeri tapi kalau tenang malah bisa berpikir mau ngapain ya.

      Delete