Kenapa Saya Kursus Bahasa Jepang?

Hampir setahun saya kursus Bahasa Jepang di LBI (Lembaga Bahasa Internasional) UI. Kalau Teman-teman ingin tahu apa itu LBI, silakan baca tulisan saya yang ini. Saya memang suka mempelajari bahasa dan akhirnya memilih kursus Bahasa Jepang di UI.

Kenapa kursus Bahasa Jepang?

Karena berbagai alasan, hahahaha.  

Bukannya saya sok-sokan ambil kursus Bahasa Jepang. Kalau dilihat dari status saya yang seorang ibu rumah tangga biasa, mungkin ada yang berpikiran aneh kenapa ambil kursus Bahasa Jepang. Halah, ibu rumah tangga pakai Bahasa Jepang buat apa? Buang-buang duit saja. 

Tapi, saya nggak peduli dengan pemikiran tersebut. Saya ingin melakukan hal-hal yang saya sukai. Jujur nih belajar sesuatu yang kita suka dan tanpa paksaan, rasanya beda Kawan. Saya sangat menikmati proses belajar di tempat kursus. Setiap pelajaran baru yang bikin pusing pala berbi Pipit, saya pelajari lebih rinci sampai mudeng. Pusing tapi senang, hahaha. Dan, menikmati proses belajarnya itu yang saya suka. 

Lalu, kenapa saya tetap kursus kalau malah bikin pusing? Ini nih alasan kenapa saya kursus Bahasa Jepang :

#Suka Jepang

Ini alasan utama saya ambil kursus. Saya suka Jepang sejak kecil. Setiap membaca kehebatan teknologi di negara Jepang, saya selalu kagum. Puncaknya ketika saya agak iri ketika ada teman SMA yang lolos pertukaran pelajar di Jepang. Setelah melalui tahap seleksi yang ketat, mereka bisa belajar di sana selama beberapa bulan. Sejak itu, keinginan saya untuk bisa ke Jepang sangat kuat.

Seiring berjalannya waktu, alhamdulillah saya bisa ke Jepang meski nebeng dinasnya pak suami. Tuhan mengabulkan keinginan hamba-Nya melalui jalan lain yang lebih mudah. Sebenarnya nggak mudah juga sih kalau mengingat biaya yang harus dikeluarkan untuk mengurus visa dan beli tiket PP-nya. Hahahahaha. Alhamdulillah, semua terbayar ketika bisa merasakan hidup di sana yang cuma beberapa bulan. Pengalaman dan kebahagiaan tak tergantikan oleh uang.*halah*

Saya suka Jepang karena teknologi dan budaya disiplinnya yang tinggi. Dua hal ini yang membuat Jepang bisa menjadi negara yang maju dan hebat. 

Jujur, saya nggak suka mengikuti perkembangan anime, dorama, idol, atau cosplay yang saat ini lagi marak dan membanjiri Indonesia. Saya kurang suka dengan hal-hal tersebut. Jadi kalau ada yang cerita tentang dorama atau anime, saya cuma diam dan serasa mendengarkan bunyi jangkrik krik-krik, hahahaha. 

Tapi saya salut banget sama cowok entah itu teman sendiri atau temannya pak suami yang mengikuti perkembangan idol Jepang, seperti AKB48 dan JKT48. Saya suka ketawa sendiri melihat mereka yang hafal dengan para personilnya. Saya juga salut ketika mereka bela-belain antre berjam-jam demi menonton konsernya. Saya juga salut ketika ada yang sedih kalau idolanya sakit atau keluar dari grupnya. Haduh Mas, kalian sungguh hebat!! Saya nggak sanggup kalau harus seperti kalian. Saya hanya menikmati lagu-lagu mereka yang ngehits aja. Selebihnya engngngngng....

Tanpa mengikuti perkembangan dunia idol, anime dan segala yang ngehits di Jepang bukan berarti saya nggak suka Jepang. Saya suka Jepang karena teknologi dan budayanya. Justru karena inilah yang membuat saya enjoy menjalani kursus. Ketika saya belajar sesuatu yang saya suka, rasanya beda. Saya belajar nggak ada tekanan atau paksaan. Semakin lama belajar justru saya menyadari kalau banyak yang tidak saya ketahui. Nihon-go o benkyoushimasu tanoshii ne! 

Eits, bukan berarti saya nggak suka sama Indonesia, lho. Saya suka Indonesia. Alasan kita kursus bahasa asing bukan berarti kita nggak nasionalis tapi ini untuk menambah ilmu pengetahuan. Ilmu itu tidak terbatas, kan? 

#Tokyo Love Story

Generasi 90-an masih ingat nggak sama drama Tokyo Love Story? Hayoo yang mengaku generasi 90 mana suaranyaaa? Drama Tokyo Love Story ditayangkan di Indosiar setiap sore. Zaman itu Tokyo Love Story sangat terkenal. Gegara drama ini, saya suka sama Jepang. 

Masih ingat nggak sama ceritanya?

Kalau nggak salah, tokoh utamanya Kanji dan Rika Akana. Kanji merantau ke Tokyo untuk mencari kerja. Kanji orangnya pendiam dan kalem banget. Teman sekantornya, Rika Akana sifatnya ceria dan suka ketawa. Sifat Rika beda banget sama sifatnya Kanji. 

Rika suka sama Kanji. Tapi Kanji antara ya dan nggak karena dia suka sama Satomi, temannya sewaktu kecil. Kanji dan Satomi pacaran tapi mereka juga sempat putus. Nah, inilah dramanya ketika Kanji harus memilih antara Satomi atau Rika Akana. Ending drama ini bikin miris. Kanji memilih Satomi untuk dijadikan istri. Padahal Rika lebih cantik dan lebih ceria, lho. Aduh Mas Kanji, kamu kok tega, sih. 

Drama percintaan ini sangat membekas di ingatan saya. Saya masih ingat mukanya Mbak Rika Akana, Mas Kanji dan Mbak Satomi. Saya juga masih ingat sama sound tracknya, lho. Yang ngaku generasi 90-an, yuk ah nyanyi bareng.^,^.

Ku tak tahu harus memulai dari mana
Sang waktu pun slalu terus mengejarku ke sana
Terbang melayang, lalu menghilang
Tertelan kata hiasan cinta

Pacarku yang cantik dan slalu menawan
Membuat susah diriku tuk mengatakan cinta
Namun hujan kan reda 
Dan kita kan dapat berjalan bersama

Di hari itu dan di tempat itu
Bila kita tak pernah berjumpa
Mungkin kita tak akan percaya
Kau dan aku saling suka dan cinta 


#Berteman Sama Orang Jepang

Karena pernah tinggal di Jepang, akhirnya saya punya teman Jepang. Awalnya teman saya cuma satu, yakni sensei yang mengajar Bahasa Jepang di Kannai, Yokohama, tempat tinggal pertama saya. Namanya Nakamura-san. Beliau adalah orang Jepang pertama yang saya kenal. Orangnya sangat baik, perhatian, dan ramah. 

Komunikasi melalui email masih kami lakukan sehingga waktu saya kali kedua tinggal di Jepang, kami kangen-kangenan. Kami saling cerita kondisi masing-masing. Beliau juga mengantarkan saya belanja dan menunjukkan makanan yang tidak mengandung babi. Dari beliau pula saya tahu natto. 

Natto merupakan makanan khas Jepang yang terbuat dari fermentasi kedelai dengan bau yang menyengat dan teksturnya lengket. Karena baunya yang kurang sedap, menjadikan nggak semua orang Jepang suka natto. Mereka nggak tahan dengan baunya. Tapi natto bagi saya sangat enak karena termasuk makanan yang halal, menyehatkan, dan murah. Makan natto lebih nikmat jika dicampur nasi putih hangat dan dicampur dengan irisan daun bawang. Haduuh, saya jadi ngiler membayangkan natto. 


Natto


Ketika ikut dinas yang kedua, alhamdulillah teman saya bertambah. Nggak cuma sensei saja tapi juga teman dari negara lain serta ibu-ibu Indonesia yang tinggal di Jepang. Pertemanan yang awalnya biasa lalu berkembang dengan perkenalan saya dengan ibu-ibu Jepang yang tinggal di Jakarta. Nggak mudah untuk menjalin komunikasi secara intens karena mereka agak tertutup. Kalau nggak ada hal yang penting banget, mereka nggak bakal WhatsApp atau SMS, meski sekadar basa-basi. Dengan kerja sungguh-sungguh dan nggak melanggar etika, baru mereka bisa percaya akan kredibilitas kita. 

Oia, ibu-ibu Jepang yang tinggal di Jakarta pintar Bahasa Indonesia, lho. Mereka belajar Bahasa Indonesia ada yang privat atau ikut kursus. Meski sudah jago casciscus dengan Bahasa Indonesia namun mereka juga sering ngobrol pakai Bahasa Jepang. Nah, supaya saya bisa ikut nimbrung dengan mereka ada baiknya kalau saya mengerti Bahasa Jepang, kan?

#Ingin Balik ke Jepang

Iyaaa, ini keinginan saya selama ini. Entah kapan akan terjadi tapi saya yakin kalau suatu saat bisa ke Jepang lagi. Saya yakin bisa bertemu teman-teman di sana. Saya yakin bisa praktik Bahasa Jepang dengan orang Jepang di negara Jepang. 

Semoga Tuhan merangkul mimpi saya dan mewujudkannya dengan cara yang indah dan mudah. Aamiin.^-^.

#Melatih Otak

Nah, ini juga alasan saya kenapa saya suka belajar. Sejak menjadi ibu rumah tangga kadang saya merasa dunia kok sempit karena cuma mengurus cucian, beberes rumah, memasak, dan nyetrika. Dengan ikut kursus maka saya bisa menggunakan waktu kursus sekalian untuk me time. Dengan ikut kursus, otak saya agak mumet tapi saya senang karena itu tandanya otak dipakai untuk mikir. Tapi..tapi..kalau untuk mikir hal-hal yang berat kadang saya nggak sanggup, Kakaaaak. Misal nih, kalau sudah belajar kanji. Haduuh, pening! 

#Bertambah Teman

Saya selalu senang bila bertemu dengan orang baru. Setiap pergantian term, pasti ada teman baru yang saya kenal. Dengan bertambahnya teman, saya bisa mengerti karakter orang lain dan jalan pikiran mereka. Oia, rata-rata teman saya masih muda-muda, euy! Rasanya seru ketika saya bisa ngobrol dan tahu mimpi serta cita-cita mereka. Sebagian besar dari mereka sih pengin ke Jepang. Anak muda zaman sekarang hebat-hebat, ya!

Itu tadi beberapa alasan kenapa saya kursus bahasa Jepang. Belajar adalah hal yang paling saya sukai apalagi belajar bahasa asing. Dengan mempelajari bahasa asing setidaknya kita mengerti sapaan atau percakapan dasar sehingga kalau mau ngobrol dengan orang asing jadi enak. Jangan takut kalau pengucapan kita masih endebra-endebro. Mereka nggak masalah dengan hal itu. Justru mereka salut ketika tahu kita pernah belajar dan mengerti bahasa asing yang diucapkan. Belajarlah dan terus belajar. Siapa tahu, dengan menguasai bahasa, kita bisa menguasai dunia. Ceileh bahasanya, hahahaha. Gambarimasu!!

7 comments

  1. haa.... dari kemarin aku mau bikin tulisan kenapa aku pun suka jepang, tapi gak kesampaian2 nih mba, takut dianggap lebay atau gak move2on dari jepang. tapi setelah baca ini mau juga euy menuliskannya....

    ReplyDelete
    Replies
    1. Silakan nulis, Mba :)
      Nggak papa dianggap lebay asal hepi hehehe.

      Delete
  2. Sekarang menguasai bahasa asing selain Inggris sangat penting

    ReplyDelete
  3. Dan aku latian bahsa jepan dari ngliat dorama hihihi
    Tapi ngertinya baru dikit dikit banget
    Pingin ih bisa seadvance mb pit

    ReplyDelete
    Replies
    1. Advance apaan?
      Waaa hebat ih liat dorama sambil belajar.

      Delete
  4. bener banget jepang itu disiplin dan teknologinya canggih-canggih , meskipun sayapun suka jepang tapi saya lebih cinta indonesia ..

    ReplyDelete