Suami saya punya sakit maag sejak belum menikah. Kalau telat makan yang sakit bukan hanya perut tapi juga kepala.
Repotnya kalau pas weekend. Biasanya kalau weekend saya pengin agak santai masaknya tapi justru inilah yang membuat sakit maagnya bertambah parah karena makan kurang teratur. Duh, kalau sudah begini sakit maag jangan disepelekan nih.
Sebetulnya gejala perut terasa aneh sudah dirasakan setahun lalu. Kalau diajak olahraga terutama lari, sekitar 10 menit perut pasti sakit seperti suduken. Biar reda, pak suami jalan kaki sebentar kemudian lari lagi, perut sakit lagi. Gituu terus.
Bulan kemarin, sakit maagnya sering kambuh. Perut terasa melilit banget padahal baru jam 11.30. Rasanya perut seperti nggak boleh kosong, harus diisi terus. Kalau diberi makan seporsi malah tambah sakit. Selama ini kalau perutnya sakit, pak suami hanya minum obat maag. Dilihat dari penampilan secara fisik, gejala penyakit tersebut biasa saja. Pak suami seperti orang sehat tapi perut melilit.
Karena sudah nggak tahan dengan sakitnya, pak suami memutuskan periksa ke rumah sakit. Oleh dokter SpPD, beliau di-USG dan dirujuk endoskopi untuk mengetahui secara pasti penyebab sakitnya. Endoskopi kurang lebihnya yaitu tindakan untuk mengetahui bagian dalam atau lambung memakai kamera agar kondisi lambung dapat diketahui secara detail. Gampangnya, memfoto bagian dalam. Jadwal antara pemeriksaan pertama dan endoskopi menyesuaikan jadwal dokter tersebut.
Saat pemeriksaan endoskopi, saya ikut menemani. Agak tegang juga sih sebenarnya. Kalau dulu pas kerja di RS tahunya hanya pesan alatnya saja, sekarang tahu prosesnya meski nggak semua sih. Masuk ruang endoskopi, pak suami diberi tahu susternya ini dan itu. Ditanya punya gigi palsu apa nggak. Nanti akan dibius dan mulutnya disemprot cairan yang bikin baal. Macem-macem deh informasi yang diberikan oleh suster. Setelah dibius dan mau diambil tindakan, saya disuruh keluar dari ruang endoskopi. Jadi saya hanya tahu sampai proses bius. Setelah kurang lebih 15 menit, saya dipanggil lagi ke ruang endoskopi. Saat itu pak suami masih teler, antara sadar dan enggak.
Dari hasil pemeriksaan endoskopi, saya diberi tahu kalau penyakit pak suami tergolong parah. Padahal gejalanya cuma sakit perut dan nggak begitu parah ya. Yang namanya gejala itu kadang tidak sama dengan penyakit yang diderita. Gejala ringan bisa saja penyakitnya parah begitu juga sebaliknya. Penyebab penyakit ini bisa telat makan, stress, kebanyakan makanan yang mengandung gas atau pedas. Deg, saya mendengar semua informasi dan nasihat dokter sambil mbrambang, pengin nangis. Saya orangnya gampang mewek nih.
Hasil Endoskopi |
Kata pak dokter, lambungnya mengalami peradangan. Beberapa foto menunjukkan warnanya merah sekali. Ada bagian lambung yang luka atau terjadi ulkus. Kalau digambarkan, lambungnya pak suami seperti terkena sariawan. Peradangan dan luka inilah yang menyebabkan perutnya sering sakit dan melilit. Selain difoto, beberapa jaringan di lambung juga diambil (dilakukan biopsi) untuk kemudian dicek secara patologi, apakah lambung tersebut terinfeksi bakteri atau tidak. Apabila hasil lab menunjukkan ada bakteri Helicobacter pylori maka akan diberi antibiotik. Jika tidak ada ya nggak dikasih antibiotik. Hasil lab patologi dapat diketahui seminggu kemudian.
Saran dokter, untuk sementara pak suami disuruh makan bubur selama tiga hari kemudian dilanjut dengan nasi tim. Pantangannya yaitu bahan makanan yang mengandung gas, seperti : kol, sawi, makanan/buah yang asam, taoge, dairy product, makanan kaleng, mie, roti, nangka, dan makanan pedas.
Haduuuh, njuk maem apa kiiii?
Tamparan buat saya, sebagai istri yang katanya lulusan kesmas jadi tertantang untuk membuat menu yang sehat. Padahal saya kalau masak ya itu-itu saja. Sayur bening, sop, tumis, ca, bobor, lodeh. Ituuu aja.
Demi kesembuhan pak suami, saya googling sana-sini untuk mencari info tentang cara bikin bubur dan menu yang gampang. Ini pertama kalinya saya bikin bubur dan komentarnya pak suami adalah buburnya atos atau keras!!
Gubrak, padahal bikinnya lama loh. Kalau rasa sih katanya lumayan. Lah, ini sih dodolnya saya juga karena bikin bubur satu gelas di panci mini jadi kurang leluasa ngaduknya. Ketika ganti panci yang lebih besar, hasilnya agak lumayan tapi masih belum halus banget. Gimana caranya ya biar berasnya cepat empuk dan buburnya halus.
Akhirnya saya punya ide nih. Beras kalau direndam akan cepat empuk kan? Karena takut bangun kesiangan, sebelum tidur malam, beras yang mau dibikin bubur saya rendam dulu. Sebenarnya ya nggak selama itu sih merendamnya. Pertimbangan saya, membuat bubur itu lama dan sarapan nggak boleh telat jadi butuh persiapan dulu. Setelah itu, beras dan air dimasukkan ke panci yang agak longgar agar leluasa ngaduknya. Perbandingan beras dan air yaitu 1:5, artinya 1 gelas beras dimasak dengan 5 gelas air. Biar enak dan harum, tambahkan garam, daun pandan serta daun salam. Alhamdulillah akhirnya saya bisa membuat bubur yang halus.
Ya ampun ciiiin, ternyata bikin bubur itu lama banget ya. Harus sabar karena tangan pegel ngaduk terus biar buburnya nggak ngerak. Itu baru bikin segelas lho. Apa kabarnya abang bubur ayam ya? Bikin bubur sak dandang berapa lama ngaduknya coba? Salut, deh!
Lah, ini kenapa postingan jadi melebar ke tukang bubur yang sudah naik haji sih. Hahahaha.
Balik lagi ke pak suami, setelah seminggu dari hasil yang dijadwalkan untuk pengambilan hasil lab PA, syukur alhamdulillah hasilnya negatif. Tidak ditemukan bakteri H. pylori. Dengan demikian, pak suami cuma diberi resep obat biasa.
Oia, saya juga googling mencari info penyembuhan penyakit lambung secara alami. Saya menemukan banyak artikel yang menyebutkan kunir atau kunyit baik untuk pengobatan lambung. Beberapa artikel menyebut menggunakan kunyit putih. Karena nggak ada kunyit putih maka saya beli kunyit yang kuning.
Kunyit dan Madu |
Kunyit yang saya beli berbentuk empu (rimpang), bukan yang kecil-kecil untuk bumbu dapur. Kalau empu ini bentuknya agak besar. Harganya murah meriah di pasar, seperempat kilo cuma tiga ribu. Satu empu kunyit saya parut lalu diperas di dalam gelas kecil kemudian dicampur madu. Diminumkan pada pagi dan sore hari. Dokter juga mendukung ketika hal ini dikonsultasikan. Kata pak suami, kalau minum kunyit perutnya terasa adem dan enak. Semoga sariawan (ulkus) di lambung cepat sembuh ya.
Teman-teman, jangan sepelekan sakit maag ya. Jangan sampai kronis seperti suami saya. Kesehatan itu mahal banget. Untung ini semua ditanggung asuransi.
Aku bookmark ya.. Aku hampir setiap hari makan bubur mba, selain itu aku juga minum perasan biang kunyit setiap hari sampai tangan kuning kuning.. Bubur gandum jadi cemilan aku..
ReplyDeleteHttp://beautyasti1.blogspot.com
Waah, dibookmark. Terimakasih.
DeleteKenapa hampir tiap hari makan bubur mba?
Hahahaha, iya tanganku juga kuning. Pakai sarung tangan yg plastik mba.
Aku jg pernah endoskopi.Kalo aku udah lbh parah dr maag mak. Cairan empeduku udah masuk lambung.muntah berjam2. Oya kalo bs suaminya mkn yg serba kukus/ rebus jgn berlemak/ gorengan
ReplyDeleteIya, saya ngikutin ceritanya Mba Susan.
DeleteTerimakasih Mba bwt masukannya. Buang jauh gorengan, hushh..hushh...
Aku biasa bikin nasi tim dan bubur buat Alfath di SC (Slow Cooker), ternyata lumayan membantu, ga usah di tongkrongin kayak di kompor biasa, paling sesekali di cek dan di aduk (skalian kasih garam dan zaitun).
ReplyDeleteBaru tau juga kalau SC bagus untuk bikin/ngangetin sop yg ada dagingnya, karena memang hasilnya jauuuh lebih empuk kalo bikin nasi tim yg ada dagingnya, kayaknya bagus juga untuk yg lambungnya sensitif.
Mamaku harus tau nih yg soal empu kunyit ini, soalnya maag nya udah lumayan juga :(
TFS mbakpit sayaaang, semangaaat :*
Semoga suaminya cepat di sehatkan kembali ya, Amiiin Rabb.
Ga punya SC, say. Hahahaha. Makasih infonya soal SC ini.
DeleteSmg Mama selalu sehat juga ya.
Aamiin bwt doanya.
Memang ga boleh disepelekn ya mb pit, itu adekku jm 12 mlm mlilit2...eh dibawa k rs blum2 sudah dinyatakn usud buntu n operasi, untung blum sempet, cm maagh..tp klo dah akut ya mengancam nyawa juga sih
ReplyDeleteWaduh bahaya juga ya, nyeri yang ditahan2.. lama2 jadi maag kronis..
ReplyDeleteSemoga lekas sembuh..
Sekilas info sakit maag: https://zulliesikawati.wordpress.com/2010/04/14/1650/
Suamiku juga suka maag akut (gastritis). Tapi belum periksa sih. Heuuu T__T
ReplyDeleteTante mudaku (cuma beda umur setahun) punya maag akut karena sejak kuliah, doyan lupa makan dan seringnya makan mie instan. Suatu harinaku kirimin suplemen Sari Kunyit dari perusahaan jamu terbesar di Indonesia. Boleh sebut merk ga sih? Hehhe. Alhamdulillah baikan sekarang.
ReplyDeleteAku punya maag... belakangan makin parah, menjalar ke susah nafas karena Dada terasa berat, susah sendawa juga. Setelah jauhi kopi, pedas dan memperbaiki pola makan, lumayan agak berkurang...
ReplyDeleteSemoga pak suami-nya cepat sehat yaaa
Thank for share mak, jadi bisa waspada sama si suami.. Dia juga sakit maag dan udah brpa hari ini ngeluh katanya skait banget sampe blkng trus kpla nya juga sakit.. Aku tawarin ke dokter si suami gak mau.. Aku kudu piyee mba (lho,kok curcol ehheheh)
ReplyDeletemaag memang masalah sepele tapi kalau dibiarkan bisa bahaya..
ReplyDeletesemoga segera lekas sembuh ya mbak suaminya..
Saya juga sama punya sakit maag Mba, tapi yang bikin mual bukan yang melilit. Syukurnya sih belum sampe ulkus. Dan memang pantangan makanannya banyak banget. Sama kayak yg mba sebutkan di atas, segala kol, sayuran putih, kangkung, nangka, durian, gorengan, makanan bersantan, asam, pedas, soda, minuman botol bahkan sampe aneka roti pun ga boleh. Sedih sih, tapi mau bagaimana lagi, kan pingin sembuh ya. Sekitar 4 bulan makanan saya diperketat.. alhamdulillah sekarang sudah sehat lagi dan anehnya jadi nggak doyan makanan pantangan lagi.
ReplyDeleteNggak enak soalnya kalau lagi kambuh, bawaan pingin muntah terus.. :)
Bener mba, kalo udah kronis salah makan sedikit saja maag pasti kambuh
ReplyDeleteternyata bahaya ya, tapi kalau kata om cobuzer itu di buat ocd jadi gak pernah sakit mag lagi
ReplyDeleteaku juga punya penyakit maag/asam lambung. mbak biaya periksa seperti itu habis berapa?
ReplyDeleteTergantung RS-nya, Pak.
DeleteKemarin utk endoskopi sekitar 4 jutaan.
USG : 300rb-an.
Itu belum termasuk obat dan biaya dokter.
Sakit maag itu kalau sembuh kadang suka kambuh lagi ya
ReplyDeleteArtikel menarik dan bermanfaat, kebetulan saya memang penderita maag. Sudah berhenti merokok, minum kopi, tapi maag tetap setia tuh sampai sekarang.....hehe
ReplyDeleteiya kunyit emang obat buat sakit maag cuman kalau minumnya tll knetal bisa bikin susah BAB. Hehehhe..
ReplyDeleteMudah2an gak terjadi lagi ya mbak sama suaminya atau mbak pipit :)
hiks kalau inget ini aku jdai ingat teman baikku yang di kenal lewat blog mbak, sudah kehilangan beliau. Betul sekali jangan sepelekan sakit maaf
ReplyDeleteMaag kronis memang bahaya kalu tidak segera diatasi
ReplyDeleteWah bener banget Mbak Pipit. Jangan sampe meremehkan sakit perut. Pernah ngalamin juga soalnya. :(
ReplyDeleteDuuuh baca ini saya jadi was-was, saya juga punya maag, dan pola makan saya enggak teratur :(
ReplyDeleteSy pernah coba... Alhamdulillah sdh sembuh....
ReplyDeletesetuju banget deh ini, semoga cepet sembuh yah yang belum :)
ReplyDeletejadi takut banget deh mau makan telat2 jadinya, btw makasih yah infonya :)
ReplyDeletesering dulu jamanya ngekos.. tapi sekarang sudah mulai stabil makan teratur.. mencoba hidup sehat
ReplyDeletedulu ibu sakit maag ga sembuh2, sekarang alhamdulillah udh baikan berkat puasa senin sm jaga makan yang teratur
ReplyDeleteThank for share mak, jadi bisa waspada
ReplyDeletesumpah sakit maag klo udh kronis perut berasa kaya di remas2 pengen nangis
ReplyDeleteKunyitnya diminum air atasnya aja apa endapannya juga? Tapi kalo endapannya rasanya seret sekali ditenggorokan apa ga bahaya klo masuk ke lambung
ReplyDeletemasalah penyakit maag memang tidak ada habisnya... saya juga menyediakan informasinya...
ReplyDeletesalam :)
Sakit maag, saya terkadang merasa perut saya sakit, kalo maag itu dimana sih mba? sebelah kiri perut apa kanan? makasih infonya...
ReplyDeleteampuun dehh klo maag udh kronis sakitnya perut berasa diremes2 mau nangi sakit bangeet
ReplyDeletepernah sakit maag sakitnya ampun ga ketulungan,,
ReplyDeleteWah sakit maag nama yang mengerikan untuk saya dengar..
ReplyDeleteKalau sudah datang hmm gak karu-karuan..
Mending di gebukins 10 orang daripada sakit maag..
Alhamdulillah aku belum pernah kena sakit maag, semoga aja jangan sampai kena, soalnya kata orang-orang itu sakit banget yah
ReplyDeletekatanya maag sakit ya gan, kedua orang tuaq kena juga soalnya
ReplyDeleteMbak bagaimana sekarang kondisi suami mbak, saya juga di vonis gastritis antrum.
ReplyDeleteKondisi suami saya membaik. Sekarang jarang sakit maag kecuali kalau telat makannya terlalu lama.
Delete