HP Huawei, Si Raksasa Baru

Kalau ditanya soal handphone, kebanyakan orang pasti akan menyebut merek yang sudah terkenal seperti Samsung dan Apple. Iya, sih, memang dua merek tersebut yang saat ini merajai pasaran. Meski sebenarnya banyak merek baru beredar di pasaran yang kualitasnya nggak kalah dibanding merek yang sudah terkenal duluan. Salah satu merek handphone yang saat ini digadang-gadang bakal jadi raksasa baru yaitu HP Huawei.

Sebenarnya saya sudah nggak asing dengan HP Huawei. HP ini pernah saya miliki waktu pakai Esia. Jujur, ya, HP Huawei terbilang bandel. Bertahun-tahun memiliki HP tersebut membuat saya nyaman berkomunikasi. Harganya sangat terjangkau namun kualitasnya nggak diragukan. HP Huawei yang dulu berkali-kali jatuh, nggak rusak sama sekali. Handphone tersebut masih bisa digunakan untuk telepon dan SMS. Haha, jadul banget, ya!

Saya termasuk pelanggan yang setia dengan HP Huawei yang tahan banting tersebut. Bertahun-tahun HP Huawei tersebut menjadi saksi bisu hubungan LDR saya dengan pak suami. Sayangnya, waktu itu Esia gulung tikar dan sudah tidak bisa pakai nomor itu lagi. Sedih, sih. 

Setelah Esia gulung tikar praktis saya nggak pakai HP Huawei lagi. Saya sering gonta-ganti merek HP sesuai kebutuhan dan pastinya cari yang sesuai kantong. 

Lama nggak ada kabar, eh tahu-tahu dalam beberapa tahun terakhir Huawei berinovasi sangat pesat. Memang sih keberadaannya sempat diragukan. Apalagi jika dibandingkan dengan kompetitornya. Dalam strategi pemasaran, Huawei melakukan perubahan pangsa pasar utamanya ke kelas premium. Terjun ke pangsa premium tentu saja bukan hal yang main-main. Huawei mulai memproduksi handphone dengan performa tinggi dan desain yang ciamik. 

Untuk mendapat pencitraan premium, pangsa pasar yang dibidik pun nggak sembarangan. Negara Eropa menjadi sasaran utama. Langkah ini terbilang sukses dan berhasil mengangkat angka penjualan Huawei. Dengan branding yang bagus di Eropa maka untuk memasuki pasar negara lain, utamanya Asia semakin mudah.  

Emang, sih, upaya branding Huawei nggak seperti pendahulunya yang melakukan promosi besar-besaran lewat iklan. Huawei melakukan branding melalui peningkatan kualitas produk lewat investasi R&D yang berjumlah trilyunan rupiah. Mereka ingin mendapat branding sebagai HP high-end. Dengan target branding seperti ini, mereka nggak takut jika berprinsip branding nomor satu, sales nomor 2. 

Untuk mendapatkan branding sebagai handphone high-end di masyarakat, beberapa inovasi pun telah dilakukan. Yang terbaru, Huawei mengeluarkan produk P series lewat HP Huawei P20 Pro yang menawarkan ponsel pertama dengan 3 kamera Leica. Yup, HP berkamera Leica. Keren, kan? Pasti, deh, foto yang dihasilkan mantap abis!

Nggak nyangka, perusahaan Huawei yang didirikan oleh mantan militer China bernama Ren Zhengfei ini dianggap sebagai raksasa baru di bidang telekomunikasi yang dikabarkan bakal menyaingi Samsung dan Apple. 

Dalam meningkatkan angka penjualan, HP Huawei bekerja sama dengan beberapa e-market place. Strategi ini dilakukan supaya konsumen bisa mendapatkan produk Huawei dengan mudah dan cepat. Bahkan tak jarang mereka memberikan potongan harga. 

Ya, semua ini dilakukan agar branding HP Huawei semakin dekat ke masyarakat dan perusahaan berharap agar perusahaan dapat berkontribusi dalam memudahkan komunikasi dan memberikan perangkat sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang semakin dinamis.

Di Indonesia sendiri, dominasi Huawei di pasar telekomunikasi sangat besar, lho. Bahkan nggak bisa dibilang main-main. Faktanya nih, 3 operator raksasa telekomunikasi Indonesia mengandalkan jaringan yang dipasok oleh vendor asal China tersebut. Selain jaringan telekomunikasinya, HP Huawei di Indonesia juga sudah mulai banyak tersedia di pasar. Wuih, mantap deh Huawei! 

1 comment

  1. Pantesan aku lihat kok Huawei sangat jarang mengeluarkan hape low end yang harganya dibawah 1.5 juta, ternyata sekarang Huawei fokus pada segmen premium ya. Huawei P30 pro harganya mahal 12 juta tapi kabarnya performa nya lebih unggul dari Samsung S20 yang lebih mahal 3 juta yaitu 15 juta.

    ReplyDelete