Mendesain Taman Sendiri

Posisi rumah saya di hook dan ada kelebihan tanah sekitar 40 meter yang dijadikan taman.

Awalnya, saya dan pak suami berniat mengisi taman dengan tanaman yang bisa dipanen seperti singkong, pepaya, daun ubi, daun ginseng, pandan, sereh, dll.

Beberapa kali kami panen singkong dan pepaya yang cukup lumayan hingga bisa berbagi dengan tetangga. Bahkan bapak-bapak komplek juga pernah bikin singkong bakar dan dimakan bersama. Duh, seneng ya kalau melihat kehidupan tetangga yang guyub dan akrab kayak gini.🤗

Sayangnya, rumput liar di taman tumbuh lebih cepat dibanding tanaman yang ada. Taman saya jadi liar dan nggak enak dilihat. Mungkin ada tetangga yang sering ngomongin taman kami yang nggak terawat. Hahaha, kami cuek aja.

Jujur, saya jengah dengan taman yang berantakan dan takut jadi sarang ular. Yes, tempat tinggal saya masih ada ular. Nggak cuma ular tapi ada biawak juga. Hiii, ngeri ya.🙈. Di sisi lain, saya males ngurus tanaman. 

Gimana dong? Haha.

Dari awal punya rumah saya udah bilang ke pak suami kalau saya nggak mau ngurus taman karena nggak telaten merawat tanaman. Jadi pak suami yang ngurus taman sendirian. *Pukpuk pak suami*

Akhir tahun 2020, pak suami tiba-tiba bilang mau merenovasi taman karena dia udah capek ngurus rumput yang cepat tumbuh. Saya agak kaget dengan keputusan ini. Awalnya saya tolak karena taman bakal disemen semua. Kalau disemen semua nantinya nggak ada tanaman sama sekali di rumah. Haduh, rumah jadi gersang banget. Etapi bisa ding menanam di pot.

Akhirnya saya menyetujui karena saya juga capek denger dia ngeluh soal rumput mulu, hahaha.

Awal renovasi taman, saya kira taman bakal ditutup semen semua jadi menanam di pot. Setelah dipikir-pikir, kenapa tamannya nggak didesain aja supaya lebih bagus. Lagian kami punya anak kecil, pengennya anak juga bisa main di taman sendiri.


Gambar rancangan taman by pak suami

Mulailah pak suami cari ide dan desain taman sendiri. Iya, dia lakuin sendiri. Padahal pak suami lulusan teknik kimia, nggak ada background arsitek atau teknik bangunan sama sekali.

Yah, kata dia sih desain taman gampang karena luasannya kecil. Soalnya dulu saat membangun rumah pertama, dia juga yang desain. Bagi dia, urusan desain taman, cincailah, hahaha.

Baca juga: pengalaman membangun rumah sendiri

Pak suami desain taman pakai Visio. Dia kan orangnya detail jadi dipikirin betul ukuran taman dan jenis tanaman yang akan ditanam.

Ide awalnya simpel aja sih. Keinginan kami, gimana caranya punya taman yang enak dilihat dan bisa dipakai anak kecil bermain dengan biaya yang nggak terlalu mahal.

Akhirnya taman dibentuk beberapa lajur. Lajur ini berisi tanah yang digunakan untuk menanam berbagai tanaman. Ada asoka, melati, pucuk merah, lidah mertua, dll. Sedangkan area yang nggak diisi tanaman kami plur semua atau dilapisi semen.

Setelah dilapisi semen, tunggu beberapa hari sampai kering. Setelah kering lalu dilubangi supaya air hujan bisa ngalir jadi nggak bikin lumut. Area yang nggak berisi tanaman atau hanya berupa semen diisi batu split biar nggak licin.

Biar ada seninya, di bagian belakang dikasih space serba guna. Space ini cuma berbentuk kotak yang dikasih keramik outdoor. Pasang keramiknya diselang-seling biar nggak monoton.


Space serba guna kadang dipakai buat panggung anak-anak 


Lalu, ada bagian taman yang dibentuk setengah lingkaran. Bagian atas lingkaran dikasih hiasan keramik menyerupai bentuk matahari.

Berhubung ada anak kecil, pak suami membuat area bermain lompat-lompatan. Areanya berupa keramik outdoor yang dipasang selang-seling, bentuk kotak dan diagonal.

Saya pribadi nggak ada masalah dengan desain taman yang dibuat pak suami. Terus terang, saya agak kaget. Saya nggak nyangka pak suami bisa desain taman juga.😊


Anak-anak suka lompat-lompatan di sini


Saya cuma minta satu keinginan yaitu adanya tenda payung kayak di kafe. Jadi tempat ini bisa dijadikan untuk ngumpul keluarga sambil ngemil. Area ini bisa dijadikan untuk menerima tamu. Jika ada tamu yang merokok, tempat ini juga bisa dijadikan area merokok karena outdoor.

Waktu pasang tenda kafe agak tricky karena tenda yang kami pesan belum datang jadi kami dan pak tukang nggak tahu diameter untuk pasang tendanya. Akhirnya pak suami tanya ke tokonya detail ukuran tenda.

Area tenda payung adalah tempat favorit karena kami sekeluarga biasanya duduk di sini. Duduk di taman sambil ngobrol dan ngemil. Berasa kayak di kafe beneran.😊


Area favorit keluarga 


Ketika taman udah jadi, banyak tetangga yang mengira kami memakai jasa pihak ketiga untuk mendesain taman, hahaha. Padahal nggak sama sekali.

Saat merenovasi taman, kami serahkan gambar visio ke pak tukang. Pak tukang kami bebaskan berkreasi. Ada bagian-bagian tertentu yang berasal dari idenya pak tukang. Hehe. Misalnya pemasangan keramik selang-seling dari kotak ke diagonal adalah idenya pak tukang.

Seiring berjalannya waktu, taman kami sering dipakai anak-anak untuk bermain. Ada yang lompat-lompatan, lari-larian, dan ada yang menjadikan panggung untuk mereka bernyanyi. Kami nggak ada masalah sih, justru seneng. Kami membebaskan tetangga bermain di taman asal nggak merusak tanaman dan mengotori taman.

Space serba guna pernah juga dipakai bapak-bapak buat nongkrong bareng saat weekend. Mereka duduk di area ini buat ngobrol bareng. Biasanya masing-masing bawa makanan ke taman. Kalau nggak ada yang bawa makanan, sebagai tuan rumah, pak suami biasanya yang mengeluarkan camilan.


Tanamannya murah meriah

Biaya merenovasi taman tergantung material yang dipakai. Semakin mahal materialnya, makin banyak juga budgetnya. Jangan lupa harga tanaman yang mau ditanam. Taman saya isinya tanaman yang murah dan belinya online. Kalau misal tanamannya mati jadi nggak nyesek banget.😂

Saya kira mendesain taman bakal susah. Setelah dijalani alhamdulillah gampang plus pak tukang juga membantu banget kasih ide ini itu. Seneng banget punya taman yang agak rapi dan bisa dipakai bersama tetangga.🤗 

2 comments

  1. jadi bagus dan sesuai dengan keinginan ya mbak, tambah betah deh di taman

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yang penting taman udah nggak balak lagi, Mba. Takut kalau ada ular, hehe.

      Delete