Tinggal di Depok

Minggu lalu, salah satu sahabat saya yang tinggal di Yogyakarta whatsapp menanyakan gimana rasanya tinggal di Depok, Jawa Barat.

Sahabat saya Maryam (sebut saja namanya itu). Maryam saat ini sedang menjalani LDM. Tugas negara mengharuskan suami harus tinggal di ibu kota. Sedangkan Maryam beserta anak-anaknya tinggal di Yogya. Dia sempat kepikiran untuk tinggal bersama suami. Maryam kasihan kalau mendengar suaminya selalu pulang malam dan masih melakukan aktivitas sendiri di rumah. Capek banget, kan?

Sebenarnya tinggal di mana pun asal kita bisa enjoy pasti akan terasa enak dan nyaman. Keputusan tinggal di Depok merupakan keputusan antara saya dan pak suami. Kata orang, kalau mau memilih tempat tinggal di Jakarta dan sekitarnya, biasanya tempat tersebut dekat dengan tempat tinggal pertama kali. Saya nggak sepenuhnya mengiyakan karena itu tergantung dari berbagai aspek, misalnya saja keuangan.

Saya dan pak suami pertama kali ngontrak di daerah Tanjung Barat, Jakarta Selatan. Saat itu, kalau mau jalan-jalan, yang deket ya di Depok.

Karena apa?

Jarak ke Depok lebih dekat daripada jarak ke Citos atau Penvil. Kalau jalan-jalan ke Depok, mau naik kendaraan sendiri, oke. Mau naik KRL, hayuk. Mau ngangkot, tinggal jalan di depan gang. Jadi, banyak pilihan transportasi kalau mau ke Depok.

Karena sering wara-wiri ke Depok, akhirnya saya dan pak suami merasa sreg dengan kota ini. Kesan pertama saat ke Depok yaitu RAME. Sumpah, dari tugu selamat datang langsung terpampang *halah bahasane* Jalan Margonda yang lebar tapi susah untuk diseberangi. Pengalaman susahnya menyeberang di Margonda pernah saya tulis di sini. Jalan Margonda memang jalan utama di Depok. Ramenya minta ampun apalagi kalau sedang jam-jam sibuk dan weekend. Macetnya, Kakaaaak.

Oke, saya ceritain bagaimana tinggal di Depok dari berbagai aspek, ya.

#Universitas Indonesia

Ini salah satu yang membuat saya suka sama Depok. Apalah arti Depok tanpa UI, hahahahaha. Iya, universitas ini merupakan salah satu universitas impian di negeri ini. Yah, meski belum bisa kuliah di sana seenggaknya sampai saat ini saya masih bisa merasakan perkuliahan ala anak UI. Kok bisa? Lha kan saya masih ambil kursus bahasa asing di UI. Kursus yang seru tersebut pernah saya ceritakan di sini.

Tapi memang bener kok, saya melihat kampus UI sangat hidup. Saya kan ambil kursus hari Sabtu jadi tahu keseruan aktivitas adik-adik mahasiswa di sana. Selalu saja ada kegiatan ngumpul di sana. Entah bikin tugas kuliah, persiapan pentas, atau malah ada kegiatan seru kayak Festival Korea atau Festival Jepang di PSJ (Pusat Studi Jepang). Pokoknya, UI nggak ada matinya. Keren!

Selain itu, UI itu rindang banget. Banyak banget pohon-pohon hijau yang tinggi. Hal ini membuat siapa pun yang jalan kaki di sekitar UI nggak merasa panas. Selain pohon yang memanjakan mata, ada juga danau-danau yang bagus. Enak banget kalau habis kursus jalan kaki sambil melihat danau-danau itu. Adem banget rasanya. Dan, di UI ada bus kampus yang gratis. Duh, komplit banget ya, fasilitasnya.

#Kampus

Selain UI, Depok juga punya banyak kampus, lho. Sependek pengetahuan saya ada BSI dan Guna Dharma yang kampusnya berlokasi di Margonda dan Kelapa Dua. Kehidupan kampus yang selalu rame pasti berimbas pada kehidupan ekonomi yang lain di Depok. Misalnya saja bisnis fotocopy, kuliner, dan kos-kosan. Malah saat ini Depok lagi gencar membangun apartemen. Kabarnya, banyak anak UI yang tinggal di apartemen yang ada di sepanjang Margonda. Wuih!

#Kuliner

Seperti yang saya sebutkan di atas, banyaknya mahasiswa di Depok membuat bisnis kuliner juga menggila di kota ini. Di sepanjang Jalan Margonda dari ujung ke ujung full kuliner. Mau apa? Nasgor, ayam, mie, sushi, soerabi, roti bakar, martabak, bubur, nasi uduk, warteg, es, semua ada. Nggak usah takut kelaparan kalau tinggal di Depok karena kulinernya beragam. Tinggal atur duitnya saja, hahahaha.

Selain Margonda, ada juga kuliner di Daerah Beji, Depok Tengah, Depok Timur, di Jalan Tole Iskandar, dan masih banyak lagi. Misalnya, Soto Juragan yang ada di Depok Timur

#Pusat Perbelanjaan

Kalau menurut saya, mal yang bagus di Depok cuma satu, yaitu Margo City. Kenapa saya bilang bagus? Karena memang lay outnya bagus, nyaman, kulinernya banyak, dan outletnya beragam. Sebenarnya ada juga Detos (Depok Town Square), ITC Depok, Ramayana, D Mall, Giant, Tip Top, dan DTC (Depok Town Center) di Sawangan. Pusat perbelanjaan selain Margo City, sebagian ada yang sepi karena outletnya kurang menarik atau malah harganya kemahalan.

#KRL

Salah satu faktor yang penting banget bagi saya yaitu KRL atau sekarang lebih dikenal dengan commuter line. Iya, saya penyuka transportasi umum. Beberapa daerah di Depok dilalui oleh KRL. Namun ada juga yang enggak, misalnya saja Sawangan. Daerah ini lebih banyak akses tolnya ketimbang KRL.

KRL merupakan transportasi yang sangat murah dan nyaman. Saat ini, PT. KCJ (Kereta Commuter Jakarta) sedang melakukan inovasi dan perbaikan untuk kenyamanan penumpang. Meski murah dan nyaman, kadang transportasi ini juga menjengkelkan karena masih ada kereta yang berangkat nggak tepat waktu dan beberapa gerbong ada yang nggak dapat peron. Keadaan ini tentu merugikan penumpang karena mereka juga harus berpacu dengan waktu, lari-lari memasuki gerbong sambil berdesakan atau mencari gerbong yang ada peronnya.

#Tinggal di Kampung atau Kompleks?

Di Depok banyak banget kompleks mulai dari yang cluster mini sampai kompleks yang besar. Kalau Teman-teman sedang bingung mau mencari kompleks yang mana, saya pernah menulis beberapa kompleks yang ada di Depok. Silakan baca di sini. Siapa tahu bisa menambah referensi jelajah kompleksnya. Jangan lupa, untuk selalu memperhatikan hal-hal berikut sebelum membeli rumah di kompleks.

Teman-teman lebih suka tinggal di kampung? Saya juga pernah tinggal di kampungnya Depok, kok. Kalau mau tahu gimana rasanya tinggal di kampung, silakan baca juga di sini.

#Bebas Banjir?

Kalau ada yang bilang Depok bebas banjir itu di mana dulu? Karena nggak semua daerah bebas banjir. Sewaktu saya dan pak suami mencarai rumah pertama kali, ada lho kompleks yang banjir. Kami tahunya dari letaknya yang lebih rendah dari jalan dan perabot di rumah tersebut diberi tatakan supaya nggak kena banjir. 

Kalau hujan deras, kadang di beberapa jalan bahkan di Margonda sendiri juga sering banjir. Hal ini dikarenakan drainase yang buruk di wilayah tersebut. Penyebabnya karena banyak got yang dibeton jadi air kurang mengalir dengan lancar, akhirnya banjir deh.

#Macet

Kalau ini jangan ditanya. Di mana-mana kalau jam-jam sibuk dan weekend pasti macet. Baik Margonda, Jalan Tole Iskandar, Kartini, Depok Lama, Beji, hampir semua macet. Harus sabar deh kalau mau lewat di jam-jam sibuk. Siapkan stok sabar yang banyak, hahahaha.

#Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan di Depok bisa dibilang cukup bagus. Ada klinik, puskesmas, RSUD, dan ada juga RS swasta yang bonafid. Mau mencari pelayanan kesehatan mulai dari kecantikan sampai pelayanan untuk penyakit gawat, juga tersedia. Mau pelayanan kesehatan yang murah atau yang mahal, juga ada. Mau yang pakai asuransi atau BPJS, juga ada. Komplit! 

#Ruang Terbuka Hijau (RTH)

Sayang sekali, untuk fasilitas RTH yang disediakan oleh pemerintah sangat kurang bahkan tidak ada sama sekali. Hutan kota di Depok ada di UI namun itu nggak membuat semua orang tahu. Bisa dikatakan kalau Depok sangat membutuhkan RTH. Warga dapat melakukan aktivitas atau kreativitas di RTH adalah harapan bagi warga Depok jadi kalau sedang liburan mereka nggak melulu ke mall. 

#Panas

Tinggal di Depok sangat panas seperti Jakarta. Meski di daerah tertentu ada yang masih punya area pepohonan hijau namun kadang panas masih menyengat. Mungkin banyaknya pabrik di Depok turut andil dalam peningkatan suhu di kota ini.

#Jakarta Coret

Iya, Depok merupakan daerah pinggiran Jakarta. Warganya banyak yang pindahan dari Jakarta atau yang bekerja di Jakarta. Alasan mereka memilih tinggal di Depok bisa jadi karena harga tanah di Jakarta sudah mihil bingit. 

Mereka yang bekerja di Jakarta harus rela berangkat pagi, pulang malam, terkena macet di jalan, atau berdesak-desakan di kereta. Para pekerja tersebut umumnya meninggalkan kendaraan mereka di stasiun dan memilih naik kereta karena lebih murah dan nggak kena macet. 

Ini cerita saya mengenai Depok, salah satu kota Jakarta coret. Saya suka Depok dengan berbagai keunikannya. Banyaknya kuliner, cerita kemacetan, dan mudahnya akses di kota ini membuat saya suka layaknya kota kelahiran sendiri. Harapan saya, semoga Depok selalu menjadi kota yang banyak wifinya, ramah anak dan ramah untuk warganya. Aamiin.^-^.

28 comments

  1. Kereen mbak, saya juga di depok bojongsari jauh dari UI tapi enak adem lebih dekat ke pamulang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yg penting masih Depok kan, Mba? :)
      Enak tuh adem.

      Delete
  2. Saya 3 tahun kuliah di Depok Mbak dan seruuuu aja ^^

    ReplyDelete
  3. Belum pernah tau gimana depok. Hehehe tapi udah bisa ngebayangin gimana macet dan panas. Maklum kebiasaan tinggal di desa yg kalau macet cuman pas lebaran doang.

    ReplyDelete
  4. Rumah ku Jaksel mendekati Depok. Seringnya klo belanja bulanan ya ke Margo. Mau iseng ngopi2 jg ke Margo hehehe. Pdhl bs ke penvil ato citos, tp kok ya ke margo lg, ke margo lg hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mba Yeye fansnya Margo nih ceritanya :)

      Delete
  5. Saya belum pernah ke depok mbak, jadi saya tidak tahu :D tapi setelah baca artikel mbak rasanya saya tidak mau ke depok soanya di depok suka banjir dan pasti macet .. hehehe :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Eh, Depok asyik dan seru, lho Mas. Ayo main ke Depok! :)

      Delete
  6. semuanya ada di depok ya mbak, si macet jg gk mau ketinggalan rupanya menghiasi daerah depok, hahayyy...

    ReplyDelete
  7. Ya memang kota depok asik dan gaoooeLll abiz...saya juga punya saudara di daerah depok lama, saya juga suka jalan-jalan di margonda. Ada segala macam disana. Cuma hehe saya dengar di Depok kabarnya byk LGBT yaaa...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Wah kalau itu saya juga denger tapi ga tau di mananya. Heheheehe.

      Delete
  8. saya pernah ke depok, ke tempat kerabat yg tinggal di sana. tp gak liat2 keadaan kotanya sih soalnya naik mobil trus langsung nyampe ke rumah sodara. pulang juga begitu langsung naik mobil gak mampir2 hihi.... jadi ya serasa belum pernah ke depok deh

    ReplyDelete
    Replies
    1. Cobain Mba sambil jajan kulinernya :)

      Delete
  9. Wah kebetulan banget. Anakku mau tes ijazah bhs Jepang di UI mungkin bulan2 Agustus atau Oktober, menunggu info penyelenggara. Ntar aku bisa tanya2 penginepan yg dekat UI & aman utk anak2 ya. Mereka barengan berlima kayaknya, anak SMA semua.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kalau ada yg bisa dibantu, insya Allah dengan senang akan membantu, Mak.

      Delete
  10. Depok stategisnya deket kampus...akkkk
    Dan tentunya byk jajanan dg harga mahasiswa

    ReplyDelete
  11. dari dulu belum kesampaian ke UI....ke UGM udah,tinggal UI nih hehehe

    ReplyDelete
  12. Depok emang asik bgtt..yg gak asik cuma macetnya....

    ReplyDelete
  13. Sedikit ada gambaran tentang Depok...belom pernah ke Depok soalnya hihi, makasih mbak infonya

    ReplyDelete