Tentang Kanagawa International Foundation

Saya mau cerita tentang Kanagawa International Foundation. Oia, yang mau saya ceritakan khusus Multilingual  Support Center Kanagawa. Semoga cerita ini bisa bermanfaat terutama bagi teman-teman yang tinggal di Kanagawa Prefecture.

Seperti biasa, curhat dulu ya, haha.

Waktu tinggal pertama kali di Jepang, tepatnya tahun 2014, saya benar-benar bingung. Nggak kenal siapa-siapa dan nggak tahu cari info di mana. Ditambah lagi nggak bisa bahasa Jepang sama sekali. Komplit dah!

Untungnya saat itu tinggal cuma 3 bulan aja jadi nggak terlalu mikirin harus survive banget. Yang dipikirin cuma jalan-jalan di area turis aja. Maklum, pengalaman pertama dan mumpung di Jepang, jadi pengin memanfaatkan waktu secara maksimal. Haha.

Jujur aja hidup seperti itu nggak enak banget. Lama-lama bosan dan mati gaya di apartemen. Akhirnya nyari info sendiri via internet. Alhamdulillah nemu info kursus bahasa Jepang. Sayangnya, saya tahu info tersebut pas mepet mau balik ke Indonesia.

Setahun berikutnya, saya ke Jepang lagi. Tinggal di tempat yang berbeda dari sebelumnya. Lalu bingung lagi karena perlu adaptasi, secara di tempat yang baru lingkungannya lebih sepi. Berkat pengalaman sebelumnya, saya bisa langsung daftar les. Jadi nggak terlalu kesepian banget. Pengalaman kali ini bisa nambah teman.

Saat ini ketiga kalinya tinggal di Jepang lagi. Lokasinya sama kayak yang pertama. Tapi sekarang udah ada anak. Rasanya kayak baru tinggal di Jepang, hahaha. Karena tinggal di negeri orang saat ada anak dan enggak, rasanya sangat berbeda. Saya harus mikirin kenyamanan dan tumbuh kembang anak.

Belajar dari pengalaman-pengalaman yang dulu, sebelum berangkat saya udah browsing hal-hal yang kira-kira bakal dibutuhkan selama di Jepang. Kebanyakan yang berkaitan dengan anak seperti info tempat bermain anak, klinik, dan rumah sakit. Semua saya cari sendiri di internet.

Masa tinggal saat ini lebih lama dibanding sebelumnya. Mau nggak mau harus survive dan belajar pelan-pelan supaya bisa betah. Sayangnya, saya termasuk orang yang susah beradaptasi. Butuh waktu lama supaya bisa on untuk menjalani hidup di sini dengan waras, hahaha.

Hm, kalau mau nyari info di kuyakusho bisa aja sih. Tapi saya orangnya sungkan jika bolak-balik nanya, hehe. Nah, pas bingung dan lagi butuh info, tiba-tiba aja ada seorang teman yang baik banget nanyain kondisi saya.

Teman saya sudah lama tinggal di sini dan menawarkan bantuan jika ada kesulitan terutama yang berhubungan dengan pengasuhan anak. Maklum, di sini beda banget dengan di Indonesia. Agak kikuk juga sih ngikutin aturan di sini.

Layanan dalam berbagai bahasa

Teman saya bekerja di Kanagawa International Foundation bagian multilingual support center. Jadi kerjanya membantu orang yang tinggal di Kanagawa. Kalau ada kendala selama tinggal di Kanagawa, saya bisa konsultasi ke teman tersebut. Alhamdulillah, konsultasinya gratis tis tis.

Multilingual Support Center Kanagawa (selanjutnya saya singkat MSCK) sebenarnya bagian dari Kanagawa International Foundation. Bagian MSCK membantu orang asing yang tinggal di Kanagawa. 

Untuk beradaptasi di Jepang tentu butuh info kan ya. Nggak gampang lho buat beradaptasi di sini karena sebagian besar infonya dalam bahasa Jepang. Di mana-mana huruf kanji. Mumet nggak tuh.

Orang asing yang tinggal di Jepang jumlahnya banyak. Mereka datang dari berbagai negara dengan budaya yang berbeda. Makanya MSCK menyediakan layanan dalam berbagai bahasa. Ada Inggris, China, Spanyol, Vietnam, Portugis, Korea, Tagalog. Tapi waktu itu nggak ada layanan bahasa Indonesia. Jadi orang Indonesia kalau mau konsul pakai bahasa Inggris. Layanan bantuan kepada orang asing bisa disesuaikan dengan bahasa yang diminta. Tiap layanan bahasa punya jadwal sendiri-sendiri.

Mengingat semakin banyak orang Indonesia yang tinggal di Jepang, sekitar bulan Juni 2019 baru dibuka layanan  bantuan menggunakan bahasa Indonesia. Layanan bahasa Indonesia ada tiap hari Jumat.

Jadwal layanan

Apa yang bisa dikonsultasikan?

Apa aja bisa dikonsultasikan selama ada kendala tinggal di Kanagawa. Bisa soal sampah, asuransi, sekolah, budaya, gaya hidup, pengasuhan dan perawatan anak, dll. Sekali lagi, konsul di sini gratis, nggak dikenakan biaya sama sekali.

Oia, sebelum konsul sebaiknya bikin janji dulu ya. Tahu sendiri kan di Jepang apa-apa kudu reserve, nggak bisa seenaknya. Hal ini dimaksudkan supaya staf MSCK bisa menyiapkan info apa aja yang dibutuhkan. Lagian kalau nggak bikin janji takutnya stafnya lagi full karena sudah ada orang lain yang konsul.

Pengalaman konsultasi di Kanagawa International Foundation 

Sebelumnya saya bikin janji dulu mau konsul. Waktu itu saya datang ke kemin center nanyain tentang rumah sakit yang buka 24 jam serta hal-hal yang berkaitan dengan anak. Maklum, rumah sakit di sini nggak semua buka 24 jam. Jadi saya jaga-jaga kalau ada emergency di malam hari.

Saya tiba di ruangan kerja teman saya. Jujur ya ruangannya sempit tapi fungsional dan efektif banget. Khas Jepang lah pokoknya. Di situ ada beberapa meja kerja dan peralatan kantor pendukung.

Ruang konsul ada di pojok kecil dekat pintu. Saya pikir konsulnya bakal serius kayak ketemu psikolog gitu. Ternyata nggak lho. Santaiii banget dan nyaman. Stafnya baik dan ramah banget. Saat anak saya udah agak bosan, mereka nyiapin mainan dan ngajak bermain.

Saya cerita mengalir gitu aja ke teman pakai bahasa Indonesia. Kayak orang curhat malah. Lalu teman tersebut akan menerjemahkan ke bahasa Jepang pada staf yang lain. Semacam translator gitu. Saat saya nanyain tempat bermain anak, mereka ngasih info dalam bentuk print. Begitu juga soal rumah sakit dan yang lainnya. Info-info tersebut dijadikan satu bendel dan dimasukkan ke dalam amplop. Sampai sekarang info-info tersebut masih saya simpan.

Kalau pengalaman teman saya yang lain lebih banyak lagi. Sebut saja namanya X.

X statusnya sama kayak saya, seorang ibu yang menyusul suaminya kerja di sini. X baru pertama kali ke Jepang dan nggak punya info apa-apa. Serunya lagi, X anaknya 3 dan masih kecil-kecil. Jadi dia butuh info tentang sekolah, klinik, dll. Alhamdulillah, setelah konsultasi ke KIF, dia merasa terbantu sekali. Sekarang anaknya udah daftar sekolah. X juga tahu cara menyiapkan anaknya untuk masuk ke lingkungan baru di Jepang. Bisa dibilang kalau saat ini X sudah nggak stress seperti awal-awal tinggal di Jepang.

Terima kasih ya Kanagawa International Foundation. Bantuan dan info-infonya sangat menolong kami yang baru tinggal di sini.

Info tambahan

Sekian dulu cerita saya tentang Kanagawa International Foundation. Jadi buat teman-teman yang tinggal di Kanagawa, semoga info ini berguna ya.


Multilanguage Support Center Kanagawa
Yokohama Office
Yubinbango221-0835
Yokohama-shi, Kanagawa-ku, Tsuruya-cho
2-24-2
Kanagawa Prefectural Center
13th floor
TEL 045-620-0011; 045-620-4466
Web: www.kifjp.org

8 comments

  1. Enaknya sistem negara maju begitu ya mba, semua serba terstruktur dan kalau kitanya aktif, bukan nggak mungkin kita bisa dapat info banyak sekaliiii~

    Sama seperti di Korea, kalau bingung mau tanya soal informasi rumah sakit, klinik, peraturan, persampahan, ini itu, bisa langsung datang ke tempat informasi khusus yang sudah disiapkan pemerintah dan itu datanya komplit bangets. Jadi foreigner yang tinggal di negara tersebut pun merasa terbantu sekali untuk bisa membaur bersama warga lokal :D

    Soalnya dulu ada ibu-ibu yang tinggal di Korea tapi sama sekali nggak bisa bahasa Korea, bahkan untuk baca daftar ingredient obat saja nggak bisa. Alhasil waktu anaknya sakit, ibu tersebut kalang kabut. Mau bawa ke dokter juga nggak bisa bicaranya, mau cari obat juga bingung obat apa yang dibutuhkan. Resiko hidup di negara yang full huruf kanji meliuk-liuk, jadilah harus put extra efforts agar bisa bertahan :D

    Semangat terus mba, semoga semakin banyak informasi yang bisa mba dapatkan :>

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba, cerita2 di blog dong soal kehidupan di Korea, menarik sekali ceritanya.

      Oia, di sini juga pe er banget nyari klinik krn ga semua dokter bisa bahasa Inggris. Tapi percakapan sederhana bisalah dikit2. Bahkan RS juga ada yg ga bisa bhs Inggris, cuma menerima pasien yang bisa bahasa Jepang.

      Kalau soal obat, aku ga pernah beli ngecer. Selalu minta ke dokter karena kalau anak gratis dan dewasa bayarnya juga murah banget.

      Makasih ya Mba untuk sharingnya.^_^

      Delete
  2. Makasih ceritanya, Mbk. Aku seneng bgd kalau baca2 soal pengalaman merantau di luar negeri seperti di Jepang ini. Dah, semoga daku punya kesempatan main ke Jepang. Aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, Mba. Saya cuma sharing pengalaman aja siapa tahu ada yang kondisinya kayak saya.

      Semoga suatu saat nanti bisa ke Jepang ya, Mba. Aamiin.

      Delete
  3. Waw,....enak banget ya beneran pelayanan khas negara-negara maju yang menyediakan informasi agar tingkat kenyamanan terjaga buat siapapun yang tinggal di sana.

    Cuma, di Jepang ini kalau kata suami misal kita punya kesempatan tinggal di Jepang emang setidaknya bisalah bahasa Jepang sehari-hari karena orang Jepang jarang yang bisa Bahasa Inggris. Dan sempat nonton beberapa film Jepang, mereka akan memarahi mereka (orang Jepang) yang berbicara Bahasa Inggris saat ada di Jepang.

    Thanks for sharing, Mbak. Ini valueable banget. Ga ada yang tahu kalau ternyata aku nanti malah bisa berkesempatan tinggal di Kanagawa, kan? Hahahaha.

    Tahu, tidak sih? Aku dari kecil itu suka dengan budaya Jepang, Budaya disiplin, budaya jalan cepatnya dan mendidik anak-anak dengan sopan santunnya. Orang-orang di Jepang sopan-sopan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya, mba, orang Jepang yang bisa bahasa Inggris sedikit. Tapi yang muda-muda udah banyak yang bisa kok.

      Pelayanan di negara maju memang menyenangkan. Mereka memudahkan semua orang baik warganya sendiri maupun warga asing.

      Saya juga suka Jepang tapi dari SMA, haha. Semoga bisa berkesempatan tinggal di Jepang ya, mba.

      Delete
  4. Keren banget ya bisa tinggal di Jepang. Tapi, apa benar gak kalo tinggal di Jepang bikin kita tertekan? Soalnya biaya hidup di sana sangat tinggi, tingkat kedisiplinannya pun bikin depresi, apalagi bagi warga +62 yang terkenal santuy.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Biaya hidup di Jepang memang mahal, hahaha. Harus pintar mengatur keuangan supaya bisa tetap menabung.

      Kalau soal hidup di sini alhamdulillah saya nyaman2 aja. Semua memang diatur supaya nyaman. Kalau depresi, itu kayaknya masalah individu ya. Kalau bisa beradaptasi dan survive di sini ya enak aja.

      Di mana-mana ada enak dan nggak enaknya. Cara paling baik yang menikmati saja di mana pun kita berada.^_^.

      Delete