Jangan Sampai Keuangan Bocor

Sadar atau tidak, saat ini banyak orang yang berpikiran bahwa makin besar gaji maka makin sejahtera hidupnya.

Dengan gaji yang besar tersebut maka orang akan mudah mewujudkan mimpi-mimpi mereka, seperti punya rumah impian, mobil baru, pendidikan anak yang oke, sampai jalan-jalan ke negeri impian. Namun, kadang semua itu tinggal rencana. Sebesar apa pun gaji seseorang jika tidak diatur dengan baik maka tetap saja kurang bahkan kebutuhan dan keinginan tidak terpenuhi. Jadi bukan tentang berapa besar gajinya tapi perilaku orang tersebut dalam mengatur keuangan yang menjadi masalahnya. Jangan sampai keuangan bocor karena pengeluaran yang tidak terkontrol.

Hari Sabtu, tanggal 1 Agustus lalu, saya beruntung karena mendapat kesempatan untuk mengikuti acara keuangan yang diselenggrakan oleh Sun Life, dengan bintang tamu Safir Senduk. Pakar Keuangan yang sudah terkenal seantero Indonesia ini memberikan ilmu yang menarik, yaitu bagaimana cara mengelola keuangan dengan bijak.




Seperti yang telah saya uraikan di paragraf pertama tadi, sebenarnya penyusunan anggaran rumah tangga sangat diperlukan. Saya sendiri merasakan sekali pentingnya penyusunan ini mengingat saat ini saya sudah tidak bekerja, jadi hanya ada satu sumber keuangan di rumah. Lalu, bagaimana caranya mengatur keuangan agar tidak bocor?

1. Membuat Pos Anggaran

Pembuatan pos-pos anggaran ini merupakan alat untuk mengontrol pengeluaran setiap bulan. Tujuannya tentu saja agar penghasilan yang ada dapat digunakan sesuai kebutuhan dan keinginan. Dengan membuat pos-pos pengeluaran diharapkan kita bisa mengetahui pos mana yang mengalami kebocoran. Pada akhirnya, kita bisa mengetahui di mana letak borosnya lalu dapat mengurangi pelan-pelan atau mungkin kita bisa mengendalikan agar menutup kebocoran tersebut.

Kalau sudah mendapat uang bulanan dari pak suami, langsung saya pisah-pisah. Tidak perlu ribet kok mengaturnya. Di rumah saya punya dompet cukup besar dengan beberapa bukaan. Nah, masing-masing bukaan saya isi uang untuk biaya sebulan. Misal bukaan pertama untuk membayar ART, uang belanja di pasar, dan uang sampah. Bukaan kedua untuk dana refreshing, uang ke salon atau untuk gaya hidup-lah bahasanya. Sedang bukaan ketiga untuk bensin dan uang parkirnya pak suami serta ada dana cadangan. Semua itu sudah saya pisah-pisah jadi gampang kalau mau mengambil. Tidak usah pakai amplop, tinggal dilipat saja sesuai peruntukannya.

2. Mengendalikan Keinginan

Kebutuhan dan keinginan itu beda loh. Kalau kebutuhan, sesuatu yang memang kita butuhkan. Tanpa kebutuhan tersebut, kita tidak dapat hidup dengan baik. Contohnya kebutuhan akan makanan, pendidikan, dan kebutuhan akan tempat tinggal. Sedangkan keinginan itu, tanpanya kita masih bisa melakukan aktivitas dengan baik. Misalnya kalau ada HP baru pasti kita pengin beli kan? Bukan butuh loh. Kalau HP-nya rusak sih bisa jadi butuh. Tapi di sini, saya ingin mengatakan bahwa sebenarnya tanpa HP baru tersebut kita masih bisa beraktivitas memakai HP yang lama kan? Tidak harus selalu beli HP kalau ada keluaran terbaru kan?

Keinginan-keinginan inilah yang kadang merusak pos-pos pengeluaran yang sudah disusun. Kalau kita sendiri tidak bisa mengendalikan keinginan tersebut, bisa jadi anggaran keuangan bocor di sana-sini. Kenapa? Karena untuk memenuhi keinginan tersebut harus diambil dari beberapa sumber sehingga comot sana-sini.

3. Prioritas

Alokasi pos-pos pengeluaran sebaiknya sesuai prioritas. Anggaran yang dikelola sesuai prioritasnya bukan tak mungkin akan membuat impian-impian yang sudah terencana dapat terwujud di masa mendatang. Apa saja prioritas tersebut?

*Cicilan/hutang
Kalau punya cicilan atau hutang maksimal besarnya 30% dari total pendapatan per bulan. Sedangkan kalau ada cicilan rumah boleh sampai 40%. Jangan sampai pendapatan habis hanya untuk membayar segala macam cicilan. Makanya, sebelum mengajukan berbagai kredit atau pinjaman harus dipertimbangkan dengan baik cara membayar cicilannya.

Banyak kan ya keluarga yang salah mengelola pos cicilan ini. Mereka berhutang tanpa mempertimbangkan kondisi keuangan yang sebenarnya. Parahnya lagi, kadang cicilan tersebut banyak untuk memenuhi keperluan konsumtif, misalnya membeli pakaian, tas atau makan di restoran yang dengan gampangnya tinggal gesek kartu kredit. Pas jatuh tempo cicilan, mereka tidak bisa membayar atau telat. Kalau begini malah beban hutang semakin besar karena harus membayar bunganya kan? Lalu gali lubang tutup lubang deh. 

*Tabungan/Investasi
Prioritas yang cukup penting karena ini memperhatikan rencana jangka panjang. Besarnya tabungan/investasi minimal 10% dari total pendapatan per bulan. Paksakan diri untuk punya tabungan karena tabungan merupakan dana cadangan atau untuk keperluan di masa datang. Sebaiknya pisahkan dana tabungan dengan anggaran pengeluaran rutin.

Selain tabungan, kita bisa melakukan investasi. Tujuan dari investasi yaitu untuk menyimpan dan mengembangkan dana lebih yang kita miliki. Tapi, jangan sampai kita salah pilih tempat berinvestasi atau tertipu dengan investasi bodong yang saat ini sering terjadi.

*Premi Asuransi
Besarnya premi asuransi 10% dari pendapatan. Seperti penjelasan sebelumnya, premi asuransi ini sifatnya seperti investasi yang saat ini banyak dibutuhkan untuk kebutuhan yang tidak terduga atau kebutuhan di masa datang. 

*Biaya Hidup
Besarnya biaya hidup maksimal 50% dari pendapatan. Jika biaya hidup melebihi dari batas tersebut, kita bisa saja mengurangi pengeluaran yang lain. Misalnya mungkin ada beberapa anggaran kebutuhan pokok yang bisa dikurangi sehingga anggaran tersebut bisa dialihkan untuk memenuhi kebutuhan yang lain. 

4. Memiliki Asuransi

Kata Safir Senduk, memiliki asuransi ibarat kita memakai payung di musim hujan. Dengan payung tersebut, kita tidak bisa menolak hujan tapi kita bisa melindungi diri dari basahnya air hujan. Meski bisa terkena air cipratannya, tapi sedikit sih. Setidaknya kita masih aman kalau punya payung. Artinya, asuransi membantu kita di saat yang tak terduga. Bisa saja kita harus memenuhi kebutuhan yang sangat darurat dan memerlukan dana yang besar, maka dengan asuransi kita bisa sedikit lega. Asuransi membantu kita dalam menangani keadaan darurat tersebut. 

Saat ini, banyak sekali perusahaan asuransi yang ada di Indonesia, salah satunya adalah Sun Life. Perusahaan yang telah melayani jasa keuangan selama 150 tahun tersebut mampu menjadi perusahaan yang membantu menyejahterakan nasabah dengan kemapanan financial. Melalui acara financial illiteracy kepada mahasiswa, Ibu Rumah Tangga, serta siswa SMK, Sun Life ingin agar masyarakat Indonesia lebih melek terhadap masalah keuangan. Sun Life ingin agar kita, masyarakat Indonesia lebih kuat dan mapan kondisi keuangannya. 

5. Hati-hati Sale

Hampir setiap bulan pasti ada sale di Indonesia. Adanya sale besar-besaran dan di mana-mana mungkin sulit ditolak. Tapi hal ini bukan berarti tidak bisa ditolak kan? Ingat, hindari gaya hidup yang konsumtif karena akan menjerumuskan kita ke dalam keuangan yang buruk. Kalau ada sale, belilah barang yang memang kita butuhkan bukan yang hanya menjadi keinginan kita. Bagaimanapun, kalau menuruti keinginan itu tidak akan ada habisnya. 

6. Disiplin

Hal-hal di atas tidak akan tercapai kalau kita tidak bisa mendisiplinkan diri. Meski anggaran sudah disusun apik, tanpa kedisplinan dari penggunanya akan sia-sia. Sekali lagi, perilaku yang tidak disiplin bisa membuat anggaran keuangan bocor di sana-sini. Jangan hanya fokus mencari penghasilan yang tinggi, tapi sebaiknya kita juga fokus dalam membelanjakan uang kita. 

14 comments

  1. Karena tagihan kartu kredit tanggal cetaknya gak pas ama gajian jadinya kalo mau apa-apa nunggu tagihan keluar dulu deh. Mau nelepon ke call centernya kok ya lupa mulu. Huhuhu. *eh malah curcol. Hahaha.

    ReplyDelete
  2. Aku kudu waspada ni klo lg blanja blinji..suka maen ambil ambil barang lucu, e tiba2 dompet jebol xixixi

    ReplyDelete
  3. Yups, intinya mengendalikan diri yaa
    Aku belum nulis nih

    ReplyDelete
  4. sbnrnya smua tips ini mah udh diksh tau ama ortu2 dulu... aku ampe apal di luar kepala tiap papa ngasih tau cara kelola duit ;p. Masalahnya adalah, teori ama prakteknya srg ga sejalan ;p hihihihi... makanya aku g prn mau megang uang gaji suami... drpd ludes semua... yg aku kelola cukup uang gajiku aja mba... :D

    ReplyDelete
  5. Ah benar banget, kadang suka tergoda juga dengan sale apalagi wanita -,-

    ReplyDelete
  6. Ah benar banget, kadang suka tergoda juga dengan sale apalagi wanita -,-

    ReplyDelete
  7. Ah benar banget, kadang suka tergoda juga dengan sale apalagi wanita -,-

    ReplyDelete
  8. Iya yang paling penting disiplin, aku kurang disiplin nih mengatur keuangan :D

    ReplyDelete
  9. kalau bocor nambalnya nanti susah ya mbak :) makasih ya udah sharing

    ReplyDelete
  10. yang paling susah itu mengedaliakn keinginan

    ReplyDelete
  11. Atuhlaaaah...itu point nomer 2 yang berat banget mah Piiit...

    Si keinginan itu suka susah banget dikendalikan terutama kalo menyangkut dipidi drama korea bhahahaha...

    Makasih buat sharenya yah Piit :))

    ReplyDelete
  12. Nah biasanya bagi perempuan sangat tergoda dengan adanya sale.
    Walau barang itu baru gak dibutuhkan namun ada sale mereka kebanyakan para perempuan selalu membelinya

    ReplyDelete
  13. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete
  14. This comment has been removed by a blog administrator.

    ReplyDelete