Ngeblog Terus, Terus Ngeblog

Emang masih ada yang baca blog?
Dapat berapa duit dari blog?
Blog kok isinya sponsor melulu?

Akhir-akhir ini saya sering banget dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan tersebut. Bahkan pertanyaan terakhir sering saya sebutkan dalam hati ketika membuka daftar update-an blog yang saya ikuti. Saya merasa resah ketika ada hal yang sepertinya agak kurang pas atau justru terlalu berlebihan. Tapi ini semua tergantung dari sudut pandang masing-masing orang sih, nggak bisa dipukul rata.

Blog bagi saya adalah rumah kedua yang akan saya pelihara sampai kapan pun. Entah sudah berapa kali saya utarakan hal ini di sini, bahwa saya benar-benar jatuh cinta sama blog. 

Mungkin bagi sebagian orang hal ini agak aneh. Di saat banyak bloger beralih ke platform media sosial lain, saya betah cerewet di blog. Padahal blog ini juga belum menghasilkan banyak penghasilan. Cuma sesekali aja dapat job menulis. Pasang adsense juga enggak.

Pixabay

Kalau ditanya kenapa saya betah banget ngeblog karena saya suka menulis dan berbagi. Sampai kapan pun saya akan bertahan di sini. Semisal blogger udah kukut, ya saya ganti ke platform lain, WordPress, misalnya. Pokoknya saya akan ngeblog terus, terus ngeblog. 

Bulan lalu katanya bulannya para bloger. Di penghujung Oktober diperingati sebagai hari bloger nasional. Saya aja lupa, hahaha. Kalau saja nggak buka Facebook buat nitip foto, kayaknya saya beneran lupa. Untung aja masih ada bloger yang membuat status sekadar mengingatkan tentang hari tersebut.

Perayaan ulang tahun bloger kali ini sepi. Ya wajar sih karena sekarang blog udah nggak seramai dulu. Pamor blog kalah sama Instagram dan Youtube.

Media sosial akan terus berevolusi seiring perkembangan zaman. Blog yang termasuk platform tua masih bertahan. Padahal banyak media sosial yang lebih muda dari blog udah pada tutup. Friendster dan Path contohnya.

Hebat ya blog masih bertahan.

Kenapa bisa begitu?

Pada nyadar nggak sih kalau sebenarnya media mainstream yang ada di internet itu blog? Cuma layout-nya aja yang beda. Jadi media mainstream yang kita baca itu blog tapi layout-nya koran, majalah, dll. Semua itu dibuat supaya memudahkan pembaca untuk mengakses berita atau bacaan yang ada.

Tapi itu untuk media mainstream ya. 

Sedangkan blog sendiri atau tepatnya platform personal untuk berbagi masih bisa bertahan karena termasuk paket komplit. Di blog, orang bisa menulis sampai berapa karakter pun nggak masalah. Mereka bisa menuangkan ide, uneg-uneg, keresahan, dan curhat di blog. Untuk menambah daya tarik tulisan, bloger bisa menambahkan foto dan video.

Tuh, komplit kan?

Emang sih ngeblog butuh usaha yang lebih dibanding Instagram dan YouTube. Kalau kedua media sosial tersebut tinggal upload gambar dan video aja udah jadi. Kalaupun mau dikasih caption sedikit juga udah oke. Misal dikasih judul yang terlalu panjang, follower juga pada males bacanya.

Btw ada kan orang yang bikin caption panjang di Instagram karena nggak muat terus lanjut di komen? Padahal kebanyakan orang pada males baca, ya.

Sering banget saya nemuin komen di IG yang bilang gini,

'Baca captionnya sampai selesai.'

Artinya, netizen disuruh baca caption yang panjang dan ditulis sampai di kolom komen dulu sebelum memberikan komentar. Realitanya banyak orang yang males membaca caption panjang berjilid-jilid.

Mungkin itu juga yang bikin blog makin jarang dilirik karena sekarang banyak orang yang males baca. Meski demikian, tetap aja blog punya segmen yang berbeda. Orang yang suka baca atau cari info di blog masih ada, lho. Hm, salah satunya ya saya ini, hahaha. Serius, saya suka banget baca blog tapi yang personal ya. Meski sering kejebak sih kalau bacaan yang saya baca berupa sponsored post, hahaha.

Gila, kalau itu yang hebat blogernya. Postingannya Amrazing dan Alitt Susanto yang seriiiinng banget bikin saya kejebak. Asli, tulisan mereka bagus banget dan smooth kayak bukan sponsored post.

Sayangnya mereka udah jarang ngeblog. Amrazing banyak nulis di IG dan sesekali bikin video di YouTube. Sedangkan Alitt kayaknya udah jadi youtuber pro juga.

Jujur sih saya sedih melihat perkembangan blog zaman now. Banyak bloger yang update cuma karena embel-embel tertentu karena dia meliput event atau sponsored post. Mereka nggak salah sih sebab bisa menjadikan blog sebagai sarana untuk mencari nafkah. Tapi sekali lagi, blog tanpa cerita personal terasa hambar. Kurang ada keterikatan antara pemilik blog dengan pembacanya.

Ah, kadang saya iri dengan bloger vintage (apalah ini namanya). Mereka bisa akrab banget sampai sekarang karena dulu blog dijadikan tempat untuk berteman. Ya, mereka bisa akrab salah satunya karena zaman dulu ngeblog nggak ada sponsored post. Mereka ngeblog karena murni ingin berbagi dan pertemanan terjadi karena mereka saling berbalas komentar di blog.

Jadi sampai kapan kamu akan terus ngeblog?

8 comments

  1. saya juga masih mba, emang udah beda ma jaman ngeblog 10 taun yang lalu

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba Fitri, yuk, ngeblog terus. Dan terus berbagi di blog. Senang bisa kenal sama Mba Fitri krn ngeblog.

      Delete
  2. Aku sudah pernah ngerasain monetizing dari blog, dapet duit berjuta-juta dari blog, ikut kompetisi, bahkan jadi narasumber di event beken, tapi vakum beberapa tahun menyadarkanku bahwa tujuan utama ngeblog adalah menulis!

    *salam dari aku yang hilang puluhan purnama dari dunia blog dan kembali lagi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wow, pengalaman Mba Putri hebat banget. Makasih ya udah berbagi di sini.

      Semangat ngeblog! Jangan kasih kendor, hehehe.

      Delete
  3. Aku udah mulai ngeblog dari 2011 tapi bukan di blogspot tapi mywapblog, sayangnya mywapblog sekarang tutup jadinya pindah ke blogger.

    ReplyDelete
  4. Ini yang bikin saya terus menulis Mba, saya merasa blog yang isinya iklan aja kok ya kurang punya feel ya sama bloggernya.

    Saya bersyukur banget sekarang bisa ngeblog dengan 2 kubu.
    Saya bisa dapat duit dari blog, juga senang masih punya banyak list pertemanan blogger-blogger yang memang passionnya beneran ngeblog, bukan buat uang semata.

    Itu lebih terasa feelnya, kayak ada jiwanya aja :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Saya bisa merasakan kecintaan Mba Rey sama blog karena Mba Rey suka menulis. Hebatnya, Mba Rey bisa memanfaatkan blog untuk mendulang rupiah tapi nggak meninggalkan cerita personal di blog. Jadi masih dapet feelnya.

      Delete