Sebenernya di mana-mana sama, sekolah di Qatar secara garis besar juga ada dua yaitu sekolah negeri dan swasta. Sekolah negeri di sini gratis, syaratnya salah satu orangtua harus bisa bahasa Arab.
Kalau orangtua nggak bisa bahasa Arab, anak belajar di sekolah swasta. Ada banyak pilihan sekolah swasta di Qatar. Di sini ada sekolah British, Amerika, Finlandia, Spanyol, Perancis, Lebanon, bahkan sekolah India juga ada.
Syarat masuk sekolah di Qatar hampir sama semua. Umumnya mereka minta QID (Qatar ID) anak, riwayat imunisasi, akta lahir, dan data orangtua. Daftar sekolah di Qatar bisa online dan offline.
Kalau kamu ingin memasukkan anak sekolah di Qatar, bisa aja kamu daftar online di negara asalmu. Lalu lengkapi semua data yang diperlukan saat berkunjung ke sekolah. Sebelum menentukan sekolah di mana, kamu bisa searching, tanya teman yang ada di Qatar, dan survei virtual lewat media sosial mereka.
Kalau anak belum punya QID, bilang aja apa adanya. Kamu infokan si anak akan tiba di Qatar kapan lalu sampaikan juga perkiraan QID anak selesai kapan. Btw berkas QID bisa menyusul tapi wajib ada jika anak mau masuk sekolah.
Anak saya belajar di sekolah British. Si sulung masuk sejak Foundation Stage 2 atau setara TK B di Indonesia. Dulu waktu FS 2, saya sebagai ibu awalnya agak takut dengan kemampuan anak beradaptasi terutama soal bahasa karena si sulung belum fasih berbahasa Inggris.
Untungnya sekolah memberikan perhatian khusus kepada anak-anak yang belum fasih ini. Mereka menyediakan waktu tambahan untuk anak-anak supaya bahasa Inggrisnya lancar. Untuk waktu tambahan ini, pihak sekolah memanggil orangtua secara personal. Biasanya mereka akan cerita progres anak di awal term lalu menuju ke poinnya bahwa si anak masih sulit berkomunikasi dalam bahasa Inggris sehingga butuh waktu tambahan.
Oia, waktu tambahan ini tidak menambah jam sekolah dan gratis. Mungkin anak-anak yang belum fasih bahasa Inggris dikumpulin jadi satu, mereka dimasukkan di satu kelas saat mata pelajaran yang lain.
Saya percaya bahwa anak tu belajarnya cepet. Dengan ngomong bahasa Inggris tiap hari di sekolah maka nggak heran saat ini si sulung makin lancar bahasa Inggrisnya. Sekarang kalau si sulung ngobrol sama adeknya kadang pakai bahasa Inggris.🙈
Saya bersyukur karena anak-anak bisa belajar di sekolah internasional. Kalau saya di Indonesia mungkin belum mampu memasukkan anak di sekolah internasional mengingat biayanya yang mihil bingit.
Btw step ini juga salah satu mimpi yang sering saya ucapkan dalam doa. Saya ingin anak saya bisa belajar di sekolah internasional supaya dia mempunyai pemikiran yang luas dan mengerti bahwa dunia ini penuh warna serta ada banyak perbedaan. Semoga aja dengan begini anak-anak lebih toleran dengan yang lain.
Sistem di sekolah internasional memang terstruktur. Mereka akan memberikan info apa pun di awal misal soal tata tertib sekolah, perlengkapan sekolah, parents meeting, jajanan di kantin, dll. Kalau ada kejadian emergency biasanya kepala sekolah langsung kasih info sekolah libur atau anak-anak minta segera dijemput demi keamanan dan keselamatan bersama. Nggak peduli mau semalam apa pun atau mau jam berapa pun, sekolah akan kasih info secepatnya. Salut!!
Awal-awal sekolah, kami sempat protes mengenai info yang terkesan mendadak sehingga persiapannya minim. Beberapa orangtua juga demikian. Misal anak disuruh mengenakan pakaian dengan tema tertentu atau membawa sesuatu ke sekolah. Setelah itu, enggak ada lagi. Kegiatan sekolah yang membutuhkan persiapan khusus akan diinfokan seminggu sebelumnya.
Nah, ini dia yang saya suka. Pihak sekolah merespon tiap masukan yang ada jadi suara orangtua murid juga didengar.
Ada cerita yang bikin saya salut sama sekolah di sini saat Ramadan. Dulu waktu si sulung masih FS 2, dia puasa Ramadan setengah hari. Tapi pihak sekolah tidak ada info mengenai perlakuan ke anak yang puasa. Lalu pak suami japri ke wali kelas menanyakan hal ini, bagaimana peran sekolah ke anak yang puasa.
Ternyata wali kelas tidak bisa memberikan keputusan dan dia mengarahkan untuk bertanya ke petinggi sekolah. Lalu pak suami japri petinggi sekolah. Awalnya saya dan pak suami agak kaget dengan jawaban sekolah ternyata anak-anak TK bahkan SD yang masih kecil jarang ada yang puasa makanya hanya ada info perubahan jam belajar selama Ramadan. Tapi kalau ada anak yang puasa maka mereka akan dipisah dan dimasukkan ke ruangan khusus saat snack time.
Dengan adanya jawaban dari pihak sekolah yang solutif seperti ini kami sebagai orangtua lega. Dan benar waktu kami cross check ke si sulung, saat snack time dia ada di ruangan lain dan didampingi oleh guru atau asisten guru. Di ruangan itu biasanya mereka main atau mungkin belajar. Namun saat lunch time, si sulung makan bersama teman-temannya karena dia masih puasa setengah hari.
![]() |
App si sulung di sekolah |
Nggak dipungkiri mungkin saya yang excited dengan sekolah internasional. Selain sistem yang terstruktur juga adanya berbagai aplikasi dari sekolah untuk menunjang belajar anak.
Waktu si sulung masih FS 2 aplikasi sekolah hanya app untuk belajar membaca. Setelah kelas satu, app-nya tambah banyak. Jadi tahun kemarin saya benar-benar fokus dengan si sulung karena masih meraba sistem belajarnya kayak apa.
Aplikasi yang digunakan tiap sekolah mungkin beda-beda namanya. Tapi pasti mereka punya app utk menunjang belajar anak di rumah. Nah, saya mau cerita tentang aplikasi apa aja yang digunakan di sekolah si sulung.
1. Class Dojo
Isinya semua info tentang sekolah, link untuk ijin pulang gasik, link parent G Drive, inbox ke guru-guru termasuk petinggi sekolah. Jadi nggak ada japrian langsung ke nomer Whatsapp guru kayak di Indonesia. Semua lewat app ini supaya dapat ditelusuri riwayat chat-nya.
2. Aplikasi untuk membaca
Di sekolah anak saya memakai Bug Club. App ini isinya buku untuk membaca yang disediakan oleh sekolah. Buku-buku ini diberikan sesuai kemampuan/tingkat membaca anak. Kalau bukunya sudah dibaca semua boleh japri class teacher buat nambahin. Abis baca, bukunya bisa disimpan di library yang sewaktu-waktu bisa dibaca lagi.
Serunya, di app ini bukunya bisa mengeluarkan suara jadi anak tahu cara membaca yang benar, gimana phonics-nya. Di tiap buku ada semacam pertanyaan dan kalau jawaban kita benar, kita bisa dapat poin. Poin ini bisa ditukar untuk main game atau ditukar stiker yang anak suka. Nah, ini salah satu motivasi si sulung rajin membaca di app ini karena dia mau ngumpulin poin buat ditukar stiker. Tuh, kan fun banget.
3. Doodle
Aplikasi ini ada banyak macamnya. Ada Doodle Math, perkalian, English, dan Spelling. App ini isinya soal mata pelajaran. Guru juga bisa kasih PR di app ini.
Uniknya, app ini kayak game. Kalau anak nggak bisa atau dia salah mulu menjawab soal, pertanyaan dari app ini akan mengulang yang salah. Hhmmm, kalau di game semacam nggak naik level. Jadi biar anak-anak paham dengan materi tersebut.
Anak saya suka banget mainan Doodle. Saya biarin aja dia main Doodle karena secara nggak langsung dia juga belajar.
4. Google Classroom
Kalau di Indonesia semacam grup kelas WA. Yup, di sini pake G Classroom. Membernya teman sekelas, wali kelas, dan 2 petinggi sekolah.
Google Classroom isinya materi pelajaran yang diberikan di kelas secara mingguan plus soal-soal materi pelajaran.
Di app ini kita juga bisa posting/nanya dan komen di materi pelajaran yang dishare.
***
Jujur si, anak baru satu yg SD tapi app-nya sebanyak ini. Ga kebayang sama orangtua yang anaknya dua atau tiga karena katanya mereka pusing mantau info di app sekolah.
Hihihi, saya juga agak pusing kalau ngikutin info yang dishare sekolah. Kadang guru Arabic share materi lalu nggak lama kepala sekolah kasih jadwal parents meeting.
Tapi di sisi lain saya juga seneng dengan sistem yang rapi dan terarah seperti ini. Misal anak lagi ijin nggak masuk sekolah, dia bisa belajar dan mengerjakan PR secara online. Kalau ada apa-apa, guru dan pihak sekolah trackingnya cepet sehingga mereka bisa memberikan solusi segera jika ada aduan dari orangtua. Maklum, orangtua murid di sini ngeri. Kalau mereka nggak suka atau nggak sependapat, mereka akan protes dan ngomong langsung ke sekolah.
Belajar di sekolah internasional bukan berarti secara keseluruhan sekolahnya bagus. Ada juga kok masalah yang terjadi di sekolah. Beberapa orangtua ada yang tidak puas atau kecewa dengan guru atau dengan respon sekolah. Semua pasti ada sisi baik dan enggaknya. Tinggal kitanya aja bagaimana merespon ini semua, apakah hal-hal yang terjadi di luar kendali kita masih wajar dan lihat juga perkembangan anak selama sekolah di sana.
Kalau kamu tidak puas dengan sekolahnya atau mungkin anak kamu mengalami bullying bisa aja pindah ke sekolah lain. Banyak orangtua yang seperti itu. Orangtua pasti akan melakukan yang terbaik untuk anaknya kan. Kamu bisa mencari sekolah yang sesuai dengan value yang kamu tanamkan ke anak.
Fyi, untuk orangtua yang concern pendidikan agama Islam, porsi di sekolah internasional sangat sedikit. Bahkan saya dengar dari beberapa teman, untuk salat zuhur di sekolah kadang sulit. Untuk mengatasi hal ini biasanya anak-anak dileskan agama Islam. Ada yang online dengan guru di Indonesia, ada yang belajar dengan ustad di sini, ada juga yang dimasukkan ke sekolah Islam yang diadakan tiap weekend dengan gurunya orang Indonesia semua.
Segini dulu cerita tentang sekolah di Qatar. Semoga kamu nggak bosen ya main di blog ini yang isinya random.😂
No comments